Chapter 24 - Keteledoran

954 75 37
                                    

"..Padahal angin yang berhempus di sekitar kediaman mereka terasa biasa saja dan tiada yang aneh, petanda kemalangan juga tiada. Namun, bulan cahayanya suram dan bintang-bintang tiada nampak..."

*
**
***

[No details proofreading. Jika menemukan typos, jangan sungkan untuk berkomentar.]

Keesokan paginya pun tiba. Fajar yang menyingsing di cakrawala, mulai menyilaukan mata.

"Ate, hari ini Ate akan mengajakku berkeliling kampus kan?" Usut Ezzy saat sarapan dengan Nadine.

"Iya, tapi kau harus menunggu, Ate ada kelas pagi ini." Jawab Nadine.

"Kalau begitu, perkenalkan aku juga dengan teman-temanmu, Ate. Aku juga ingin bertemu dengan sang vokalis kafe itu.. Mm.. James! Iya, namanya James!" Pinta Ezzy.

"Huh! Anak ini benar-benar merepotkan!" Gerutu Nadine di dalam hatinya.

"Ayolah, Ate..." Bujuk Ezzy.

"Baiklah.. Baiklah..." Nadine pun akhirnya mengiyakan. Yang ia pikirkan sekarang adalah cara menyembunyikan bayinya. Jika mereka semua menemui Ezzy, lalu Emma dengan siapa?

***


Sebelum berangkat..

"Hey, Ezzy. Sebelum Ate keluar kelas, kau bisa melihat-lihat kampus dulu sendirian, tapi ingat! Jangan mengambil kesempatan untuk mengencani para gadis!" Cetus Nadine.

"Haha.. Baiklah.. Tenang saja.." Sahut Ezzy.

Setelah itu keduanya berangkat bersama-sama.

***


Setelah kelasnya berakhir, Nadine segera menghampiri tempat rahasia di mana mereka selalu menyembunyikan Emma, yaitu gudang tua yang disulap menjadi perpustakaan kecil.

"Naddie..." Seruan James keluar dari mulutnya dalam bisik.

"Jamie..." Seru Nadine kembali. Baru sehari tak bertemu, mereka sudah saling merindukan. Tapi, tak satupun dari mereka menyadari itu. "My Baby..." Serunya kembali saat melihat bayinya.

Di tempat itu, James hanya berdua saja dengan Emma. Teman-teman mereka yang lain sedang ada kelas.

"Mereka belum selesai?" Tanya Nadine.

"Belum, sebentar lagi." Jawab James.

"Aku ingin mendiskusikan kembali apa yang aku katakan di dalam group chat kita." Ujar Nadine seraya mendekat ke arah James dan Emma. Pandangan matanya terpancar rindu. Bayinya sedang tertidur pulas di dekapan sang Ayah.

"Kalau begitu, biar aku saja yang menjaga Emma." Usul James.

"Tidak, tidak bisa." Larang Nadine, lalu mengambil Emma dari James.

"Kenapa?" Usut James.

"Ezzy melihatmu di kafe, ia mengagumi suaramu, jadi ia ingin bertemu denganmu." Terang Nadine.

"Benarkah? Ia pergi ke kafe tempatku bekerja semalam?!"

"Begitulah.." Nadine membenarkan. Ia lalu menciumi wajah Emma. Walaupun ia tak mengatakannya, ia sungguh merindukan bayinya. Iya, bayi yang hampir ia aborsi dulu.

Our Little SecretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang