Sudah sekitar satu jam Senja, Akash, dan Langit bernyanyi-nyanyi tidak jelas sejak terakhir Langit memberi informasi kepada kedua temannya tentang acara yang akan dilaksanakan besok malam. Dan kini satu-satunya perempuan di ruangan itu sudah menaruh kepalanya di atas bantal yang sengaja ia turunkan menjadi berada di atas karpet.
"Ngomong-ngomong, gue baru inget." Langit memeluk gitarnya dan mencondongkan tubuh mengambil gelas miliknya.
"Kenapa?" Tanya Senja dengan tatapnya yang terarah pada langit-langit kamar temannya itu.
"Jelasin tentang prince-prince yang lo teriakin tadi, Ja."
Senja membulatkan matanya seraya menahan tawa, setelahnya perempuan itu melirik Akash yang kini sudah menatapnya dengan tatapan sebal. Senja pun akhirnya memilih kembali terduduk dengan bantal yang berada di atas pahanya.
"Jelasin ga nih, Kash?" Tanya Senja dengan tawa meledek.
"Gitu ya lo berdua, punya panggilan sayang ga ngajak-ngajak gue."
Senja memasang wajah sedihnya yang diikuti oleh Langit. "Gue 'kan udah sering panggil lo pake panggilan sayang."
"Emang iya? Apaan, anjir? Kok gue ga tau?"
"Bangsat." Senja tersenyum senang yang setelahnya malah mendapatkan pukulan ringan dari Langit. "Sakit anjir, Lang. Kekerasan terhadap perempuan nih."
"Lebay! Udah cepet jelasin, kepo nih gue."
Akash mengibaskan tangannya, "Jujur, Lang, kata gue sih mending ga usah tau."
"Kenapa tuh emang, Kash?"
"Alay banget soalnya ini. Udah ayo bahas yang lain aja kita."
Senja mendorong bahu Akash, "Ah, prince malu-malu nih."
"Senja.." Akash menatap Senja dengan serius.
"Ih ga pa-pa kali, prince. Biar Langit ga gentayangan malem ini."
"Lah, kok gue gentayangan sih, sat?" Protes Langit.
"Biasanya sih kalo setan gentayangan tuh gara-gara penasaran, Lang."
"Lo tiap malem menimba ilmu sama Mba Kukun ya, Ja? Ahli banget masalah persetanan."
Senja melempar bantal dipahanya, "Bangsat!"
"Iya, sayang." Langit mengangguk paham seraya menaruh gitar di sebelahnya dan mengambil bantal yang dilempar oleh Senja.
"Najis! Ngapain lo sayang-sayang?"
"Kata lo panggilan sayangnya buat gue 'bangsat'. Ya udah gue jawab sayang."
"Udah gila." Senja beralih menatap Akash. "Paling bener temen gue cuma lo doang sih, prince."
"Tapi gue udah blacklist lo dari beberapa menit yang lalu sih, Ja." Ucap Akash.
"Jahat banget! Emang laki-laki di dunia ini udah ga bisa dipercaya."
Beberapa saat setelah Senja menyelesaikan ucapannya, Langit secara tiba-tiba memukul lengan Senja kembali, "Ih pengalihan isu anjir ini, tadi kita lagi bahas prince apaan, kenapa jadi bahas yang lain sih?"
"Lo yang tadi ngajak gue berantem ya, sat."
Langit menaruh telapak tangannya di udara, "Cukup, sekarang coba jelasin kenapa lo manggil Akash prince?"
"Plis, gue mau keluar kamar dulu deh kalo gini." Akash memasang posisi tubuhnya seperti ingin berdiri.
"Ya udah sana, Kash. Lo tau 'kan pintu kamar gue dimana? Gue ga perlu nganter 'kan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Langit Senja
Teen FictionKepada Senja yang paling cantik di alam semesta, kutitip doa pada-Nya agar kamu selalu baik-baik saja. Kepada Senja paling baik di alam semesta, beri aku senyummu maka akan kubuat kau jatuh cinta. Kepada Senja yang selalu ku sayang sepanjang masa, m...