20. Where Are You?

1.8K 209 42
                                    

"Jimin-ah. Masih di sini kau rupanya," sapa Namjoon begitu mendapati presensi sahabat adiknya tengah berdiri di sebelah brankar, membasuh tubuh Taehyung dengan handuk hangat.

Bicara soal Namjoon, dia telah diizinkan untuk beraktivitas kembali seminggu setelah kejadian naas itu. Dan kini Namjoon bertugas mengendalikan Victory Corp, menggantikan peran Kim Jaewon sepenuhnya.

"Hm. Mana mungkin aku meninggalkan alien ini kalau mandi sendiri saja dia tidak bisa?" Kendati suara itu terdengar ketus, tapi gestur Jimin tampak begitu telaten merawat Taehyung.

Namjoon tertawa kecil mendengar seloroh orang yang lebih muda darinya tersebut, lalu mencari ide untuk menanggapi candaan Jimin dengan jawaban yang lebih sengit. Namjoon bersendekap, lalu mengelus dagunya seolah berpikir, "Bagaimana kalau kita pukul saja mukanya agar dia terkejut dan segera bangun? Atau.. Kita seret dia dari ranjang itu ke kamar mandi?"

Iris hazel Jimin yang sengaja dibuat sedatar mungkin kini menatap horor.

"Hyung, pantas saja Taehyung menjauhimu. Aku baru tahu bahwa kau seorang psikopat," rutuk Jimin.

Seketika tawa Namjoon pecah memenuhi ruangan, membuat Jimin mendecih jengah.

"Yaaa. Bagus... Seperti itu, Tuan Namjoon. Jika anda tertawa begitu selama satu jam penuh, mungkin Taehyung akan bangun dan mengutuk Anda!" Seru Jimin dengan intonasi yang dibuat-buat seperti pembawa acara Benteng Takeshi.

Namjoon justru tertawa semakin keras hingga membungkuk sambil memegangi pinggangnya yang sesekali masih terasa nyeri. Mau tidak mau, Jiminpun ikut tertawa, tertular oleh gelak menggelegar si kakak.

"Ah iya Jimin-ah, kau di sini sejak kapan? Apa kau sudah makan?" tanya Namjoon setelah berhasil mengendalikan nafasnya lalu berjalan mendekati ranjang sang adik.

"Aku datang dengan Ibuku jam 2 siang tadi dan kami membawa bekal. Jadi kami makan sebelum Ibu pulang," Jawab Jimin sembari meletakkan handuk di bibir baskom. Dan memang, ibu dan adik Jimin selalu menyempatkan datang menjenguk saat mengetahui keadaan Taehyung.

Namjoon mengangguk lega. "Lalu apa.. Hari ini dokter mengatakan sesuatu?" Kali ini suara Namjoon melirih. Terdengar keraguan dari ucapannya. Ia mengusap lembut surai hitam sang adik.

"Ya... Jin Hyung bilang, respon pada rangsangannya semakin membaik. Kita hanya harus sering berbicara padanya seperti biasa, Hyung."

Jin mengatakan itu lagi. Sejauh yang Namjoon ingat ini sudah yang ketiga kali dalam seminggu terakhir. Semua sudah stabil. Ceritakan apapun pada Taehyung yang membuat dia tertarik untuk kembali ke dunia nyata. Tapi sampai di minggu ke empatpun Taehyung masih tetap tertidur lelap.

Untuk kesekian kali Namjoon menghirup dan menghembuskan nafas panjang, berusaha meredam risau hatinya.

Ia membuka sling bag leather hitamnya, mencari sesuatu. Sebentar kemudian dia mengeluargan ponsel Taehyung dari sana. Tadi pagi Namjoon baru ingat untuk mencharge ponsel yang sudah kehabisan baterai selama hampir satu bulan itu. Dan ia menyalakan benda pipih tersebut, kalau-kalau ada yang mencari adiknya.

Benar saja, saat ponsel itu menyala, ratusan pesan dan panggilan tak terjawab muncul di layarnya.

Kookie, Yook Idiot Sunjae, Hyung Gula, Moonbyul Sunbae, Hyuka Ganteng, Soobin Kasir, Dosen Nam, dan... Sepertinya kontak yang diberi nama emoji tupai ini yang paling banyak menelpon dan mengirim pesan.

Baru saja Namjoon membuka satu chat, ponsel itu tiba-tiba berdering.

"Ha__" Sapaan Namjoon terputus. Sebentar kemudian ia mengernyit sembari menjauhkan ponsel dari telinganya.

Hello My Summer Rain! (Kim Taehyung)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang