43

1.5K 229 28
                                    

Rumah sederhana dengan desain kuno, ruang makan yang berada tepat di depan perapian, dan meja makan kayu yang dulu menjadi tempat Ellysha dan Rai makan bersama. Ya, Ellysha kembali lagi ke tempat itu, rumah lama Rai. Tak seperti waktu dulu, dimana ia dan Rai yang menikmati makan bersama ditemani suara hujan di luar rumah, kali ini Ellysha hanya duduk seorang diri. Tak ada Rai, tak ada sup hangat, pun nyanyian hujan yang menemani kegiatannya.

Seperti tujuan sebelumnya, para makhluk dunia Arsga berniat mencari tahu langsung mengenai apa yang menjadi tujuan sebenarnya sang ratu. Dan tujuan itu langsung terlaksanakan tak lama setelah mereka tiba di rumah lama Rai.

Ellysha yang merupakan seorang manusia, tentu tak akan mendapat izin untuk ikut menyelidiki. Karena selain tak memiliki kemampuan bertarung yang cukup untuk melindungi diri sendiri, kekacauan yang semakin parah juga menjadi alasan kenapa Rai dan Ara menentang keras keikutsertaan Ellysha. Dan Ellysha juga cukup sadar diri untuk itu. Karena jika ia ikut, bukannya membantu, dirinya hanya akan membebani teman-temannya yang lain.

Lagi pula, meskipun berada di wilayah kekuasaan vampir, rumah Rai cukup nyaman untuk Ellysha. Di sana juga aman karena dilindungi perisai sihir seperti yang ada di perkampungan werewolf. Jadi, tidak terlalu buruk untuk menunggu seorang diri di sana.

Tangan lentik Ellysha membuka lembar kertas buku tuan Voldes. Itu buku yang mencatat tentang garis keturunan murni dari raja vampir, pemilik sah dari kalung cahaya. Selain itu, peristiwa-peristiwa mengerikan juga tak lepas dari sejarah panjang yang tercantum di sana. Namun, bukan itu yang Ellysha cari.

Gadis dengan kulit sepucat mayat, rambut sekelam malam, dan iris hitamnya yang pekat, gadis itu tengah mencari sesuatu yang berharga. Fakta mengenai tiga kekuatan hebat di tiga dunia, yang memiliki peluang besar dalam melawan rencana sang ratu. Meski terdapat fakta tentang dirinya yang merupakan makhluk campuran, dan fakta terbaru mengenai dirinya yang memiliki kekuatan penyembuh, tapi Ellysha masih merasa belum puas akan itu.

Ellysha sadar akan keterbatasannya, juga sadar betapa hebat kekuatan yang dimiliki lawannya. Ellysha tak bermaksud meremehkan kekuatan teman-temannya, tapi jika melihat dari situasi, mulai dari pasukan, dukungan, dan rencana yang matang, jelas kemungkinan untuk menang tidaklah besar. Untuk itu, Ellysha harus menemukan sesuatu yang berguna, yang meski tak terlalu hebat tapi dapat menimbulkan efek besar.

Namun, meski sudah hampir empat jam membolak-balik kertas di buku itu, Ellysha masih belum menemukan sesuatu yang ia cari. Wajahnya mulai berubah masam. "Ini melelahkan," keluh Ellysha dengan suara pelan. Gadis itu menyandarkan tubuh ke sandaran bangku kayu yang ia duduki. Kepalanya mendongak, melihat langit-langit kayu yang berbentuk kubah. Sebuah lampu sederhana yang juga dihiasi dengan pahatan kayu, tampak menggantung di tengah-tengah kubah.

Rai bilang, untuk menyalakan lampu di dunia Arsga, mereka harus menggunakan sihir cahaya, yang meski tak semua makhluk memilikinya, tapi masih bisa didapatkan dari batu sihir. Dan dari penjelasan Ara, batu sihir adalah batu yang dapat menyimpan kekuatan sihir dengan jumlah tertentu. Lalu untuk menyimpan sihir di dalam batu tersebut, seorang penyihir haruslah memiliki sihir setidaknya di tingkat menengah. Wilayah para penyihir dulu menjadi wilayah dengan tambang batu sihir terbanyak, sebelum akhirnya tergantikan oleh bangsa elf.

Dahi Ellysha mulai berkerut halus. "Batu sihir, ya?" gumamnya dengan suara pelan dan wajah yang kini mulai tampak serius. Gadis itu terdiam untuk waktu yang cukup lama. Wajahnya semakin serius dengan jari-jari yang terus mengetuk meja secara beraturan.

Setelah cukup lama berpikir dengan tatapan yang tertuju pada langit-langit rumah, pandangan Ellysha kini mulai beralih pada objek di atas meja yang berada di samping perapian. "Pedang nogra, kalung cahaya, kalung kegelapan, dan ... batu sihir," ucapnya pelan seraya memandangi pedang nogra yang berada di atas meja.

PETUALANGAN DUA DUNIA (Lengkap)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang