Ellysha menggelung tubuhnya dengan selimut tebal. Kepalanya menunduk, melihat bayangan dirinya di dalam gelas berisi teh hangat yang ia pegang. Di luar sana, suara rintik hujan semakin deras, membuat hawa menjadi semakin dingin.
Ia sudah tak dapat berpikir lagi. Rasanya, semua terjadi dalam sekejap mata. Tiba-tiba saja ia sudah berada di sebuah rumah sederhana dengan bahan batu bata dan nampak tua. Rai bilang itu rumah lamanya. Dan dimana rumah itu berada, Ellysha pun tidak tahu. Tapi yang jelas, ini sudah bukan di dunia manusia.
"Aku sudah selesai masak. Ayo kita makan dahulu, El!" seru Rai yang baru saja masuk ke kamar. Ia menatap lembut Ellysha yang duduk di atas kasur kecil dengan kapasitas satu orang. Gadis itu bersandar di dinding batu bata. Tepat di sampingnya, nampak sebuah jendela kayu terbuka, menampilkan rintik hujan yang kian deras.
Ellysha mengangkat wajahnya, menatap Rai dengan tatapan rumit. "Apa yang akan terjadi selanjutnya, Rai?" tanya Ellysha pelan.
Rai melangkah maju, mendekati kasur dan ikut duduk di bibir kasur. Sebelah tangannya terangkat, mengusap lembut pipi Ellysha yang terasa dingin. "Sudah kubilang, kan? Jangan buka jendelanya. Wajahmu jadi sangat dingin sekarang," ucap Rai khawatir, mengabaikan pertanyaan Ellysha barusan.
"Itu tak menjawab pertanyaanku."
"Aku tak dianugerahi kekuatan untuk melihat masa depan, El."
Ellysha terdiam. Menunduk dan kembali melihat cangkir tehnya. Ia menarik napas panjang, menghembuskannya, lalu berkata, "Aku lelah, Rai." Ellysha berucap pelan yang membuat Rai terdiam.
Rai tahu. Fakta-fakta yang Ellysha ketahui dalam sekejap mata, juga ancaman yang mengancam nyawa, semuanya terlalu cepat untuk dapat Ellysha terima. Apalagi mengingat latar belakang keluarga gadis itu. Dari yang sebelumnya seperti putri raja bergelimang harta, menjadi pekerja keras dengan banyak musuh yang mengancam nyawa. Hidup Ellysha benar-benar terjungkir balik.
Namun, tak ada yang bisa Rai lakukan. Semua terjadi diluar kendali. Bahkan Rai masih belum tahu alasan mengapa Ellysha diculik dan siapa yang menyelamatkan Ellysha dari penculikan itu. Ellysha masih belum bercerita.
Cukup lama saling hanyut dalam keterdiaman, Rai menarik napas panjang, menghembuskannya, kemudian memasang senyum manisnya. "Ayo kita makan dahulu, aku sudah buatkan sup. Kau harus menghangatkan tubuhmu." Rai bangkit dari duduknya, ia mengulurkan sebelah tangan untuk membantu Ellysha berdiri.
Ellysha mendongak, menatap Rai untuk beberapa detik. Beberapa detik selanjutnya, iris hitam kelam Ellysha bergulir ke tangan Rai yang terulur, lalu meletakkan gelas tehnya di tangan itu. Setelahnya, ia mulai berdiri dan berjalan lebih dulu ke arah dapur.
Dahi Rai berkerut halus melihat gelas teh yang tadi Ellysha berikan padanya. Kenapa Ellysha memberikan gelas teh itu? Yang Rai harapkan itu tangan lembut Ellysha, bukan gelas keras ini. Rai mendengkus sekali sebelum ikut menyusul Ellysha ke dapur.
***
"Bagaimana rasanya?" tanya Rai yang sedari tadi memperhatikan Ellysha memakan sup buatannya dengan lahap. Ia tersenyum lebar dengan tatapan penuh harap yang terlayang pada Ellysha. Berharap gadis itu akan memuji sup buatannya.
Ellysha menghentikan gerakan tangannya yang hendak menyuap sup. Ia mendongak, melihat Rai yang duduk di seberangnya. "Kau juga baru menyadarinya?" tanya Ellysha mengabaikan pertanyaan Rai.
Rai tak langsung menjawab, ia terdiam sejenak sebelum beralih melirik buku bersampul coklat yang berada di atas meja di dekat perapian. "Tidak." Senyum Rai memudar, digantikan wajah seriusnya. "Aku sudah tahu dari awal."
Untuk beberapa detik terdiam, akhirnya Ellysha mengusung senyum dingin. "Apalagi yang sudah kau ketahui, Rai?"
Rai tak menjawab, ia berdiri dari duduknya. Berjalan mengelilingi meja, hendak menuju perapian yang berada di belakang Ellysha. Ia memandang intens kayu-kayu yang sudah mulai menghitam dilalap api. Asapnya dengan teratur melewati corong yang berada di atas tumpukan kayu yang terbakar itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
PETUALANGAN DUA DUNIA (Lengkap)
Fantasy(Petualangan - Fantasi) Sequel dari cerita TERPILIH. Usai sudah petualangan Ellysha mencari tujuh batu cahaya di dunia Arsga. Namun, tidak dengan misi menyelamatkan dunia Arsga yang diambang kehancuran. Gadis itu kini memiliki petualangan baru, petu...