Luke dan Louise terus beradu kekuatan dengan Anhelta. Dengan kekuatan telekinesis yang Luke miliki, benda-benda di sekitar mereka sudah berterbangan hendak menghantam Anhelta.
Louise tak ingin kalah, kekuatan apinya beberapa kali hampir mengenai Anhelta.
Namun sayangnya, benda-benda yang dikendalikan Luke dapat dengan mudah dihindari oleh Anhelta, juga api yang Louise keluarkan, itu bukan masalah besar baginya. Pengalaman bertarung juga tenaga yang dimiliki Anhelta jauh lebih unggul daripada dua remaja di depannya itu. Anhelta bahkan belum menggunakan kekuatan vampirnya. Sedari tadi, wanita cantik itu hanya menangkis dengan kekuatan dasar yang sudah ia pelajari sedari kecil.
Jadi, bahkan meski dengan Luke dan Louise yang bersatu, keduanya masih belum cukup kuat untuk melawan Anhelta yang kekuatannya masih belum mereka ketahui apa.
Sementara itu, Velrein yang melawan para pengikut sang ratu dengan jenis dan kekuatan yang tentunya juga berbeda, kini sudah berhasil menumbangkan sebagian besar dari mereka. Hanya tinggal tersisa dua, yakni penyihir dengan elemen air dan peri si pengendali tumbuhan.
Velrein yang semula ingin bersenang-senang dahulu, kini langsung merubah pikirannya itu begitu melihat Luke dan Louise yang mulai kewalahan melawan seorang Anhelta.
Dengan gerakan cepat, Velrein melesat terbang ke belakang si penyihir, membuat si penyihir dan peri sontak langsung menoleh, mengikuti arah terbang Velrein. Sesuai rencana, saat kedua musuhnya itu sedikit lengah karena mencari keberadaannya, tumbuhan rambat langsung muncul di belakang mereka. Velrein mengendalikan tumbuhan-tumbuhan itu untuk mencekik leher si penyihir dan peri.
Kedua makhluk itu tentu langsung bertindak untuk melepaskan tumbuhan yang mencekik leher mereka. Namun, sebelum sempat leher mereka terlepas dari tumbuhan itu, dua buah pedang sudah menancap di masing-masing dada mereka.
Velrein menyeringai lebar melihat dua makhluk bodoh yang berhasil ia kalahkan hanya dalam hitungan detik.
Setelah merasa puas, tatapan Velrein kini sudah beralih pada teman-temannya. Dengan sayap lebarnya, Velrein langsung melesat cepat ke arah Anhelta. Ia membawa pedang milik salah satu pengikut sang ratu, hendak melukai Anhelta.
Namun, Anhelta dengan cepat menangkis serangan itu. Velrein bahkan sedikit terhenyak mundur karena tangkisan yang tadi Anhelta lakukan. Padahal Velrein sangat yakin jika itu bukanlah elemen ataupun kekuatan inti milik Anhelta, tapi efek yang ditimbulkan justru lebih besar dari beberapa kekuatan inti yang dimiliki makhluk lain.
Velrein tersenyum sinis, ternyata sebesar ini kekuatan makhluk yang mendapat bantuan kekuatan dari Argon, naga yang memiliki kekuatan luar biasa besar. Baiklah, sepertinya sebelum Argon berhasil dibunuh, mengalahkan Anhelta adalah sebuah kemustahilan. Oleh karena itu, daripada menguras tenaga dengan menggunakan kekuatan penuh, sebaiknya Velrein menggunakan kekuatan berskala kecil yang dapat mengulur waktu.
***
Merasa sudah siap dan yakin, Ellysha langsung membawa kakinya untuk melangkah melewati dua pertarungan yang sedang dilakukan teman-temannya. Sebelah tangan kanan Ellysha menggenggam erat pedang Nogra yang tadi sudah ia keluarkan dari tempat penyimpanannya.
Dalam langkah hati-hatinya itu, Ellysha menyadari jika Vidney dan Argof terus-terusan mencuri tatap pada pedagang Nogra yang ia pegang. Kedua makhluk itu bahkan tampak bersiap untuk menerkamnya. Namun, Rai dan Ara pun sekuat tenaga berusaha untuk tak memberikan kesempatan bagi Vidney dan Argof menyerang Ellysha. Pertarungan keempatnya semakin sengit.
Hingga akhirnya, Vidney berhasil mendaratkan pukulan mematikan miliknya pada Ara, yang membuat wanita itu mendapat kesempatan untuk merebut pedang Nogra dari Ellysha.
"Ellysha!" seru Ara dengan tatapan khawatir melihat Ellysha yang kini sudah terjatuh karena ulah Vidney.
Rai pun demikian, tapi laki-laki itu masih terlibat pertarungan sengit dengan Argof yang kini sudah mulai menggunakan kekuatan vampirnya.
Ellysha bangkit dari jatuhnya, ia menatap ngeri Vidney yang tengah menyeringai kejam ke arahnya. Wanita gila itu sudah bersiap hendak menghancurkan pedang Nogra dengan kekuatannya. Dan dalam hitungan detik, pukulan mematikan milik Vidney sudah menghantam pedang Nogra. Semula yang terjadi hanya sebuah keretakan kecil, tapi setelah pukulan ketiga, akhirnya pedang itu benar-benar hancur. Vidney tertawa kencang diikuti Argof yang kini sudah bersiap mengakhiri pertarungannya dengan kekuatan terakhir yang ia miliki.
Namun, tawa keduanya langsung berakhir begitu api hitam milik Ara berhasil mendarat dengan sempurna di tubuh Vidney. Itu adalah jenis api yang tidak akan padam hingga korbannya sempurna menjadi abu.
"Aarrggghhh!" teriak kencang Vidney yang kali ini pun diikuti oleh Argof. Bedanya, bukan karena api hitam milik Ara yang membuat laki-laki itu berteriak kencang, melainkan kekuatan penyiksa milik Rai.
Untuk beberapa saat, ruangan bawah tanah yang temaram dan pengap itu dipenuhi oleh teriakan Vidney dan Argof, membuat suasana di sana jadi terasa semakin mencengkam bagi Ellysha. Hingga beberapa saat kemudian, teriakan itu langsung hilang diikuti dengan hilangnya Vidney dan Argof yang sudah berubah menjadi debu.
"Apa kita berhasil?" tanya Ellysha dengan tatapan yang masih mengarah pada tempat terakhir kali Vidney hilang.
"Ya, berhasil mengalahkan musuh. Tapi tidak dengan misi kalian," celetuk Gaery yang baru saja tiba bersama tiga temannya yang lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
PETUALANGAN DUA DUNIA (Lengkap)
Fantasy(Petualangan - Fantasi) Sequel dari cerita TERPILIH. Usai sudah petualangan Ellysha mencari tujuh batu cahaya di dunia Arsga. Namun, tidak dengan misi menyelamatkan dunia Arsga yang diambang kehancuran. Gadis itu kini memiliki petualangan baru, petu...