Chapter 15 - Beanie II

895 91 61
                                    

....dilema di kala nestapa, renjana rindu di kala senja...

*
**
***

[No details proofreading.]

Bret dan Nadine akhirnya sampai di tempat James berlatih.

"Na.. Naddie?!" James sungguh terkejut saat melihat Nadine yang ada di hadapannya. Ia segera meletakkan gitar yang nampak baru di lengannya tadi. Lalu, segera memeluk Nadine. "Apa yang kau lakukan di sini?"

"Tidak, aku dan Beanie hanya ingin membawakanmu makan siang ini." Nadine menyerahkan sebuah kotak makan bento kepada James.

"Terima kasih banyak, Nad." ... "Apa kau ingin melihat kami berlatih?"

"Nanti saja, Jamie. Makanlah dulu. Apa kau sudah makan?"

"Kebetulan sekali aku memang belum makan. Baiklah, aku makan dulu."

James segera mencari tempat lain untuk makan ditemani oleh Nadine dan Bret.

Sebenarnya, James tidak sarapan tadi pagi, terang saja ia kelaparan. Iapun memakan masakan Nadine dengan lahap.

Sesudah makan siang. Nadine menyaksikan James dan Bret yang sedang berlatih vokal.

"Hei! Lihatlah!" Seru Nadine tiba-tiba, dan tentu saja mengentikan James dan Bret.

"Ada apa, Nad?" Usut James.

"Bayi ini menendang saat mendengarmu bernyanyi, sepertinya ia tau itu suaramu." Terang Nadine dengan mata berbinar.

"Wuaahh... Sepertinya, Beanie menyukai suara Ayahnya. Kau harus mengajarinya bernyanyi nanti, James." Celetuk Bret. Ia sesaat kembali lupa akan keputusan Nadine. "Oops! Maaf, aku lupa lagi, Nad." Ia langsung meminta maaf ketika teringat kembali. Ia menunduk tanda menyesal.

Wajahnya James dan Nadine juga berubah mendung. Benarkah sebentar lagi, mereka tidak akan bertemu bayi mereka lagi? Sulit untuk dipercaya bukan?

"Mm.. sepertinya kami harus pulang cepat, Bret." Di saat latihan mereka selesai, James segera berpamit kepada Bret untuk pulang bersama Nadine.

"Mengapa cepat sekali?" Tegur Bret.

"Tak apa, jika terlalu sore, kasihan Nadine. Ia sudah terlihat lelah. Kau taukan, ia mengerjakan semua pekerjaan rumah." Sahut James. Nadine hanya diam tak enggan menimpali, ia memang lelah duduk di sana, ia ingin berbaring di ranjangnya.

"Kalau begitu, biar aku antar." Ujar Bret.

"Tak usah, biar kami naik bus saja. Kau teruskan saja latihannya." Tolak James.

"Jangan begitu, James. Kasihan Nadine jika harus naik bus. Kakinya bengkak seperti itu."

James melihat ke arah kakinya Nadine. "Kau benar, Bret."

"Ya sudah, mari aku antar pulang."

Akhirnya Bret mengantarkan James dan Nadine kembali ke flat mereka.

Padahal jarak antara studio dan gedung flat James dan Nadine tidak terlalu jauh. Tapi, Nadine sempat tertidur di dalam mobil. Mungkin karena lelah yang melanda.

"James, apa kau akan menggendongnya?" Tanya Bret ketika mereka telah sampai di tempat tujuan.

"Jika ia tak hamil, aku sanggup menggendongnya, Bret. Tapi, sekarang aku tak sanggup lagi. Aku takut jika aku akan menjatuhkannya nanti, apalagi lantai kami cukup tinggi."

"Jadi, kau akan membangunkan dirinya?"

"Ya begitulah. Tapi, bolehkah aku membiarkannya tidur sejenak di mobilmu ini Bret? Setelah beberapa menit aku akan membangunkannya."

Our Little SecretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang