....ketika kau mulai menyerah, maka di saat itu aku akan pergi...
*
**
***[No details proofreading. Jadi, jika kalian menemukan kesalahan tulisan atau alur jgn sungkan utk memberitahukan author. Thx.]
Langkah demi langkah menaiki anak tangga itu, James ikut serta naik ke lantai atas mengikuti langkah kaki sang Nenek yang sedang membawa nampan berisi minuman dan berbagai camilan.
Langkahnya lamban, ingin rasanya ia menghentikan waktu saja. Dari ujung lorong rumahnya, James melihat sang Nenek membuka pintu kamarnya dan tersenyum pada siapapun yang ada di dalam sana. Namun, ia malah menghentikan langkahnya. Ia ragu, bukan! Tapi ia takut. Takut akan kehilangan Loulou nya.
Dari balik dinding kamarnya, James belum siap menampakkan dirinya. Dari sana, ia dapat mendengar jelas suara para sahabatnya.
Sang Nenek masuk dan melihat Nadine sedang memangku Loulou. Lalu ia tersenyum kepada Nadine. Untung saja dia tak memergoki Nadine saat menyusui. Alex tadi mendengar suara langkah kaki, jadi ia segera memberitahukan Nadine. Dan untungnya lagi, bayinya tidak menangis.
"Nek, apakah James sudah kembali?" Tanya Ivan, dan James dapat mendengar itu.
"Sudah, tapi entahlah di mana dia? Nenek rasa dia mengikuti Nenek, tapi sampai sekarang ia belum muncul juga." Jawab sang Nenek.
Nadine dan yang lain saling bertukar pandang. Ia tau jika James pasti sulit untuk menemui mereka saat itu.
Tiba-tiba..
"Oueeeekkkk...." Loulou kembali menangis. Mungkin ia masih lapar.
"Cup.. cup.." Nadine berusaha membuat bayinya diam.
"Ini susunya, Nad." Sang Nenek memberikan botol susu.
Nadine meraih itu dan berusaha memberikannya kepada Loulou. Tapi, bayinya itu menolak botol itu, dan terus menangis.
Nadine sadar jika bayinya menginginkannya ASI darinya lagu. Tapi, ia tak mungkin menyusui bayinya di hadapan Neneknya James.
Karena bayi itu tak kian berhenti menangis, sang Nenek lalu mencoba berganti menggendongnya. Namun, siapapun di ruangan itu yang menggendongnya ia tetap menangis.
"..atau ia mau susu yang baru.." tukas sang Nenek. Kemudian meraih botol dot susu di sana. "..biar Nenek buatkan yang baru.
Namun, belum lagi sempat sang Nenek melewati point kamarnya James. Jamespun menampakkan dirinya, membuat semuanya terkejut, khususnya Nadine. Seandainya tidak ada Neneknya James di sana, Nadine mungkin sudah meneriaki James.
".... ...." Terjadi moment of silence di sana, cukup lama dan matanya James bertemu dengan matanya Nadine. Mereka saling tatap tanpa berkedip.
Yang lain melihat keduanya, mana tahu apa yang mereka alami. Para sahabatnya dan sang Nenek hanya mendengar tangisan Loulou yang kian keras.
James perlahan mendekati Nadine, lalu mengambil Loulou dari dekapannya Nadine. Para sahabatnya takut jika James akan kabur lagi membawa bayi itu, sehingga mereka sangat tegang saat melihat kejadian itu. Namun, sebisa mungkin mereka menahan diri agar sang Nenek tak menyadarinya.
Nadine juga sebenarnya terbersit sebuah pemikiran yang sama dengan teman-temannya. Tapi, saat James meminta bayinya, seketika Nadine menyerahkan bayi mereka begitu saja. Ia yakin pada James. James yang ia panggil Jamie itu adalah James miliknya, dan bayi yang digendong James adalah miliknya juga, milik mereka berdua. Keduanya adalah miliknya, bayi dan pria di hadapannya adalah miliknya Nadine. Jadi, kenapa ia harus takut?

KAMU SEDANG MEMBACA
Our Little Secret
Storie d'amoreBagaimana jika seorang gadis polos sengaja melepas keperawanannya untuk sahabatnya sendiri. Karena ia takut jika sang kekasih tau bahwa ia tidak berpengalaman dalam hal tersebut. Sang sahabat bersedia membantu, namun mereka berdua malah terjebak aka...