.
.
.
Ini seperti mimpi. Mata obsidian yang telah tertutup rapat selama berhari-hari itu kini terbuka, kembali memberi keteduhan di hati siapapun yang memandangnya. Walau dalam keadaan lemah, pemuda berparas rupawan itu tengah mengulas senyum di bibirnya untuk menyambut orang yang telah lama ia rindukan. Orang yang ia cintai lebih dari dirinya sendiri.
Sementara itu Kim Namjoon seolah terpaku di tempatnya. Matanya telah berkaca-kaca melihat Taehyung yang akhirnya sadar dari tidur panjangnya. Hati pria tersebut terlampau bahagia hingga ia tak tahu bagaimana mengekspresikan perasaannya. Ia ingin segera berlari dan memeluk tubuh adiknya erat-erat, tapi kakinya justru terasa begitu berat. Hal itu jelas bukan kebiasaannya. Namjoon adalah orang yang hampir tidak pernah menunjukkan kasih sayang terang-terangan, apa lagi setelah hubungannya dengan Taehyung yang seakan terhalang oleh dinding tebal dan tinggi selama belasan tahun.
Padahal pagi tadi ia berbicara banyak pada Taehyung yang tertidur. Ia bahkan mencium kening adiknya dengan penuh sayang. Tapi sungguh, melakukannya saat Taehyung sadar itu berbeda.
"Taehyungie.. Beri Hyung kesempatan untuk meminta maaf padamu, hum. Hyung sangat rindu padamu. Katamu kau sangat ingin memeluk Hyung. Bagaimana bisa kalau kau tidur begini?"
Bagai deja vu, Taehyung yakin ia pernah mendengar kalimat itu di suatu tempat. Entah kapan. Maka,
"H-Hyung.." Taehyung yang masih bersandar pada kepala brankar itu berusaha mendudukkan diri dengan ringisan kecil di bibir akibat kram perut yang sesekali masih terasa. Jimin dengan sigap membantunya.
"Bolehkah..?" Dengan gerakan pelan dan ekspresi yang tampak ragu, Taehyung mengulurkan kedua tangannya ke depan, siap untuk memeluk.
Tapi bukannya berlari layaknya orang yang ingin segera melepas rindu, Namjoon justru melangkah pelan mendekati adikya, kemudian merengkuh tubuh itu dengan sangat hati-hati seolah Taehyung akan hancur bila ia mendekapnya terlalu erat.
Tangis pria itu pecah seketika saat akhirnya mereka saling memeluk. Sementara sang adik justru tersenyum penuh kelegaan sambil mengelus punggung Namjoon penuh sayang. Ia menyandarkan kepala dengan nyaman pada pundak sang kakak. Matanya terpejam menikmati kehangatan yang lama ia rindukan mengalir di tubuh dan jiwanya. Kehangatan dari keluarga.
"Hyung tidak membenciku?" Taehyung akhirnya bersuara pelan tanpa melepas pelukannya.
"Ya. Aku membencimu, bodoh. Aku benar-benar membencimu." Usapan Namjoon pada belakang kepala Taehyung terhenti.
Taehyung melepas pelukannya, lalu menunduk dalam. "Aku pantas mendapatkannya.. karena terlalu banyak menyakitimu, Hyung. Maaf.."
Namjoon justru tertawa kecil di antara linangan air matanya, lalu meraih kedua bahu Taehyung. Mata monolitnya menelisik wajah si bungsu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hello My Summer Rain! (Kim Taehyung)
FanfictionKim Taehyung itu memiliki sifat terlampau unik, bagai alien yang terdampar di bumi. Ia tinggal sebatang kara dalam sebuah rumah kayu, lalu menjadikan rumah itu sebagai Mars-nya sendiri dan mengumpulkan teman-teman aliennya di sana. Namun, sebuah ins...