14. Penguraian Kasus

4.3K 1.1K 319
                                    

.
.
.

    Rasanya benar benar tak masuk akal. Semua ini terjadi hanya dalam satu hari dengan kurun waktu tidak sampai dua jam. Empat kematian dalam sehari, apa yang lebih menakutkan dari fakta jika itu terjadi di dalam area sekolahmu?

    Apalagi, kematian itu menimpa salah seseorang yang baru kemarin kau temui?

    Dan ketika mereka terlanjur mempercayakan ini pada seseorang yang pada umumnya dipercayai, mereka malah sangat dikecewakan. Sesuatu yang jelas sekali adalah sebuah pembunuhan, kasus yang seharusnya ditangani oleh para profesional atau bahkan para polisi elite milik Negara, justru ditetapkan sebagai tiga kasus bunuh diri dan satu kasus kecelakaan tanpa disengaja.

    Yeonjun udah misuh berkali kali dengan suara nyaring biar para petugas yang langsung menetapkan ini sebagai kasus bunuh diri dan kecelakaan itu mendengarnya. Semua umpatan hingga hewan satu kebun binatang rasanya udah disebutin satu satu sama Yeonjun.

     Mereka menetapkan itu sebagai kasus bunuh diri karena tiga diantaranya sama sama memiliki latar belakang keluarga yang buruk juga kehidupan sekolah yang cukup sulit. Sedangkan yang satu lagi, murni kecelakaan. Manalagi para guru setuju dan mengiyakan hal itu, bahkan dengan entengnya menerima alasan para petugas keamanan.

 
    Changbin menatap sinis ke arah salah seorang petugas yang menjelaskan kasus ini. Memberikan bukti yang menyokong ucapannya. San hanya mendengarkan sambil mengangkat alis meragukan, penjelasan mereka masuk akal untuk diterima oleh otak, tapi kalo otaknya kayak punya San, jangankan diterima, masuk ke telinga aja lewat kiri terus langsung keluar lewat telinga kanan.
 
  
  "Jadi, sekali lagi kami tegaskan. Jika ini murni bunuh diri dan kecelakaan. Seorang siswi kelas 12 memiliki problematika dengan keluarganya dan memilih bunuh diri dengan menggantung dirinya di pohon taman belakang sekolah."

  "Harus banget di pohon yang ada di sekolah? Setahu saya, orang yang mau bunuh diri itu sembunyi sembunyi." Komentar Yeonjun dengan nada sewot.

  "Alasannya karena dia ingin orang tuanya melihatnya tergantung di tempat umum."

  "Pingin aku pisuhin ini orang, Astagfirullah.." Batin Yeonjun.

  "Lalu apa yang terjadi pada siswa kelas sebelas murni kecelakaan. Dia mencoba untuk meraih sesuatu di atas lemari kaca, namun karena tidak sampai, dia naik naik ke atas dan tak sengaja membuat lemari itu jatuh menimpa dirinya."

  "Hujat, nggak, hujat, nggak, pingin hujat, tapi takut dosa makin numpuk, Astagfirullah..." Batin San.

  "Untuk dua siswa kelas sepuluh, mereka juga bunuh diri dengan melompat dari atas gedung. Untuk salah siswa yang bernama Caesar Allen Prasetya  meninggalkan pesan. Ariel, Liebestraume, Cakrawala akan memandumukami meyakini jika dia ingin menjelaskan impiannya, urutan angka Fibonacci juga dia tetapkan sebagai post script, menunjukkan jika dia ingin menjadi seorang guru atau mungkin ahli matematika."

    Changbin tertawa dalam hati. Allen, jadi ahli matematika? Woylah dia ngitung enam kali empat aja tiga puluh dua :')

  "Kami hanya ingin kalian meyakini ini tanpa membuat hipotesis lain yang akan menyulitkan kami. Sekarang kalian dipersilahkan pulang, dan bisa pergi ke sekolah lagi besok. Terima kasih."

.
.
.

  "Sumpah, Yeonjun.. kamu belum puas misuhnya? Aku hitung udah ketujuh puluh kalinya kamu misuh misuh. Rasanya aku jadi ikut dosa padahal cuma denger sama ngitungin doang." Ucap Changbin di tengah perjalanan pulang mereka dari sekolah.

  "Mereka ngeselin banget, anjir! Pada pingin kuinjek mukanya." Balas Yeonjun tanpa menghentikan langkah kakinya.

  "Setuju! Pingin aku jambak rambutnya sampai kulit kepalanya ikutan ketarik." Tambah Wooyoung.

[✔] Klub 513 | vol.2 | Ep.1 : Penunggang Bangkai KematianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang