# 04 : Trial By Ordeal

19 8 4
                                    

By the winds that howl-

Rapalan Re seketika terinterupsi oleh serangan mendadak sosok bertudung yang menyasar tumpuan kaki kirinya hingga sedikit limbung, kesempatan ini tak disia-siakan sosok bertudung untuk lakukan serangam lanjutan Fullmight Swing yang mementalkan tubuh Re cukup jauh hingga masuk kembali ke dalam hutan.

Stamina Re sudah mencapai batas, bahkan dengan penyembuhan luka dari San yang efeknya sekejap mata pun tak mampu menutup semua luka yang dideritanya.

"Kesalnya~ "gumam Re yang masih belum beranjak dari tempatnya terjerembab tadi. "Kalau saja aku masih punya cukup energi ...." helanya kemudian memejam mata, pasrah.

Tanpa disadarinya satu per satu titik cahaya hijau serupa kunang-kunang mulai bermunculan dari tiap helai daun, dahan, ranting dan rumput yang disekitar Re dan merasuk kedalam tubuhnya. Nature Blessing, sebuah kejadian langka yang terjadi ketika alam memberikan sebagian energi murninya kepada mereka yang membutuhkan.

Galan yang dalam balutan jubah tudung merasa kalau serangan barusan sudah lebih dari cukup membuat Re untuk mengibarkan bendera putih, namun dia lupa kalau Re merupakan miniatur dari dirinya dari sisi ego dan kenekatan.

Ketika Galan baru saja menginjakkan kaki di hutan, dia langsung disambut oleh ratusan pisau angin pencari yang kini telah menemukan sasarannya.

Dengan mudah Galan menghindari dan menghancurkan pisau-pisau angin tersebut tanpa sadari bahwa dirinya tengah diincari oleh musang putih dengan sepasang lengan arit yang mengincar titik butanya.

Zrashhh!

Tebasan vertikal Shichi membelah bayangan Galan dengan sempurna, sementara si empunya telah lebih dulu melakukan Backstep untuk hindari serangan barusan kemudian berkelit dari tebasan ekor Go yang ikut datang menyerang. Bermaksud untuk lakukan serangan balik, Galan tak sadar bahwa dirinya telah berada dalam jarak serang Re yang sedari tadi merapal serangan terkuatnya, Scythe Weasel Maelstrom.

Terkurung dengan ribuan bilah angin yang bergerak dengan kecepatan suara akan menjadi momok bagi musuhnya kelak!

Itulah kalimat pujian Galan sebelum dirinya merapal Hunker Down, sihir penguatan raga yang membuat perapal kebal dari serangan dalam rentang waktu 60 detik. Sayangnya, besaran kekuatan serangan Scythe Weasel Maelstrom bukan bergantung pada jumlah psyche yang dimiliki perapal melainkan dari akumulasi cedera yang diderita olehnya.

Bisa ditebak, Hunker Down tak bisa menahan lebih lama dan pada akhirnya pelindung itu pun pecah berkeping dan jubah tudung yang melapisi tubuh Galan seketika terkoyak, menampakkan sosok bertelanjang dada yang memakai topeng Peregrine Falcon dengan luka sayatan disana-sini.

Re yang tengah bersiap untuk serangan lanjutan, seketika terpaku pada saat lawannya membuka topeng yang menutupi wajahnya.

"AYAH?!" histeri Re tak percaya.

"Selamat, nampaknya kau berhasil meyakinkan ayahmu yang egois ini," ucap Galan setulusnya.

"Keluarlah San!" panggil Re kemudian buru-buru memerintahkannya untuk mengobati luka yang diderita Galan.

"(Uhuk) Ini hanya luka kecil Re, tak perlu sepanik itu," tenang Galan sebagai respon wajah cemas Re.

Setelah pemulihan luka, dua generasi Alathir itu lalu menjeda sebentar kepulangan mereka ke rumah untuk berdiskusi dan menyusun rencana agar tidak menerima ceramah dan omelan panjang wanita yang sangat mereka sayangi itu, walaupun pada akhirnya semua rencana yang disusun melalui diskusi seksama gagal total karena Tierra langsung mencium gelagat tak beres dari mereka berdua begitu keduanya muncul di ambang pintu rumah.

TempestTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang