"Hey, apa kalian tak mendengarku?" gadis bermata hijau beralih menatap Louise yang tempat persembunyiannya tak jauh dari laki-laki berpakaian kusam. "Kenapa kalian mengikutiku?" Ia mengulang pertanyaannya.
"Ck, tak berguna. Matilah kau!" Laki-laki berpakaian kusam mengeluarkan pisau lipat, dan berusaha menyerang gadis bermata hijau.
Gadis bermata hijau tentu saja langsung mundur. Ia terus bergerak menghindari serangan membabi-buta dari laki-laki di depannya.
Louise tetap diam di tempat. Merasa jika gadis bermata hijau itu bukanlah makhluk sembarangan, Louise jadi penasaran sekuat apa gadis itu.
"Hey, kau tak berniat menolongku?" tanya si gadis bermata hijau di sela-sela pertarungannya. "Oh! Atau kalian memang komplotan?"
Louise memutar bola matanya malas. "Aku yakin kau bisa mengalahkan manusia itu dengan mudah. Jadi, tak usah banyak drama!"
Gadis bermata hijau sedikit tersentak dengan pernyataan Louise barusan. Namun tak lama, setelahnya, gadis itu langsung terkekeh. "Ah, benar juga!"
Syuu!
Buk!
Gadis penyihir itu mengeluarkan elemen anginnya, dan berhasil menjatuhkan laki-laki berpakaian kusam dalam sekali serangan.
Laki-laki itu mengerang kesakitan setelah badannya membentur kuat dinding beton. Darah segar tampak mengalir di dahi si laki-laki. Hingga tak berapa lama kemudian, laki-laki itu kehilangan kesadarannya.
Gadis bermata hijau menatap prihatin keadaan laki-laki itu, lalu mengedik acuh. "Jadi ... kalian bukan komplotan?" Gadis bermata hijau menoleh pada Louise.
Louise tak menjawab. Ia terus diam, seraya memandang serius gadis bermata hijau.
Dahi gadis bermata hijau mulai berkerut, seakan menyadari sesuatu. "Louise?" Mata gadis itu membulat. "Kau Louise Slowie, kan?!" Ia berlari menghampiri Louise. "Astaga! Kau sungguh Louise Slowie!" Gadis itu berseru gembira.
Kali ini beralih Louise yang mengerutkan dahi. Ia menatap heran gadis di depannya. "Kau mengenalku?"
"Tentu saja!" Gadis itu kembali berseru mantap. "Memangnya siapa yang tak mengenal 'penyihir muda berbakat', yang berhasil lulus dari akademi di usianya yang bahkan baru menginjak lima belas tahun?!" Ia berujar heboh. "Jika pun ada, sudah dipastikan makhluk itu baru keluar dari gua."
Louise mendengus pelan. "Padahal Leo lebih hebat dariku," gumam Louise yang masih dapat didengar gadis di depannya.
"Leo? Maksudmu vampir yang menjadi lulusan termuda di Akademi Cahaya?" Gadis bermata hijau menatap tanya Louise. "Ya, dia cukup terkenal. Tapi, fakta jika dirinya tak memiliki kekuatan, jauh lebih terkenal daripada prestasinya itu."
Louise mendengus geli mendengar penuturan si gadis bermata hijau. "Tak memiliki kekuatan? Sungguh pembohongan publik yang luar biasa!"
Ya, di dunia Arsga, hanya sedikit yang mengetahui jika Rai memiliki kekuatan. Kebanyak makhluk di dunia itu hanya menganggap Rai sebagai vampir jenius yang tak memiliki kekuatan. Karena ... entahlah, laki-laki vampir itu tak pernah mengeluarkan kekuatannya di depan banyak orang.
Louise pun tahu kekuatan Rai karena dia harus bekerja sama dengan laki-laki vampir itu dalam melindungi Luke. Jika tidak, sudah dipastikan ia pun tak akan tahu jika Rai memiliki kekuatan.
Bahkan, saking rahasianya, Luke sendiri tak tahu-menahu akan kekuatan Rai. Yang ia tahu, Rai adalah seorang ahli pedang yang berhasil lulus akademi di usia muda, dengan nilai terbaik.
"Nah, Louise, bagaimana jika-"
Duar!
Suara ledakan yang berasal dari alun-alun kota membuat Louise menoleh seketika. "Pangeran," gumam Louise yang pikirannya langsung tertuju pada Luke.
KAMU SEDANG MEMBACA
PETUALANGAN DUA DUNIA (Lengkap)
Fantasy(Petualangan - Fantasi) Sequel dari cerita TERPILIH. Usai sudah petualangan Ellysha mencari tujuh batu cahaya di dunia Arsga. Namun, tidak dengan misi menyelamatkan dunia Arsga yang diambang kehancuran. Gadis itu kini memiliki petualangan baru, petu...