Setelah berhasil membunuh makhluk berjubah hitam, Ara langsung menyusul kepergian Ellysha dan Rai. Perasaannya mulai tak enak setelah mengetahui informasi dari makhluk tadi.
Sedari awal pertemuannya, Ara memang sudah mengetahui ada sesuatu yang tersembunyi dari Ellysha. Entah apa itu, Ara sangat yakin jika itu bukan hal biasa. Dan benar saja, mengetahui jika raja Crifhton mengincar Ellysha, sudah dipastikan jika yang tersembunyi di tubuh Ellysha adalah sesuatu yang amat penting.
Mengenai informasi itu sendiri. Ara sangat yakin jika ada yang tidak benar. Pastilah ada yang makhluk itu salahkan dalam informasi yang ia berikan pada Ara. Dan jika tebakan Ara benar, maka informasi yang salah adalah ... perintah untuk melenyapkan Ellysha.
Namun, bukan berarti itu sudah lebih baik. Jika Sang Raja sudah memberi titah, mustahil ia tak akan mendapatkannya. Itulah mengapa, Ara harus cepat. Ia harus segera menyembunyikan Ellysha, sebelum gadis itu berhasil direbut.
Bruk!
Namun sialnya, perjalanan itu harus terhambat. Seorang gadis berambut hitam tak sengaja Ara tabrak. Gadis itu terjatuh, begitu pula keranjang bunga yang ia bawa. Ara berdecak kesal menatap gadis itu yang tampilannya sangat menyedihkan.
Baju sederhana, rambut berantakan, bekas memar di beberapa bagian tubuh, dan sisa air mata di pipi mulus gadis itu. Ara ingin mengabaikannya mengingat ia sedang terburu-buru, tapi ia sedikit simpati pada gadis itu.
Dengan tergesa, Ara langsung berjongkok membantu gadis itu. Ia sesekali menggerutu kesal, mengingat banyaknya waktu yang terbuang. "Ck, ambil ini!" Ara berdecak, seraya menyerahkan sebungkus coklat yang tadi ia beli, sebagai permintaan maaf karena telah menabrak gadis itu.
Si gadis berambut hitam ragu-ragu hendak menerima coklat dari Ara, membuat Ara jadi geram. "Cepat ambil, aku sedang buru-buru!" Ara menarik paksa tangan gadis berambut hitam, lalu meletakkan bungkus coklat di atas sana.
Tanpa menunggu ucapan terima kasih yang hendak diucapkan gadis berambut hitam, Ara langsung melesat pergi. Perasaannya semakin tidak enak.
Namun, lagi-lagi ia harus mendapatkan hambatan. Kali ini bukan musuh ataupun gadis menyedihkan yang menghambat jalannya. Melainkan penyihir menyebalkan yang sok tahu dan sok berkuasa.
"Ck, sial sekali aku harus bertemu denganmu!" sinis Ara pada Louise yang tampak sedang cemas.
Louise menghiraukan ucapan sinis dari Ara. Ia berjalan mendekati Ara. "Apa kau melihat pangeran Luke?" tanya gadis itu penuh harap.
Ara mengerutkan dahinya. Ia tahu keselamatan Luke juga termasuk tugasnya, tapi sepertinya tatapan cemas itu lebih dari sekedar kekhawatiran terhadap tugas. Tak ingin terlalu larut, Ara hanya menggeleng. "Oh, apa kau melihat Ellysha?" Ara ikut bertanya.
"Tidak. Kalau begitu aku pergi dulu." Louise langsung melesat, meninggalkan Ara yang juga kembali melanjutkan langkahnya mencari Ellysha.
***
Rai tersenyum remeh melihat tiga makhluk berjubah hitam berdiri satu meter di depannya. Sebenarnya, mudah saja bagi Rai untuk mengalahkan tiga makhluk itu dengan kekuatannya. Namun, ia hanya akan mengeluarkan kekuatan itu, jika maut sudah berada di depan mata gadisnya.
Karena, hey! Tanpa kekuatan saja, Rai sudah dijuluki sebagai ksatria muda terhebat di kerajaan vampir. Jadi, ia tak akan repot-repot mengeluarkan kekuatannya, jika hanya untuk menyerang tiga makhluk lemah di seperti mereka.
"Hey vampir, bagaimana jika kau menyerahkan gadis itu dengan suka rela? Kami tak akan menyerangmu, jika kau melakukan itu." Seorang makhluk berjubah hitam yang berjalan di depan, memberikan penawaran pada Rai.
Rai mendengus geli. Ia menyeringai lebar menatap makhluk berjubah itu. "Wah! Penawaran yang bagus," ujarnya dengan nada mengejek. "Sebagai penghargaan, haruskah pedangku menusuk jantungmu?"
"Beraninya kau!" Makhluk yang tadi menggeram marah. "Bunuh vampir itu!" serunya memerintahkan dua makhluk lainnya.
Tanpa tunggu waktu lagi, Rai dan ketiga makhluk itu langsung serang-menyerang.
Sring!
Sring!
Sring!
Serangan beruntun yang dilemparkan para makhluk berjubah hitam pada Rai.
Rai menghindari serangan itu seraya berlari membawa pedangnya pada para makhluk berjubah hitam.
Sring!
Cting!
Rai yang sudah berada di depan makhluk berjubah hitam, menangkis serangan makhluk itu dengan pedangnya.
Melihat Rai yang terus-menerus mendekati mereka, para makhluk berjubah hitam mulai menyatukan kekuatan, hendak menyerang Rai bersamaan.
Rai menyeringai lebar melihat sebuah cahaya hitam buatan makhluk berjubah hitam semakin membesar. Langkahnya terus mendekat pada para makhluk berjubah hitam.
Hingga ....
Syuuu!
Mata para makhluk berjubah hitam langsung melotot terkejut, mendapati Rai sudah tak ada di depan mereka. Ketiganya langsung mengedarkan pandangan mencari sosok Rai yang telah hilang entah kemana.
"Di atas, bodoh!" Rai berseru dengan pedang yang sudah siap menancap. Seringaian laki-laki vampir itu semakin lebar, menatap para makhluk berjubah hitam yang terkejut menatapnya.
"Seraaang!" seru salah satu makhluk berjubah hitam, tak ingin menyia-nyiakan kesempatan.
Ssrrriiiiinggg!
Gumpalan itu melesat cepat ke arah Rai yang penampakannya sudah tak ada lagi di sana. Para makhluk berjubah hitam kembali terkejut menyadari itu.
Srak!
"Benar-benar bodoh," bisik Rai pada salah satu makhluk berjubah hitam, setelah berhasil menancapkan pedangnya tepat di jantung makhluk itu.
Darah segar muncrat dari sana untuk beberapa saat, hingga makhluk itu terurai menjadi butiran kecil dan menghilang seketika.
Dua makhluk berjubah hitam kembali terkejut mendapati itu. Tanpa pikir panjang, keduanya langsung melayangkan serangan membabi-buta pada Rai.
Tanpa kesulitan sedikitpun, Rai menangkis dan menghindari semua serangan itu, seraya berlari mendekati salah satu makhluk berjubah hitam.
Srak!
Pedang Rai kembali merenggut nyawa makhluk berjubah hitam. Kali ini, pedang perak dengan batu merah menyala di bagian gagangnya itu, berhasil menebas leher salah satu makhluk berjubah hitam. Membuat kepala makhluk berjubah hitam terpisah dengan tubuhnya.
Makhluk berjubah hitam yang tersisa menelan ludahnya kasar. Ia menyadarinya, jika kekuatan yang ia miliki tak sebanding dengan milik Rai. Bahkan sangat jauh. Dan ia pun tak sebodoh itu untuk melanjutkan melawan Rai. Hingga tanpa pikir panjang, makhluk berjubah hitam yang tersisa langsung mengeluarkan sesuatu dari kantungnya. Hendak melarikan diri.
Srak!
Namun, ia kurang cepat. Sebilah pedang Rai sudah lebih dulu menancap di lehernya. Darah menyembur dari sana, lalu menghilang seiring dengan tubuh si makhluk berjubah hitam yang ikut menghilang.
Ellysha yang mengintip dari balik persembunyiannya menatap terkejut semua itu. Bukan hanya seringaian menyeramkan milik Rai yang membuat gadis berkulit pucat itu terkejut sekaligus takut, tapi juga kekuatan yang Rai miliki. "Apakah vampir memang bisa menghilang-muncul seperti itu?" gumam Ellysha dengan tatapan tak percaya.
"Tidak," jawab seseorang dari belakang Ellysha. Ellysha langsung menoleh terkejut pada orang yang baru saja menjawab pertanyaannya itu. "Halo, Ellysha!" sapa makhluk berjubah hitam dengan jenis kelamin perempuan. Makhluk itu tersenyum manis pada Ellysha yang menatapnya horor.
KAMU SEDANG MEMBACA
PETUALANGAN DUA DUNIA (Lengkap)
Fantasy(Petualangan - Fantasi) Sequel dari cerita TERPILIH. Usai sudah petualangan Ellysha mencari tujuh batu cahaya di dunia Arsga. Namun, tidak dengan misi menyelamatkan dunia Arsga yang diambang kehancuran. Gadis itu kini memiliki petualangan baru, petu...