Jungkook di sana saat semua itu terjadi. Niatnya memberi hadiah kecil berupa sekeranjang strawberry kesukaan Taehyung dari kebun sang ayah untuk merayakan hari kelulusan hyungnya urung saat ia melihat sebuah mobil mewah berwarna hitam terparkir rapi di halaman rumah Taehyung.
"Bodoh! Bagaimana bisa kau kalah dari anak seorang pesuruh? Kau malah jadi nomor dua. Nomor dua itu pecundang! Apa selama ini kau hanya bermain?! Dasar tidak tahu diuntung!"
Makian demi makian terdengar beserta bunyi pukulan dan cambukan bertubi-tubi. Jungkook ingin sekali berlari ke dalam sana untuk menyelamatkan hyungnya. Namun kalimat yang selalu diucapkan Taehyung membuatnya terdiam di tempat.
'Kalau kau melihatnya di sini, apapun yang terjadi jangan datang ke rumah. Dan jangan sampai kau terlihat olehnya. Jika kau tidak menurutiku, lebih baik jangan anggap aku Hyungmu lagi.'
Larangan keras itulah yang lagi-lagi membuat Jungkook hanya diam setiap hal itu terjadi. Akhirnya anak tersebut menyembunyikan dirinya di samping rumah Taehyung. Jungkook hanya mampu membekap mulutnya, menahan isak tangis kala didengarnya rintihan kecil juga ucapan lirih Taehyung yang terus meminta maaf, namun pukulan itu tak juga berhenti.
Segera setelah pria paruh baya yang kekar itu pergi dengan mobil mewahnya, Jungkook berlari menghampiri Taehyung yang telah tergeletak tak berdaya di lantai dengan luka di sekujur tubuhnya.
"Hyung! Tata Hyung, kau masih bangun? Kau tidak apa-apa?"
Jungkook membodoh-bodohkan dirinya sendiri dalam hati tepat setelah mengatakan itu. Hyungnya jelas tidak baik-baik saja sekarang.
"Hyung..!" Rasa panik membuat Jungkook tak sabaran untuk membalik tubuh Taehyung yang meringkuk.
"Kook... Sa..kit..."
*
"Biarkan saja, Kook. Nanti juga dia akan pergi."
"Tidak bisa, Hyung. Sampai kapan kau mau menyembunyikan ini dari Chim Hyung?"
"Jungkook, kumohon..." Dengan tatapan memelas sambil menggeleng pelan, Taehyung menarik tangan Jungkook yang sudah berdiri untuk membukakan pintu kala Jimin memanggil-manggil nama Taehyung dari luar.
Jungkook menghembuskan nafas lelah. "Hyung, ini tidak benar. Dia sahabatmu, kan? Chim Hyung pasti akan sangat terluka kalau kau terus merahasiakan banyak hal darinya."
Kemudian Jungkook mengibaskan tangan Taehyung hingga terlepas darinya, lalu bergegas membuka pintu. Jungkook tahu itu sangat tidak sopan, tapi dia tidak tahan lagi dengan sikap hyungnya.
"Hai, Chim Hyung." Senyum lebar yang menunjukkan gigi kelinci itu adalah hal pertama yang Jimin lihat dari balik pintu.
"Jungkook? Mana Taehyung?"
"Itu... Tata Hyung..."
"T-Tae... Apa yang.. terjadi?!" Rasanya nafas Jimin hampir terhenti saat dilihatnya Taehyung berjalan mendekati Jungkook dari dalam rumah dengan langkah pincang. Dia babak belur. Wajahnya, tangan dan kakinya juga. Jimin menatap miris pada luka yang sebagian telah tertutup perban, namun sebagian yang lain masih menganga lebar, membiru, bahkan menghitam.
"Akh!"
Taehyung meringis kesakitan sambil refleks menepis tangan Jimin, lalu bergerak mundur ketika Jimin tak sabaran menyentuh pundaknya. Itu membuat Jimin semakin yakin bahwa masih banyak luka lain di tubuh sahabatnya.
Kening Jimin mengeryit dalam. "Kau kenapa?"
"Tata Hyung__"
"Jatuh waktu membantu Paman Jeon panen strawberry," potong Taehyung sebelum Jungkook menyelesaikan ucapannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hello My Summer Rain! (Kim Taehyung)
FanfictionKim Taehyung itu memiliki sifat terlampau unik, bagai alien yang terdampar di bumi. Ia tinggal sebatang kara dalam sebuah rumah kayu, lalu menjadikan rumah itu sebagai Mars-nya sendiri dan mengumpulkan teman-teman aliennya di sana. Namun, sebuah ins...