Bunyi nyaring gesekan antara spatula dan wajan yang bersumber dari gerakan teratur penjual nasi goreng menjadi latar suara Senja dan Akash yang kini sudah duduk berhadapan di meja panjang. Senja sibuk mengaduk es teh di depannya menggunakan sedotan, sedangkan Akash lebih memilih untuk menatap lekat perempuan yang sudah cukup lama berada jauh dari genggamannya.
"Mata lo jadi sembab, Ja." Ucap Akash membuka pembicaraan, tangannya terjulur untuk mengusap mata Senja dengan ibu jarinya, "Mata cantik lo jadi lucu."
Senja menepis ringan tangan Akash dan menyeruput es teh miliknya mencoba menutupi rasa terkejut akibat perlakuan tiba-tiba yang Akash lakukan. Matanya bergerak tak tentu arah mencoba mencari pengalihan.
"Malem itu," Akash menggantungkan ucapannya sebelum menarik napas berat, "Kaleena sama temen-temen BEM kasih gue kejutan ulang tahun ceritanya. Gue ga tau, karena itu mendekati acara donor darah gue hari ini, jadi gue buru-buru ke kontrakan temen gue. Disana tiba-tiba mereka kasih gue kejutan."
Senja tak menanngapi penjelasan Akash. Perempuan itu memilih untuk mendengarkan cerita itu hingga selesai, walau terkadang ia memberikan respon mengangguk seperti paham apa yang sedang Akash bicarakan.
"Kaleena di depan semua anak BEM nyatain perasaannya ke gue. Dia juga kasih sesuatu."
Senja menelan ludahnya perlahan, mencoba membuat pilihan apakah ia harus menulikan pendengarannya atau tetap menuruti rasa penasaran tentang apa yang terjadi pada malam itu.
"Gue di kasih jam tangan, Ja."
"Gue tau." Senja kini mulai bersuara, "Jam tangannya dibeli sama gue waktu itu di Mall. 'Kan lo juga jemput Kaleena waktu itu. Terus mana jam tangannya? Kok ga di pake?"
"Ga mau."
"Loh kenapa? Padahal udah muter-muter nyari jam tangan itu doang."
Akash mengetuk-ngetuk meja menggunakan kunci motornya, "Gara-gara jam tangan itu lo nyuruh gue pergi 'kan waktu itu?"
Senja mengibaskan kedua tangannya seraya tertawa canggung, "Bukan, anjir."
"Gue simpen jamnya, Ja." Akash tersenyum dengan kepalanya yang menunduk. "Gue juga tolak perasaan Kaleena malem itu."
"Kenapa??"
"Gue ga suka sama dia?"
Senja membulatkan matanya, "Lo gila ya, Kash? Kasian dia loh? Di depan semua anak BEM lo nolak dia?"
"Engga, gue ngobrol sama dia waktu kita udah berdua."
"Tetep aja, kasian dia kalo lo tolak kayak gitu. Dia udah effort banget kasih lo kejutan dan hadiah."
"Lo mau gue terima dia?" Akash tertawa kecil, "Ga bisa, Ja. Gue suka sama orang lain."
"ANJIRR?? Lo mah PHP--pemberi harapan palsu--ke dia Kash kalo kayak gini. Lo selalu bareng-bareng sama dia, lo kemana-mana jemput dia, lo kasih banyak waktu lo sama dia, kenapa sukanya sama orang lain?"
"Selama ini kita kemana-mana bareng, gue anter jemput lo, gue kasih banyak waktu gue ke lo, tapi lo juga ga suka sama gue 'kan?"
Napas Senja tiba-tiba tercekat ditengah-tengah tenggorokannya. Perkataan terakhir Akash tak mampu Senja sanggah ataupun terima. Ia tak mampu memberikan respon apapun selain tubuhnya yang mematung.
"Mau gimana lagi ya, Ja. Kalo lo sukanya sama Langit, ya gue bisa apa?" Akash tertawa getir mengucapkan kalimat yang selama ini sudah ia pendam cukup lama. "Sebanyak apapun gue ada buat lo, sebaik apapun perlakuan gue sama lo, Langit yang jadi pemenangnya 'kan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Langit Senja
Teen FictionKepada Senja yang paling cantik di alam semesta, kutitip doa pada-Nya agar kamu selalu baik-baik saja. Kepada Senja paling baik di alam semesta, beri aku senyummu maka akan kubuat kau jatuh cinta. Kepada Senja yang selalu ku sayang sepanjang masa, m...