04. Night 0.2

1.8K 277 23
                                    

San menyenggol bahu Jongho pelan.

"Hentikan. Daripada dirinya, lebih baik kau mencari pelacur yang lebih profesional. Mereka punya banyak di sini, aku yakin kau akan lebih menyukai mereka," canda San.

"Aku tidak suka pelacur. Aku justru benci dengan orang yang menjual tubuhnya seperti itu. Pekerjaan lain masih ada, untuk apa mereka merelakan tubuh dijamah orang lain yang berbeda setiap harinya hanya untuk mendapat uang? Kebanyakan dari mereka hanya haus sentuhan dan harta saja," kritik Jongho.

DAK!

"Jaga bicaramu Tuan," ucap Yeosang masih berusaha menahan emosinya.

Ia hampir menggebrak meja Bar dengan kuat tadi kalau saja ia tak ingat bahwa malam ini tamu yang hadir lebih sedikit daripada biasanya dan pasti suara itu akan menarik perhatian banyak orang.

"Oh, apakah aku salah berbicara lagi?" Jongho bertanya dengan ekspresi tak berdosa.

"Tentu saja. Anda tidak bisa berkata seperti itu begitu saja karena anda tak tahu alasan asli mereka menekuni pekerjaan itu. Dan tak semua pekerja di sini sama seperti apa yang anda katakan Tuan. Jangan seenaknya berbicara jika anda tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi dengan dunia mereka karena kau tidak pernah merasakan jadi mereka," Yeosang berbicara dengan menjaga senyuman ramahnya.

'Orang ini masih punya hati nurani ternyata,' batin San.

"Sudahlah, jangan bertengkar di sini. Lama kelamaan kalian akan menjadi pusat perhatian jika kalian terus berdebat. Kau juga, sedari tadi menyulut emosi orang saja," tegur San pada Jongho.

"Kenapa aku?"

"Yeosang sedari tadi tak melakukan apapun namun kau selalu menarik emosinya. Tentu saja aku menegurmu, bocah berandal."

Jongho memutar bola mata malas kemudian beralih melihat ke jam tangannya.

"Sudahlah. Aku pergi ke toilet dulu. Hanya sebentar," ucapnya kemudian pergi meninggalkan meja Bar.

Setelah Jongho menghilang dari pandangan mereka dan terasa sudah cukup jauh, San menoleh pada Yeosang yang entah sejak kapan sudah meracik minuman pesanan seseorang.

"Hei Kang Yeosang."

"Hm?"

"Maaf soal Jongho. Dia memang kurang ajar dan yaah... Sering berkata seenaknya. Ada alasan kenapa ia menjadi seperti itu. Tolong maafkan saja dia, oke?"

"Tak apa. Aku sering bertemu orang seperti itu di lantai umum. Biasanya aku tak mudah marah sih. Mungkin aku sedikit stres hari ini dan tak bisa mengendalikan emosiku dengan baik tadi. Aku juga seharusnya minta maaf padanya. After all, dia masih customerku yang harus aku layani dengan baik bukan?" senyum masih terpatri pada wajahnya, hanya saja sirat matanya tak menunjukkan amarah lagi sekarang.

"Beom, kau bisa handle sendirian sebentar? Aku perlu mengambil stok Champagne," ucap Yeosang pada rekannya itu.

"Kau bisa minta tolong pelayan yang lain untuk mengambil stok minuman bukan?"

"Aku juga ingin ke toilet, sekalian saja."

"Oh, oke. Ah iya, bisa tolong bawakan Code 473? Kau tahu kan ada dimana? Itu untuk room 201 di lantai ke empat. Langsung berikan padaku, aku yang akan mengantarnya ke sana."

°•'~Mate [YeoJong]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang