#21 : Obnoxia

32 7 64
                                    

"Rekanmu itu gila Ald!" histeri sang pedagang kala dia bertemu bocah berjubah tudung hijau yang menjaga keretanya.

"Seperti pepatah 'biarkan sang anjing tertidur', seharusnya anda tak perlu berkomentar apa pun tentang dia." senyum bocah itu.

"Jadi sekarang bagaimana? Aku tak bisa pergi bersama dua makhluk itu!"

"Koreksi, Charybdis adalah ekor dari Scylla jadi mereka satu makhluk."

"Apapun itu aku tak mau!"

"Jangan berkata begitu, mereka bisa mendengar anda dari jarak sejauh ini."

Wajah sang pedagang memucat, bayangan tentang tatapan Charybdis sambil menjulur lidah reptilnya akan jadi kenangan buruk yang akan melekat sampai akhir hayat.

"Terima saja, anda bisa meminta pada tuannya untuk membuat mereka sedikit tak terlihat menakutkan jika merasa tak nyaman."

Sang pedagang mengangguk pasrah kemudian naik ke kereta kudanya dan menyentak tali kekang agak pelan agar kedua kuda bergerak dengan kecepatan sedang.

Ald, si bocah berjubah tudung hijau menatap kereta pedagang yang perlahan menjauh dengan senyum geli sekaligus kasihan.

Bersitatap dengan Charybdis memang bukan pengalaman yang mudah dilupakan walaupun ingin, bahkan bagi dirinya. Meski hanya bagian ekor dari Scylla, Charybdis tetap memiliki kemampuan yang sama dengan Aspis dan para kerabat monster melata lainnya yaitu status Eerie lewat tatapan mata.

Pertemuan pertama Ald dengan makhluk ini penuh dengan ketegangan, meski hanya tatapan biasa tetapi reaksi yang ditimbulkan oleh hal itu cukup membuat pusing kepala. Para Kama Itachi menganggap semua tatapan yang tertuju pada mereka sebagai tantangan bertarung, reaksi terparah datang dari Go yang semasa hidup berada dibawah teror para Naja. Dirinya terus menggeram tidak suka dan meminta ular sisik coklat itu untuk alihkan tatapan. Charybdis tidak menggubris ancaman itu dan terus menatap kian lekat karena dituntun oleh insting afinitas. Sebenarnya Scylla pun menatap Ald dengan cara yang sama, tetapi Kama Itachi berbulu hitam itu sudah dibutakan dengan amarah salah tempat dan pada akhirnya menyerang. Saking kuatnya, Go sampai bermanifestasi tanpa seizin tuannya dan menyerang Charybdis sebelum pada akhirnya dihentikan oleh oleh Ald dengan sebuah pelukan berdarah karena rontaan ekor pisau makhluk itu.

Rukka yang sama sekali tak menduga hal ini, hanya bisa berucap maaf berulang kali meskipun Ald telah menunjukkan bahwa dia tak terluka karena efek penyembuh Kama Itachi dan dialah yang seharusnya meminta maaf.

Alasan naluriah apa yang mendasari Familiar milik gadis Halv melakukan itu hingga detik ini masih menjadi rahasia semesta yang belum terungkap.

===

//Mais Ald, ada sekelompok orang asing dengan pedang dan busur  sedang mendirikan tenda di wilayah kita!// lapor kedua Rhesus yang bertugas berburu sekaligus mengintai di batas wilayah yang telah disepakati kedua belah pihak. Sekujur tubuh mereka penuh luka dan salah satu Rhesus menderita luka tebas yang cukup parah.

Setelah kesepakatan waktu itu, kaum Rhesus mendapatkan kembali wilayah berburu mereka dan sebuah pancang menjadi penanda batas yang harus dipatuhi untuk tidak saling memasuki.

Ald tanpa tunda, melesat pergi menuju lokasi dengan arahan Echo dengan gemeretakan gigi menahan amarah karena mereka telah melanggar tiga aturan yakni batas wilayah, membawa senjata dan melukai.

Dalam perjalanan, Ald berjumpa dengan salah satu pelanggar yang langsung menyerangnya dengan lesatan anak panah dilapisi sihir Trāiectus dan Penētrō yang menyasar pijakan dan lengan. Ald merasa tak perlu repot menghindari atau berkelit karena fokus utamanya ialah melumpuhkan dengan Echo fist dan mematahkan busur yang disandangnya.

TempestTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang