....tiada guna kau menyesal....
*
**
***[No details proofreading.]
Keesokan paginya. Saat matahari belum sepenuhnya terbit.
Nadine tersadar dari tidurnya."Ouch!" Erangnya saat merasakan perih di daerah sensitifnya saat menggerakkan kakinya.
Nadine masih belum ingat, ia masih setengah sadar. Karena penasaran dengan rasa perih itu, iapun membuka selimutnya.
Untuk sesaat, Nadine masih bingung dan tak sadar. Mengapa ia bisa tak berpakaian, dan siapa pria yang berbaring di sampingnya. Ia belum dapat melihat wajah pria itu karena ia berbaring membelakangi dirinya.
Nadinepun bangkit dan memeriksa selangkangannya. "Berdarah?" Gumamnya.
Iapun mencoba mengingat, tentang apa yang terjadi padanya semalam. Iapun mencoba mengingat dari awal ia mencoba meminta James untuk mengajarinya bercinta. Lalu, ke saat mereka minum-minum, dan akhirnya berakhir di atas ranjang ini.
"Kyaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa................!!" Nadine berteriak sekencangnya. Membuat James terperanjat dan bangun dari tidurnya.
"Ada apa?! Apa?! Ada apa?! Kebakaran?! Apa ada kebakaran?!" James gelabakan. Maklum saja ia baru setengah sadar.
"Hiks! Jamie!!" Teriak Nadine seraya menutupi tubuhnya yang polos dengan selimutnya.
"Naddie! Mengapa kau menangis?!" Usut James terdengar panik.
"Hiks! Jamie, aku sudah tidak perawan lagi.. huaaa....!!"
James kemudian teringat kejadian semalam, iapun mengintip ke bawah selimutnya yang hanya menutupi bagian sensitifnya saja. Dan benar ada bekas darah di sana. Itu berarti kejadian semalam bukanlah hanya mimpinya semata.
"Naddie... Naddie..." James berusaha menenangkan Nadine. Ia berusaha memeluk sahabatnya itu. Namun, Nadine tak ingin disentuh olehnya.
"Hiks! Bagaimana jika Papaku tau? Huaaaa...!" Nadine berbicara sendiri, dan terus menangis.
James hanya berharap agar tangisan Nadine tak terdengar oleh para tetangganya.
"Bukankah semalam kau yang meminta bantuanku untuk melakukan 'itu' denganmu, Nad? Sekarang kenapa kau malah menyesal. Bukankah aku sudah memperingatkanmu sebelumnya." Tukas James.
"Huuaaaaa.....!" Raung Nadine.
Bukannya berhenti menangis. Tangisan Nadine malah semakin menjadi.
James berusaha mengerti perasaan Nadine. Sahabatnya itu mungkin perlu waktu untuk sendirian. Jadi, James perlahan turun dari ranjangnya lalu segera meraih boxers-nya dan mengenakannya lalu keluar dari kamarnya itu, meninggalkan sang sahabat yang sedang menangis meratapi nasibnya.
****
Sekitar satu jam kemudian.*Ceklek..
James yang sudah selesai mandi, dan sekarang ia sedang asyik bermain video games di atas sofanya, tersentak dan menoleh ke arah pintu kamarnya yang dibuka.
Nadine keluar dengan masih mengenakan selimut yang ia lilitkan ke seluruh tubuhnya.
"Tak usah kau tutupi, Nad. Aku sudah melihat semuanya semalam." Ucap James dalam hatinya. Untung saja ia tak berkata langsung, jika iya, mungkin Nadine akan menangis lagi.
"Naddie, kau sudah baik-baik saja? Maafkan aku..." Ucap James.
".... ... ...." Nadine tak menjawab sepatah katapun. Pandangannya kosong, ia berlalu menuju kamar mandi untuk membersihkan dirinya.
![](https://img.wattpad.com/cover/179105218-288-k507443.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Little Secret
Storie d'amoreBagaimana jika seorang gadis polos sengaja melepas keperawanannya untuk sahabatnya sendiri. Karena ia takut jika sang kekasih tau bahwa ia tidak berpengalaman dalam hal tersebut. Sang sahabat bersedia membantu, namun mereka berdua malah terjebak aka...