Pembatalan pembasmian ternyata direspon pihak Magistrat dengan mengirimkan Maghi mereka, yang datang hari itu juga ke desa itu untuk menelisik alasan dibaliknya.
Paska kedatangannya di desa, sang Maghi mendapati dua informasi yang saling bertolak belakang dari dua sumber. Dalam pernyataannya kepala desa mengatakan bahwa masalah Rhesus telah diselesaikan dengan baik dan penduduk desa kini bisa bertani di ladang dengan tenang, sementara informasi lain dia dapatkan secara tak sengaja dari bisik-bisik dan racauan mabuk warga di kedai minuman tentang keberadaan dua pengembara yang punya andil dalam penyelesaian masalah ini, dua pengembara itu bernama Aldeia Tempest dan seorang wanita ras Halv bernama Rukka.
Sementara sumber kedua berasal dari wakil kepala desa yang berkata bahwa sang kepala desa sedang berada dibawah ancaman dari pengembara yang berjulukan 'Bocah Topan', dia mengancam akan meratakan desa seperti yang pernah dia lakukan dulu jika keinginannya tidak dipenuhi dan kini dia bersama gadis Halv yang bisa memahami bahasa monster.
Laporan Maghi ini membuat pihak Magistrat mulai menebak identitas sebenarnya dari pengembara yang bernama Aldeia Tempest tersebut. Perihal pernyataan negatif yang diterimanya dari sumber kedua, sang Maghi meminta izin untuk tinggal dua hari lagi di desa guna mengamati lebih lanjut dua sosok ini. Dalam dua hari pengamatan, hanya gadis Halv yang datang ke desa dengan tudung terpasang di kepala membawa keranjang anyam berisi tanaman obat dan bahan baku dari hutan dalam yang diminta warga kemudian mereka menukarnya dengan bahan makanan. Dari gerik percakapan yang terlihat, gadis Halv itu begitu santun dan sepertinya sedikit paham tentang meramu tanaman obat.
Saat Maghi itu bersiap kembali ke Magistrat pada keesokan harinya, dia menemukan amplop berisikan sepucuk surat yang diletakkan di meja samping dipan. Di bagian depan amplop tersebut tertulis 'Baca ini tuan Maghi'. Isi surat itu menjelaskan segalanya tentang maksud dan tujuan pengirim surat kedepannya. Pada pertengahan akhir surat, sang pengirim lantas menyelipkan informasi tentang keberadaan manik Enevoar yang membuat makhluk tersebut pindah tempat dari hutan dalam ke desa pada saat itu, lengkap dengan peta lokasi tempatnya terkubur saat ini.
Sang Maghi yang penasaran, menelusuri peta tersebut dan lamat-lamat merasakan pancaran samar Psyche dari kebun yang tak jauh dari rumah wakil kepala desa. Benda itu berada di dalam peti kayu dan terkubur di bawah petakan tanaman labu Potiron yang sulur-sulurnya membelukar liar. Penemuan ini tak pelak merujuk pada wakil kepala desa sebagai pemilik petak sebagai tersangka utama dan mengharuskan dirinya ke Magistrat dibawah kawalan.
Informasi itu pun sampai ke telinga Boden, pria dengan aura tegas dan wibawa tersebut menggelegarkan tawa yang bagai guntur di langit cerah di kediaman keluarga 'Ard.
"Ayah nampaknya begitu senang, ada apa gerangan?" tanya Rhea menghampiri sang ayah dengan membawa nampan berisi dua cangkir dan teko berisi teh Camomile bersama cemilan sore.
"Ah, Rhea ... miniatur Galan ini memang tak henti membuatku takjub!" balas Boden disela tawanya yang perlahan merendah.
Ada semu merah ketika nama itu disebut yang tersembunyi oleh tundukan kepala agar tak sampai terlihat oleh sang ayah.
"Apa yang dilakukannya kali ini?" ucapnya sambil mengisi kedua cangkir dengan teh, membiarkan ayahnya berceloteh tentang sepak terjang Re yang sebagian telah diketahuinya dari Eila yang punya mata dan telinga dimana-mana sama seperti ayahnya namun memiliki jaringan lebih luas hingga sampai ke dunia halimun.
"Bocah ini memang tak bisa diduga jalan pikirannya, ijin meninggalkan akademi karena ingin menebus kesalahan kepada warga yang tempat tinggalnya waktu itu dia tak sengaja hancurkan, tetapi malah sibuk melibatkan diri dengan para Rhesus yang dulunya menyerang desa akibat kekurangan makanan,"
"Bukankah makhluk itu sangat membenci manusia?"
"Nampaknya bocah itu menjadi pengecualian atau terpaksa tunduk patuh pada pembunuh Alpha mereka karena sudah jadi hukum tak tertulis jika kawanan tanpa pemimpin sama saja seperti badan tanpa kepala. Berdasarkan laporan, Dia bersama seorang gadis Halv menggantikan sementara peran Alpha sebagai pelindung kawanan."
"Tipikal Galan ...." sesap Rhea sesaat lalu meletak kembali cangkir teh ke lepeknya. "Jika si wakil kepala desa terbukti bersalah, berarti hukuman pengekangan Re akan dicabut?" tanya Rhea kemudian.
"Secara simbolis, namun pihak Magistrat akan mencari jalan lain untuk bisa membuat bocah itu berada dibawah pengawasan mereka." jawab Boden yang kini telah duduk di sofa bersama Rhea dan mulai menyesap teh.
===
Penemuan manik Enevoar pada petak tanaman labu Potiron milik Epimetis membuat seisi Veilspire seketika gempar, mereka sama sekali tidak menyangka kalau wakil kepala desa yang begitu mengayomi warga bisa berbuat serendah itu di balik layar.
"Itu pasti fitnah, tuan Epimetis tak akan berbuat serendah itu!" bantah seorang pendukung wakil kepala desa mencoba membela.
"Lalu bisa kau jelaskan pertumbuhan belukar yang tak wajar pada tanaman labu Potiron itu!?" tuding seseorang yang kubu lawan.
"Itu hasil dari pupuk khusus, ramuan warisan temurun keluarganya, " timpal seorang lainnya masih membela.
"Keluarganya itu peternak Gyuumoo dan pengrajin gerabah! Ramuan warisan keluarga apanya?" bantah pihak lawan yang mulai gerah dengan pembelaan tak berdasar mereka.
"Sudah cukup, kita biarkan pihak Magistrat yang membuktikan benar atau salahnya ...." tenang Eld yang datang menengahi dua kubu warga yang berdebat.
Namun, perdebatan itu bukannya reda malah makin sengit.
Sementara itu, di salah satu ruangan peradilan Ordenarie Magistrat, sidang kasus kepemilikan benda sihir oleh Epimetis telah mencapai putusan akhir 'bersalah' dengan suara bulat.
Di kursi pesakitan, tubuh Epimetis menunduk terkulai setelah mendengar putusan hakim pengadilan yang menjatuhkan hukuman pengasingan ke sebuah pulau penjara dimana dia akan menjalani kerja paksa untuk membayar kerusakan kota Veilspire.
Dalam pembelaan awalnya, Epimetis menyatakan bahwa tuduhan yang ditujukan padanya salah sasaran karena yang menghancurkan desa bukan dirinya melainkan seseorang yang dijuluki 'Bocah Topan' . Sebagai respon, hakim menyatakan bahwa yang bersangkutan telah menerima hukuman atas itu kemudian berbalik menanyakan perihal benda berbentuk bola kristal berisi asap kelabu pekat bergejolak yang menjadi barang bukti penangkapannya.
'Saya dijebak seseorang!' merupakan kalimat pengelak tuduhan Epimetis saat itu, namun pengingkaran itu dipatahkan oleh barang bukti yang dihadirkan ke tengah majelis peradilan. Begitu peti kayu tempat manik Enevoar disimpan dibuka, tiba-tiba dari kursi pesakitan terdengar erangan tersangka sambil mengibas tangannya yang terasa perih luarbiasa. Setelah rasa perih itu berangsur hilang, di kedua telapak tangannya tergurat aksara kuno yang membentuk kalimat Servaunt bī mihstaz. Tanda tersebut tidak memberi efek sihir apapun pada penerima selain rasa perih luarbiasa jika yang ditandai berada dekat dengan manik tersebut, fakta yang menjadi bukti otentik atas pelaku pencurian.
《Tsuzuku》
Glossary
Camomile : Bunga berbau harum yang ditambahkan dalam teh dengan banyak manfaat untuk kesehatan tubuh.
Gyuumoo : Sejenis hewan pemakan rumput yang diternakkan untuk susu dan dagingnya.
Ordenarie : Bagian Magistrat membawahi peradilan warga biasa dalam kaitan mereka dengan benda sihir dan penyalahgunaan sihir terhadap mereka.
Servaunt bī mihstaz : (Terj.) Pelayan dari sang kabut
KAMU SEDANG MEMBACA
Tempest
FantasyPada upacara Cominofage di desa Aldeia, Re Zawari yang dikenal sebagai bocah lindur membangkitkan elemen angin dan pada saat yang bersamaan sepucuk surat datang ke kediaman keluarganya dalam wujud burung kertas yang berisi undangan dari sebuah akade...