08

3.3K 591 12
                                    

Flashback on

Setelah mendapat perintah dari Luke untuk merebut kalung kegelapan dan kalung cahaya dari Leo dan Ellysha. Louise langsung menghampiri Ellysha yang sedang tertidur di kamar. Berharap dengan gadis itu yang sedang tertidur, Louise dapat dengan mudah menjalankan aksinya.

"Louise?" gumam Iriana menatap Louise yang baru saja tiba di bibir pintu. "Kau ingin istirahat?" tanya Iriana berbasa-basi.

Namun, ekspetasinya terlalu jauh. Louise mendengus melihat tiga makhluk yang tengah tertidur pulas dan satu yang sedang sibuk membuat sesuatu. "Bukan urusanmu!" serunya yang kemudian berlalu ke luar kamar. "Sial! Kenapa harus ada mereka?!" Louise membatin kesal.

Iriana yang sudah terbiasa dengan sikap tak ramah Louise hanya mengedik acuh. Dia kembali melanjutkan kegiatannya, meracik sebuah ramuan.

Masih dengan perasaan kesal. Langkah Louise harus berhenti begitu melihat Leo yang tengah tertidur pulas di kursi ruang tamu. Tangan laki-laki itu memegang sesuatu yang tampak berkilau. Mata Louise memicing melihat benda itu. Begitu mengetahui benda apa yang dipegang Leo, mata Louise langsung membuat. Kedua sudut bibirnya terangkat. "Astaga, apakah aku harus berterima kasih padamu, Leo?"

Louise berjalan pelan mendekati Leo. Begitu tiba di samping Leo, tangannya langsung terarah untuk mengambil kalung cahaya yang Leo pegang. Louise sedikit kesusahan, karena genggaman Leo yang cukup kencang. Namun, dengan sedikit kerja keras, akhirnya Louise berhasil mengambil kalung itu.

Gadis penyihir itu langsung berlari hendak menyerahkan benda yang ia dapatkan pada pangerannya. Tanpa tahu, jika kalung yang ia pegang bukanlah yang asli.

Ya, kalung cahaya dan kalung kegelapan memang tak memiliki ciri spesifik. Jika hanya melihat saja, kalung itu akan nampak seperti kalung biasa. Namun, jika dipegang oleh 'orang tertentu', kalung itu dapat mengeluarkan kekuatan yang amat hebat. Dan tentu saja, Louise tidak termasuk dalam golongan 'orang tertentu' tersebut.

Kelopak mata Leo langsung terbuka begitu penampakan Louise sudah tak ada lagi di ruang tamu. Beberapa detik kemudian, bibir laki-laki itu menyeringai kecil. Dengan gerakan pelan, Leo memposisikan dirinya untuk duduk.

***

"Kau tampak amat senang. Apa sesuatu yang baik baru saja terjadi?" Iriana berjalan menghampiri Louise yang sedang duduk santai di teras rumah. Kedua tangan gadis itu membawa nampan yang berisi beberapa gelas minuman dan sedikit cemilan di piring kecil.

Louise menoleh sekilas, kemudian tersenyum lebar. "Tentu saja. Karena mulai sekarang, kita tak perlu bersusah payah lagi untuk mencari pedang Nogra!"

Sebelah alis Iriana terangkat. Gadis itu meletakkan nampan yang ia bawa di atas meja. "Apa maksudmu?" Iriana menatap Louise tak mengerti.

Louise tak langsung menjawab, gadis itu mengambil sebuah biskuit yang tadi dibawa Iriana, kemudian memakannya. Seraya mengunyah biskuit, Louise menyeringai menatap Iriana. "Kau akan tahu sendiri nantinya." Louise bangkit dari duduknya, kemudian berlalu masuk ke dalam. Meninggalkan Iriana yang kini mulai menyeringai kecil.

"Wah, apa ini ramuan pelumpuh kekuatan?" tanya Leo yang tiba-tiba muncul di belakang Iriana. Laki-laki itu mengambil satu biskuit untuk menciumnya, kemudian tanpa pikir panjang langsung melempar biskuit itu ke mulutnya. "Hm, lumayan," komentar Leo yang kemudian langsung berlalu ke hutan.

Iriana yang sedari tadi sudah menahan napas, khawatir Leo akan mengacaukan rencananya, kini mulai menganga, menatap tak percaya kepergian Leo. "Apa maksudnya itu?" Iriana berujar heran.

PETUALANGAN DUA DUNIA (Lengkap)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang