Chapter 14 - Beanie

861 89 12
                                    

....pantaskah kami memberinya nama? Jikalau kami saja rela melepaskannya.....

*
**
***

[Hari ini aku menulis terlalu panjang, jadi akan di bagi dua bagian. Itu artinya hari ini akan double update. Beanie part 2 akan di update sebentar lagi. No details proofreading. Happy reading!]

Hari itu senyuman merekah Nadine terpancar menghangatkan seisi flatnya. Dekorasi natal buatannya di ruang tamu masih terpajang, walaupun ini sudah bulan Januari.

Sejak sebulan lalu, bisnis boneka Nadine lumayan menghasilkan cukup uang. Kini kandungan Nadine sudah menginjak usia sekitar 35 minggu atau seminggu sebelum masuk ke bulan ke sembilan.

"Akhirnya...." Nadine sangat bahagia dan lega saat melihat buku tabungan persalinannya. Akhirnya setelah berbulan-bulan lamanya mengumpulkan uang, tabungan itu akhirnya mencapai target biaya persalinan untuk C-section, dan sepertinya masih ada sedikit lebihnya, untuk biaya mereka sehari-hari.

Nadine sudah tak sabar untuk memperlihatkan isi buku tabungan itu kepada James.

"Di mana Jamie? Dia bilang ia akan segera pulang. Bukankah ia hanya akan latihan sebentar." Gerutu Nadine.

Akhirnya, Setelah lama menunggu. James tiba juga di flatnya.

"Jamie!!!" Nadine nampak sangat bahagia, ia langsung memeluk James yang bahkan belum sempat melepas sepatunya.

"Ada apa, Naddie? Kau sepertinya bahagia sekali."

"Aku ingin menunjukkan sesuatu kepadamu. Tapi buka dulu sepatumu.."

"Haha.. baiklah..."

"Kemarilah!" Nadine mengajak James duduk di sampingnya.

"Ada apa?" Usut James.

"Ini lihatlah..." Nadinepun menunjukkan buku tabungan mereka.

"Ya Tuhan, apakah uangnya sudah cukup?" James nampak bersemangat juga.

Nadine terus menganggukkan kepalanya. "Iya, Jamie, dan masih ada lebihnya untuk membayar sewa flat, juga biaya air dan listrik. Aku rasa ini sudah cukup. Dan uangmu untuk biaya makan kita. Aku rasa untuk sampai ke bulan depan kita bisa bertahan, Jamie."

"Bulan depan?" Tiba-tiba senyuman di bibirnya James sirna.

"Kau kenapa Jamie? Harusnya kau senang." Tukas Nadine.

"Ng... Tidak, Mm.. aku hanya tak sabar untuk melihat Beanie kita. Mm.. apakah ia menendang hari ini?"

"Iya, dia menendangku hari ini." Nadinepun meraih tangannya James dan meletakkan itu di perutnya. "Bagaimana, apa kau merasakannya?"

"... ... .." James kehabisan kata-kata, ia terharu saat dapat merasakan tendangan dari bayinya. "Naddie..." Serunya lembut dengan mata berkaca-kaca.

"Ada apa, Jamie? Kenapa kau menangis?"

"Naddie, aku rasa aku tak sanggup melakukannya.."

"Melakukan apa?"

"Bulan depan, bayi ini akan lahir. Tetapi, itu berarti kita akan berpisah darinya. Apa kau sadar itu?"

Nadine akhirnya sadar, ia sempat lupa dengan rencananya sendiri. Ia terlalu sayang dengan bayinya, sehingga ia lupa akan hal itu akhir-akhir ini.

"Naddie..." James membuyarkan lamunan Nadine. "Aku juga bertemu Myrtle di kampus tadi, ia mengajakku berbincang tentang mencari keluarga atau pasangan yang ingin mengadopsi Beanie kecil kita."

Our Little SecretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang