26. In The Middle of The Night

1.3K 182 41
                                    

=Flashback=


Malam di dalam kapal.

Wooyoung mengeluarkan tiga buah anting kecil berbentuk bunga matahari yang tengah tersenyum. Terdapat kabel di bawahnya yang berukuran sangat kecil yang tersambung pada benda bulat kecil berwarna hitam. Ada juga kabel lain yang tersambung pada benda yang sama namun dengan ukuran lebih besar dan juga sedikit pipih.

"Apa ini?"

"Alat komunikasi. Sederhana. Yah, anting berbentuk matahari. Ini buatan Hongjoong, aku sendiri bingung kenapa dia tak menyarankan benda ini sebagai alat komunikasi padamu. Masing-masing untuk satu orang. Ini bisa disambungkan dengan hanphonemu. Ini adalah alat komunikasi langsung, dan setelah obrolan kalian selesai, datanya akan langsung hilang. Micnya bisa kau sembunyikan dengan sesuatu, pastikan itu dekat dengan sekitar mulutmu karena jangkauan rekam mic ini cukup rendah. Benda ini maksimal hanya bisa terhubung untuk empat orang dan aku agak bersyukur aku membawanya."

"Mungkin ada alasan mengapa ia lupa memberitahuku. Anyways... Aku ingin kalian semua menjadi mata-mata. Mengawasi dan memperhatikan segala hal yang ada di pulau itu nanti. Detail sekecil apapun. Karena, hanya kalian yang kuberitahu masalah ini. Hanya kalian. Dan lagi, ada orang yang bisa diandalkan dalam urusan bertarung di tim ini."

Hoseok melirik Wooyoung dan Yeosang sembari memberi senyuman miring.

"Apapun yang terjadi nanti, turuti saja dulu apa yang mereka katakan. Jangan membuat semua terasa mencurigakan. Intinya, jangan protes. Tetap pura-pura kau tak tahu apa-apa."

Setelah diskusi yang sebenarnya cukup panjang karena banyak yang bertanya-tanya, akhirnya tiba waktunya untuk mereka benar-benar istirahat.

Saat tengah malam, Yeosang terbangun entah kenapa. Ia mengusap matanya yang masih mengantuk itu dan sedikit merapikan rambutnya. Matanya memandang sekeliling, melihat banyak orang yang masih tidur dengan nyenyak.

Namun ternyata, ada kasur yang kosong. Sedikit bingung, tentu saja. Siapa yang keluar tengah malam begini?

Yeosang pun menyibakkan selimutnya lalu berjalan keluar dari kamar itu. Ia melipat tangannya begitu melihat orang yang ia cari tengah menikmati angin laut dan langit kelam di pinggir kapal sendirian.

Entah mengapa tak ada satupun kurcaci rumah yang mengontrol kapal, namun bila ia lihat, kemudi kapal dalam posisi diam dan kapal dengan stabil berlayar menerjang laut.

"Tak bisa tidur?" tanya Yeosang.

Jongho menoleh dengan wajah yang sedikit terkejut.

"Kenapa aku tak mendengar suara langkah kakimu ya?"

Yeosang mengangkat kedua bahunya dan hanya menjawab, "Mungkin karena kau sedang memikirkan sesuatu dengan terlalu dalam sampai-sampai kau tidak waspada. Coba bayangkan kalau aku adalah seseorang yang ingin mencelakaimu."

"Cih. Kalau itu sih alarm bahayaku pasti menyala."

Yeosang menghampiri Jongho, ikut menumpukan kedua tangannya pada pinggiran kapal. Memperhatikan langit yang anehnya tidak terlalu berbintang kali ini. Sungguh... Aneh.

"Sudah lama di sini?"

"Baru saja. Kakak kenapa ke sini?"

"Kenapa memanggil Kakak? Dokter Hoseok tidak ada di sini, kau bisa memanggil seperti biasa."

"Aku harus membiasakan diri, jangan sampai aku lupa di depan Dokter Hoseok."

"Ya ya ya..."

"Sekali lagi, Kakak kenapa ke sini?"

°•'~Mate [YeoJong]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang