CHAPTER 15 : Senjanya Cantik

19 5 0
                                    

"Itu loh Jaja, Akash sama Kaleena kayaknya udah jadian tuh. Gimana kalo kita aja yang sekarang ikutan jadian?" Langit menaik turunkan alisnya menatap Senja.

"Nyebut banget gue beneran. Salah nih Akash biarin gue dijemput orang kesurupan."

Langit merangkul Senja, "Ga ada salahnya menyudahi status jomblo lo sama gue, Ja."

"Bangsat! Ga usah ngeluarin jurus playboy lo ini ke gue ya, ga mempan!" Senja melepaskan rangkulan itu dan melangkahkan kakinya ke motor Langit.

Tangan Senja meraih helm yang berada di jok motor Langit dan memakainya. "Pulang ga?"

Mendengar pertanyaan Senja, Langit menyusul perempuan itu dan mulai bersiap menaiki motornya. Sebelum ia menarik gas, Langit menoleh pada Senja, "Pantai gas ga?"

"Udah sore, sat. Ngapain ke pantai?"

"Liat sunset 'kan bisa, Jaja."

"Terserah lo, deh. Gue mah ngikut aja."

Mendengar persetujuan dari Senja, Langit melajukan motornya dengan cukup kencang. Dirinya mengejar waktu dimana matahari akan tenggelam dengan indah di lautan. Sebenarnya jarak pantai tidak begitu jauh dari posisi mereka berdua, tapi jalanan kota cukup membuat Langit berpikir untuk cepat-cepat sampai sebelum jam pulang kerja tiba.

Setelah menempuh perjalanan sekitar 30 menit, keduanya kini sudah berada di bibir pantai. Melangkahkan kaki yang sesekali menendang pasir pantai dengan kaki telanjang keduanya. Sedangkan matahari di tengah lautan sudah mulai bersiap untuk berpulang, mungkin tinggal beberapa menit lagi bintang besar yang selalu menerangi bumi itu akan menyelesaikan tugasnya hari ini.

"Disini ya?" Tanya Langit pada Senja.

Perempuan itu mengangguk dan mulai ikut duduk di atas pasir putih pantai, di sebelah Langit. Setelahnya laki-laki itu mengeluarkan dua kaleng minuman dari kantung belanja yang tadi sempat keduanya beli di perjalanan. Senja membuka kaleng berwarna merah itu dan mulai mencicipi minuman soda didalamnya.

"Coba Akash ga rapat tadi, kita bertiga bisa liat sunset bareng." Langit berucap setelah meneguk minumannya.

"Udah sibuk dia. Dan sibuknya ga bisa kita ikutin kayak pas SMA."

"Apalagi sekarang udah sama Kaleena."

Senja tersenyum samar, "Kapanpun rasanya selalu ada Kaleena disekitar Akash sekarang."

Langit menatap Senja, "Lo udah siap?"

"Kehilangan Akash?" Tanya Senja sebelum tertawa remeh. "Siap ga siap. Lagian gue juga harus melatih diri kalo sewaktu-waktu lo juga kayak Akash 'kan?"

"Gue ga bakal kayak Akash, Ja."

"Andai omongan lo emang bisa gue pegang, Lang."

"Gue serius." Langit mengubah duduknya menjadi lebih tegap. "Lo ga perlu sungkan buat telpon gue kapanpun lo mau dijemput. Lo ga perlu sungkan buat minta gue nemenin lo. Lo harus tetep jadi Senja yang selalu ngerepotin gue."

Senja memukul lengan Langit, "Bangsat, tetep aja diujungnya lo ngejelekin gue."

Perempuan itu kemudian memilih untuk menatap ke depan. Melihat langit yang mulai berwarna jingga dengan matahari yang sudah tenggelam seperempatnya didalam lautan.

"Beruntung banget ya kita bisa nikmatin sunset kayak gini." Ucap Senja dengan mata berbinar.

"Cantik banget."

Senja mengangguk mendengar ucapan Langit tanpa menoleh, "Pasti, langit jingganya bener-bener ngebuat sunset-nya makin istimewa."

"Iya, Senja emang selalu cantik."

Langit SenjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang