31. Small Talk

1.1K 165 23
                                    

'Kau melihatnya?'

"Sekilas. Tapi aku langsung tahu itu siapa. Dan memang benar itu ada di antara kalian. Dia pasti pergi dan diam-diam mengambil panah dan busur itu atau mungkin kebetulan dia sedang memegang busur dan panah itu. Who knows?"

'Maksudmu dengan memegang?'

"Ada banyak orang yang sedang latihan panahan kan? Kau ini..."

'Dan kau langsung tahu yang mana di antara semua orang yang berlatih panahan?'

"Bodoh, kau lihat sweaternya yang robek kan? Pasti dia sudah mengganti bajunya. Atau melepas sweaternya. Atau bahkan membuang sweaternya."

'iya juga... Em... Bisa kau beritahu siapa dia?'

"Kenapa tak selidiki sendiri?"

'Lewat apa? Aku hanya tahu sweater yang ia pakai, kalau ia menggantinya, kau mau aku masuk ke setiap kamar dan mengobrak-abrik barang orang? Dan kalau ia benar-benar membuangnya, kau mau aku memeriksa semua tempat sampah yang ada?'

Yeosang melirik pintu masuk. Jongho sudah kembali dan langsung berbicara dengan Moonbin. Kedua orang itu menatap dirinya sebentar sebelum kembali berbicara dengan serius.

"Salah satu temanmu tahu sesuatu. Orang itu memiliki hubungan dengan pelaku, dan pelaku memang mengincar pacarmu."

'Bukan pacar,' ucap Yeosang sembari mengalihkan pandangannya dari Jongho.

"Whatever. Harusnya kau bisa langsung tahu siapa temanmu yang aku maksud. Karena kulihat, kau lebih banyak bercengkrama dengan dua orang. Hongjoong bukanlah salah satu dari dua orang yang kusebut. Tebaklah sendiri. Oh, satu lagi. Aku tahu refleksmu bagus, tapi cobalah bertingkah tidak profesional agar Kakakku -Simon- menganggap kalian bukan ancaman. Pria itu kadang bertingkah tak jelas terhadap warga asing, kalau ia sampai tahu kau sesungguhnya bisa melakukan sedikit bela diri dan bisa menggunakan beberapa senjata, ia akan curiga terhadap dirimu dan seluruh temanmu mungkin ikut dalam bahaya. Intinya, cobalah menjadi bodoh sedikit."

'... Kau melakukan telepati denganku hanya untuk hal ini?'

Mingi di seberang sana membuat ekspresi sok berpikir, "Hmm... Apa ya... Kau tidak penasaran dengan lukisan Soyeon di depanmu itu?"

'Kenapa aku harus penasaran?'

"Oh ayolah, satu-satunya orang yang pikirannya sedikit sulit kubaca di antara kalian hanyalah kau. Aku tahu ada yang mau mengulik informasi tentang kami. Atau mengawasi gerak-gerik kami."

'Benar juga, lagi pula tak ada gunanya aku menyembunyikan sesuatu darimu, sekarang kan kau bisa membaca pikiranku.'

Yeosang menghela nafas kecil, 'Aku hanya penasaran kenapa lukisan dia ada di sini dan dia bergelar putri kerajaan kalian sementara dia sendiri adalah werewolf?'

"Pft... Pertanyaan yang amat sederhana. Long-short story, Ayah tak sengaja berhubungan dengan Ibu Kak Soyeon yang seorang werewolf, dan agar Kak Soyeon tak menjadi seorang Werepire (makhluk dengan darah Werewolf dan Vampire), Ibunya menghilang dari kehidupan Ayah agar darah Vampire Ayah tak mempengaruhi janin. Itulah sebabnya Kak Soyeon lahir sebagai werewolf, walaupun begitu, ibunya meninggal setelah melahirkannya. Marga Ayah tidak diturunkan kepada Kak Soyeon karena ia sebenarnya tak mau masuk ke kehidupan Ayah, tentu saja. Tapi Ayah masih menganggapnya bagian dari keluarga, jadi ia membuat lukisan Kak Soyeon dan memberinya gelar. Ayo ayo, kau mau bertanya apa lagi? Mungkin bisa kujawab."

°•'~Mate [YeoJong]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang