"Ugh, sial!" gerutu Iriana yang baru saja melewati portal antar dunia manusia dan dunia Arsga yang ada di kota Astien. Gadis itu menatap kesal suasana kota yang tengah gaduh. Apalagi adanya beberapa makhluk berjubah hitam. Meski mereka berada di pihak yang sama, tapi Iriana sangat membenci mereka.
Iriana yang tengah berjalan harus menghentikan langkahnya, kala melihat Louise yang sedang berbicara dengan gadis berambut pendek. Tak lama, setelahnya kedua makhluk itu langsung melesat ke arah berlawanan.
Melihat itu, Iriana tersenyum lebar. Karena ia sangat yakin, jika gadis penyihir itu akan bertemu dengan Rai, si pemilik sah kalung yang asli.
Dan bukankah itu akan mempermudahnya? Tentu saja, karena kedatangan Iriana ke dunia manusia tak lain dan tak bukan adalah untuk mengambil kalung cahaya milik Rai.
Sebenarnya Iriana tak begitu mengenal kalung itu, tapi dari rumor yang beredar, kalung itu memiliki kekuatan yang sangat hebat. Namun, hanya keturunan sang raja yang dapat mengendalikannya.
Itulah mengapa, saat pertama kali mendapatkan titah untuk merebut kalung cahaya, Iriana sedikit bingung. Karena ratu bukanlah keturunan asli sang raja, artinya ratu tak dapat mengendalikan kekuatan dari kalung cahaya. Dan jika tak dapat mengendalikan kekuatan itu, lalu untuk apa ratu bersusah payah merebutnya?
Ah entahlah, Iriana tak mengerti. Yang jelas, ia harus merebut kalung itu, lalu membuat ratu menyukainya dan mendukungnya agar tujuannya untuk balas dendam dapat tercapai.
Iriana tak perduli akan konsekuensi dari tindakannya, karena niat balas dendam itu sudah mendarah daging di tubuhnya. Selain itu, Iriana juga tak yakin bisa hidup tenang jika ia belum membalaskan dendamnya.
"Tunggu dan lihatlah," gumam Iriana dengan seringaian menyeramkan.
"Pangeran!" Louise yang sudah menghentikan langkahnya, berseru senang melihat penampakan Luke. Dengan wajah sumringah, gadis penyihir itu langsung berlari semangat ke arah Luke. "Anda baik-baik?"
Luke mengusung senyum manisnya pada Louise yang sedang berwajah cemas. "Jangan khawatir, aku baik-baik saja."
Louise menghela napas lega. "Syukurlah kalau begitu," ujarnya ikut tersenyum senang.
Padangan Louise beralih pada seorang gadis berambut coklat yang tengah menggandeng tangan pangerannya. Ia menatap tak suka gadis itu. "Siapa gadis itu, Pangeran?" tanya Louise yang tak dapat menyembunyikan tatapan sinisnya.
Dislee yang dimaksud hanya bisa menundukkan kepala. Ia melepaskan genggaman tangannya dengan Luke, menyadari sumber kebencian Louise berasal dari sana.
"Ah, ini Dislee, dia akan membantu kita menemukan sepupu tuan Voldes. Dan Dislee, perkenalkan ini Louise, dia asisten pribadiku." Luke mengenalkan keduanya.
Iriana yang sedang bersembunyi mulai mengerut heran. "Tuan Voldes?" gumamnya membeo bingung. "Kenapa mereka mencari kakek tua itu di sini?" Iriana semakin bingung. Namun, gadis duyung itu tak ingin terlalu larut, ia lantas mengedik acuh. "Yah terserahlah, bukan urusanku!"
"Pangeran, kita harus segera keluar dari kota ini." Louise memberikan saran, mengabaikan Dislee yang masih saja menundukkan kepala.
Luke mengangguk. "Tapi kita harus menyelamatkan Ellysha lebih dulu. Para makhluk itu sedang mengincarnya."
Iriana kembali mengerut heran. "Mengincar Ellysha?" gumam Iriana tak mengerti. "Apa maksudnya ini? Memangnya apa yang gadis itu punya hingga diincar oleh para makhluk sialan itu?"
"Mengincar?" beo Louise yang tampaknya tak tahu menahu akan hal itu.
Melihat itu, Iriana semakin menajamkan pendengarannya. Karena ia sangat yakin, ada sesuatu yang amat penting yang dimiliki gadis manusia itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
PETUALANGAN DUA DUNIA (Lengkap)
Fantasy(Petualangan - Fantasi) Sequel dari cerita TERPILIH. Usai sudah petualangan Ellysha mencari tujuh batu cahaya di dunia Arsga. Namun, tidak dengan misi menyelamatkan dunia Arsga yang diambang kehancuran. Gadis itu kini memiliki petualangan baru, petu...