24. Shine

1.6K 209 17
                                    

Orang-orang terdekat mengenal Taehyung sebagai pribadi yang tak banyak mengeluh. Jungkook, kadang mengibaratkan senyumnya seperti matahari yang selalu hangat walau tertutup awan. Tapi sifat dan ucapannya seperti hujan yang menyejukkan hingga sering kali, amarah menghilang ketika berhadapan dengan anak itu, lengkap dengan tatapan teduhnya. Hebatnya, dia berhasil mengelabuhi semua orang dengan ketenangan dan keceriaannya. Hampir semua orang berpikir bahwa Taehyung tak memiliki masalah hidup yang berarti hingga peristiwa sore itu terjadi.

Sifat Taehyung tak lepas dari bagaimana ia tumbuh. Semasa kecil dulu, bunda selalu mengatakan padanya dan Namjoon Hyung bahwa seorang pria haruslah kuat lahir batin seperti Ayah. Sebab nanti mereka bukan hanya akan memimpin langkahnya sendiri. Seorang pria akan menjadi pemimpin dalam rumah tangga, bahkan dalam cakupan yang lebih luas, memimpin perusahaan misalnya. Seperti Ayah.

Mendiang Kakek mengajarkan Taehyung cara menanam dan merawat tanaman, dibarengi dengan nasehat bahwa apa yang kita tanam adalah apa yang akan kita tuai. Jadi tanamlah kebaikan dan pupuklah dengan kesabaran. Orang sabar itu banyak untungnya. Kakek juga mengajarkan Taehyung cara bermain piano sebagai sarana untuk mengungkapkan isi hatinya. Menurut kakek, seni dapat membantu seseorang membentuk budi pekerti juga menyeimbangkan fungsi otak kiri dan kanan, sehingga nantinya orang itu akan memiliki kelembutan, kecerdasan, serta ketegasan dalam menghadapi hidup.

Tidak dapat dilupakan juga bagaimana Nenek menggantikan peran sang ibu, membimbing Taehyung untuk berdo'a di awal dan akhir hari, sebelum tidur dan saat bangun, atau di saat-saat penting lainnya. Nenek selalu mengatakan, jadikan Tuhan bukan hanya sebagai sembahan, tapi juga sebagai Ayah, Ibu, dan sahabatmu. Katakan padaNya saat kau senang, mengeluhlah padaNya bila kau kesulitan. Akrablah denganNya agar Sang Maha Baik tak ragu untuk menolongmu. Dengan begitu kau pasti dapat bertahan sekeras apapun badai menghantam.

Bertahan. Faktanya, memang itulah yang selalu ia lakukan sepanjang hidupnya. Taehyung menahan lelah, luka, dan ketakutan demi keluarga dan orang-orang yang berharga. Itu pula yang sedang Taehyung lakukan saat ini.

"Tae, kalau kau adalah pasien obesitas, aku pasti sudah memintamu berjalan dua hari setelah operasi. Tapi kau orang normal yang mengalami kecelakaan, sempat kehilangan 35% darah hingga koma. Lambungmu bahkan belum sepenuhnya sembuh, dan akan sangat fatal bila lukanya terbuka dan menyebabkan infeksi." Seokjin menyanggah keras keinginan Taehyung untuk terapi karena otot dan syarafnya yang kaku setelah tertidur selama 6 minggu dan membuatnya tak dapat berjalan.

"Ayolah, Hyung... Aku akan berhati-hati. Semua orang bilang aku harus mengejar kebahagiaanku. Bagaimana mungkin kalau ke kamar mandi saja aku harus digendong?" rengek Taehyung lengkap dengan wajah yang bersungut-sungut.

"Tidak bisa. Kau masih butuh infus. Kau lupa gejala anemia dan hipoglikemia-mu? Bahkan tekanan darahmu masih rendah sampai sekarang. Itu karena lambung kecilmu tidak bisa menyerap nutrisi dengan baik, dan kau terus mengalami dumping karena makanmu tergesa-gesa. Masih untung kau tidak terkena malnutrisi."

"Ayolah, Hyung... Melepas infus sebentar tidak akan membuatku mati, kan?" Seokjin menepuk jidat mendengar bantahan itu.

"Lagi pula kau tahu Namjoon Hyung. Hyung-ku bisa tidak mau bekerja kalau melihat keadaanku begini." Taehyung terus memberenggut.

"Tidak," kukuh Seokjin.

Taehyungpun mendengkus kesal. "Ya sudah. Aku akan berusaha sendiri kalau begitu. Toh di lorong sana juga ada pegangan," anak itu membuang muka dari dokternya.

Seokjin menegang mendengar ucapan Taehyung yang terasa seperti ultimatum. Iapun terdiam, memikirkan segala kemungkinan.

"Baiklah, lakukan terapi itu."

Hello My Summer Rain! (Kim Taehyung)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang