07

3.3K 635 54
                                    

"Ara, hey kau mau membawaku kemana?!" Ellysha mencoba menghentikan Ara yang terus menarik tangannya. Entah kemana Ara akan membawanya, Ellysha tidak tahu. Ia merasa sangat ngantuk saat ini, karena memang masih larut malam.

"Kita harus pergi, El! Kau dalam bahaya!" seru Ara yang terus menarik tangan Ellysha. Gadis itu tampak kalut dengan kaki yang terus melangkah tanpa tau arah.

Ellysha yang kesadarannya sudah mulai pulih menghentakkan tangannya, membuat genggaman tangan Ara terlepas. Tentu saja Ara menghentikan langkah begitu genggamannya terlepas.

"Ara, sebenarnya ada apa denganmu? Kenapa kau jadi bersikap aneh begini sih?" Ellysha terengah. Matanya menyorot Ara dengan ekspresi marah bercampur khawatir.

"Kau dalam bahaya, El!" Ara berseru kekeuh. Ellysha menghela napas lelah. "Kau terus menyerukan kalimat itu, memangnya bahaya apa yang mengintaiku?!" tuntut Ellysha yang mulai jengah.

"Kau tidak tahu siapa mereka sebenarnya, El!"

"Kau yang tidak tahu, Ara!"

"Aku? Memangnya apa yang aku tidak tahu, El?" Ara mendengus geli. "Apa yang kau sembunyikan dariku?"

"Aku tidak menyembunyikan apapun. Mereka hanya teman-temanku, dan aku jelas lebih tahu tentang mereka."

Melihat itu Ara kembali mendengus geli seraya memalingkan wajah. "Kenapa kau tak memberitahuku yang sebenarnya saja, El?" Ara berujar dengan suara pelan.

"Memberitahu yang sebenarnya? Apa maksudmu, Ara?" Ellysha menatap Ara bingung. Ya, tentu saja itu hanya drama semata.

Ara menoleh, ia tersenyum miris melihat wajah penuh drama Ellysha. "Sepertinya kita memang tak sedekat itu hingga kau harus memberi tahuku ... maaf."

"Ara, kau ini bicara apa sih?!" Suara Ellysha meninggi.

Ara tersenyum tipis. "Walaupun kau tak berniat memberitahu yang sebenarnya padaku, aku akan tetap menjagamu, El."

"Ara, kau-"

"Sudahlah. Ayo kembali!" Ara kembali menarik tangan Ellysha. Kali ini tujuan mereka adalah rumah sederhana Ara.

Ellysha terdiam. Dia menyadarinya. Menyadari jika Ara mengetahui sesuatu. Entah sejauh mana Ara mengetahuinya, Ellysha masih belum tau. Jadi, menurutnya diam adalah pilihan yang tepat untuk saat ini. "Maaf." Ellysha membatin sendu.

***

"Pangeran!" Louise berteriak kencang. Gadis itu langsung berlari ke arah Luke yang kini jatuh ke lantai. Dari mulut Luke, tampak adanya darah yang keluar, membuat Louise semakin panik.

Iriana si pelaku yang menyerang Luke, dengan santainya mengambil kalung cahaya dan buku sahargaratta yang terlempar tak jauh dari jatuhnya Luke. "Tak ku sangka buku ini masih ada di sini. Apa waktunya belum habis?" Gadis itu menyeringai kecil. "Ah! Tentu saja belum, dunia Arsga bahkan baru saja hendak menemui kehancurannya."

"Kau! Beraninya kau melakukan ini pada pangeran!" Louise menatap murka Iriana yang terus menampakkan seringaian. Sebelah tangannya terangkat dengan kobaran api yang muncul di telapak tangannya.

Sebelah alis Iriana terangkat melihat kekuatan Louise. "Apa kau akan menyerangku, Louise? Kau lupa? Pangeran mu tidak suka jika kau menyerang makhluk lemah!" Iriana tersenyum mengejek.

Louise yang sudah benar-benar murka melemparkan kobaran api itu ke arah Iriana. Berharap kobaran itu akan membakar wajah menyebalkan Iriana. Namun, sayangnya Iriana adalah seorang duyung yang tentu saja memiliki kemampuan mengendalikan air.

Tepat sebelum kobaran api itu mengenai dirinya, Iriana sudah membuat perisai dari air yang dapat melindunginya. Setelah api itu padam, Iriana langsung mengarahkan gumpalan air untuk menyerang Louise.

PETUALANGAN DUA DUNIA (Lengkap)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang