Chapter 13 - They know

995 93 40
                                    

....the sun watches what I do. But the moon knows all my secrets....

J.M.Wonderland-


*
**
***

[No details proofreading.]

Di kafe itu. Alex dengan wajah menyesalnya merunduk, menghindari tatapan penuh kesal dari James dan Nadine. Bahkan belum ada 24 jam. Dan dirinya tak dapat menjaga mulutnya.

"Ma.. maafkan aku." Sesal Alex. "Di kelas pagi tadi, aku selalu terpikirkan tentang bayi yang ingin kalian berikan untuk diadopsi orang lain. Aku sungguh tak rela. Lalu, saat kami ke lapangan basket, Bret dan Ivan membicarakan tentang Nadine. Mereka benar-benar merindukanmu, dan berkata bahwa kau sepertinya tidak akan kembali dan menatap di Filipina." ... "Saat itu, mulutku sudah tak sanggup untuk terkunci. Aku sudah berusaha menahannya, tapi hatiku berkata lain dengan apa yang diperintah otakku." Terang Alex.

"Sudah kuduga, Alex tak akan mampu menyimpan rahasia.." gumam James seraya menggelengkan kepalanya.

"Ya sudah, mau bagaimana lagi. Kita tak mungkin membalikkan waktu bukan?" Ujar Nadine.

"Jadi, kalian maukan memaafkanku?" Usut Alex.

James dan Nadine saling memandang, pemikiran mereka sama. Mau dikatakan apalagi, nasi sudah menjadi bubur.

"Kami tentu saja akan memaafkanmu, Alex." Ucap James. Membuat Alex lega.

"Lalu, di mana Bret dan Ivan?" Usut Nadine.

Alex lalu melihat ke arah jam tangannya. "Mungkin sebentar lagi mereka akan sampai kemari. Beberapa menit lalu mereka berkata, mereka sudah hampir sampai."

Tak berapa lama.

"Nadine?!" Seru Bret dan Ivan dari kejauhan.

Lalu keduanya berlari menghampiri mejanya Nadine, James, dan Alex.

"A.. aku kira, Alex hanya membual.." tukas Bret masih dengan rasa sulit percayanya. Sudah berbulan-bulan ia tak bertemu dengan Nadine.

Tak jauh berbeda dengan Ivan yang kehabisan kata-kata saat melihat Nadine. Namun, karena Nadine masih menyembunyikan perutnya di balik meja, mereka belum sepenuhnya percaya dengan perkataan Alex.

"Mmm.. Nad, Alex berkata bahwa ka.. kau ha.." Ivan ingin sekali bertanya dan berkata tentang kehamilannya Nadine, tapi ia sungguh tak sanggup rasanya.

Nadine menyadari itu, ia lalu bangkit ke posisi berdiri dengan sedikit kesusahan karena ukuran perutnya.

"Astaga! Hmph!" Bret dan Ivan terkejut melihat kenyataan di depan mata mereka, sampai-sampai mereka berusaha menutup mulut mereka yang menganga.

"Aku tau kalian pasti sulit untuk percaya, tapi beginilah nasibku.." ucap Nadine, lalu duduk kembali.

"Hati-hati, Nad." Ucap Ivan melihat Nadine kesulitan.

"Terima kasih.." sahut Nadine.

"Nad, kau kurus sekali. Seorang wanita hamil harus cukup gizi. Tapi, lihatlah dirimu.." tukas Ivan dengan iba.

"Bagaimana dia tidak kurus, aku melihatnya bekerja di pabrik boneka. Tempat itu bahkan membiarkannya bekerja lembur." Celetuk Alex dengan mulut bocornya.

James hanya bisa terdiam, ia merasa bersalah. Ia tak bisa memenuhi kebutuhan Nadine selama ia hamil, sehingga Nadine harus bekerja dan menjadi kurus begini.

"Maaf sebelumnya, ta.. tapi, Mmm.. apa benar yang dikatakan Alex, bahwa itu adalah bayinya.. Mm.. James?" Selidik Bret yang masih tak percaya dengan apa yang terjadi.

Our Little SecretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang