#30 : Vestigate

6 0 0
                                    

Menghilangnya dia dari ruang pemulihan, bukan tanpa alasan. Limiter yang ada di pergelangan tangan biang keroknya. Benda sialan itu tetiba saja berdengung dan menampilkan aksara pesan untuk menghadap ke Magistrat untuk menerima penugasan.

Maka, dengan jubah tudung hijau dan baju yang dia pakai saat menerima putusan waktu itu, Ald melenggang masuk ke Magistrat tanpa pencegatan dari penjaga pintu masuk. Mereka hanya melirik sejenak benda yang melingkar di pergelangan tangan kiri, lalu membiarkannya lewat.

Ruap bebauan khas Salve yang terbalur di perban, tercium hidung-hidung mengernyit kala mereka berpapasan. Bocah itu hanya bisa melempar senyum canggung kala mendapat reaksi itu, sambil terus gegaskan langkah menjauh dari kerumunan lantai dasar.

"Kejahilanmu ini seperti Hydra, putus satu tumbuh lima!" hardik Ascrien yang ternyata menjadi penyelia pemberi mandat.

Dia benar-benar tak habis pikir sekaligus mempertanyakan kenekatan bocah ini mengikuti turnamen, apalagi bisa melangkah sejauh ini meskipun menggunakan Limiter.

"Saya hanya penasaran saja perihal Arma yang akan diberikan sebagai hadiahnya." cengir Ald.

"Aku lebih penasaran, kenapa kau tidak juga dijebloskan saja ke penjara bawah tanah!"

"Ayolah tuan Ascrien, saya sedang terluka disini ...."

"Itu karma bocah songong macam dirimu, karena suka melibatkan diri dalam situasi yang tak perlu!"

"Jika tidak melibatkan diri, bagaimana bisa diriku menggali infomasi yang bisa berguna bagi Magistrat?"

Tak ada bantahan, itu menandakan bahwa perkataan Ald tepat sasaran.

"Dilihat dari duyunan penuh semangat para warga kota untuk menonton turnamen, wajah-wajah petarung yang sama sekali asing  berlaga di arena, dan dibukanya kategori umun. Pihak Magistrat tentunya sudah mencium indikasi perjudian terselubung dan kecurangan yang dilakukan oknum panitia kan?"

"Benar, tetapi Magistrat saat ini sedang fokus pada hal yang lebih mendesak ...." tanggap Ascrien.

"Tentu saja, yang saya ucapkan tadi hanyalah pengantar dari masalah inti dan mungkin saja menjadi bagian dari 'hal yang lebih mendesak' yang anda katakan tadi."

Ascrien memberi isyarat untuk Ald melanjutkan kalimatnya.

"Semenjak Battle Royal digelar, saya merasakan ada keganjilan dengan para partisipan yang mengikuti turnamen. Beberapa dari mereka yang lolos memiliki kapasitas Psyche dan refleks di luar nalar, dua faktor ini menjadi alasan untuk berasumsi bahwa kota kita telah disusupi oleh manusia modifikasi dan mungkin ada rencana terselubung dibaliknya?"

"Beri aku penjelasan lebih banyak ...."

Ald mengangguk kemudian melanjutkan penjelasannya.

"Lawan tarung saya di semi final misalnya, dia menggunakan semacam peningkat daya sihir. Bagi yang awan dan tak sensitif dengan fluktuasi Psyche tak akan sadar, di mata mereka hanya akan terlihat seperti serangan sihir normal namun sebenarnya tidak. Dengan cara ini mereka akan terus menang dan bisa ditebak akhirnya kan?"

"Bertarung di turnamen resmi yang dihadiri oleh Raja ..."

"Oleh karena itu, apakah saya bisa berasumsi jika penugasanku kali ini adalah mencegah hal itu terjadi?"

"Kau setengah benar dan setengah salah, penugasanmu memang mencegah adanya penyusup dari luar tapi hanya sebagai informan tanpa kontak langsung. Akan tetapi, yang sedang kau lakukan saat ini masih sejalan dengan penugasan awal jadi-"

"Lanjutkan?"

Ascrien mengangguk, "Aku akan menulis laporan perihal yang telah kau sampaikan tadi, jadi lanjutkan penyelidikanmu dan lakukan tindakan yang dirasa perlu."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 07 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

TempestTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang