27. Hukum Rimba SMA 13 Laksmada

4.3K 1.1K 657
                                    

.
.
.

    Yohan berjalan ke arah koridor kelas sebelas. Mencari sosok kakak kelas yang telah merencanakan pembunuhan pada Wooyoung itu di kelasnya. Sampai di kelas yang hanya dihuni satu orang, dia temukan si kakel sedang duduk mengangkat kaki ke atas meja sambil mengasah sebuah pisau.

    Yohan menyempatkan diri untuk shuudzon, kalau dia mendekat, bisa bisa dia ditikam langsung. Tapi Yohan tetep jalan mendekat ke arahnya. Menyadari keberadaan Yohan kakel itu menoleh.

  "Kau tak main main dengan ucapanmu ya, kak?" Ucap Yohan.

    Dia tak menjawab.

  "Apa yang anak 26 November itu lakukan padamu?" Tanya Yohan lagi.

  "Dia adalah kutukan." Jawabnya.

    Yohan menggeleng, "kau memperjuangkan sesuatu. Apakah kau dan seluruh anggotamu dibayar untuk membunuh Wooyoung? Atau.. kau akan memengaruhi mereka dengan sesuatu?"

  "Itu bukan urusan—"

  "Atau kau ingin membalas dendam atas kematian orang tuamu di tangan Yeonjun empat tahun lalu?" Sela Yohan, sontak kakak kelas itu berdiri dan mencengkram kerah baju Yohan.

  "Bagaimana kau tau?"

  "Delapan orang yang dia bunuh kala itu, salah duanya adalah orang tuaku, kak. Jadi aku tau betapa besar rasa benci yang tumbuh di dalam hati atas perlakuan Yeonjun. Ketika dia di pasung dalam gubuk, aku berharap dia akan selamanya begitu." Jawab Yohan melepas cengkraman tangan orang itu pada kerah bajunya.

  "Kau ada di pihak kami?" Tanya kakak kelas itu.

    Yohan tersenyum, "bukankah terlihat begitu?"

    Telinga Yeonjun tiba tiba berdenging tanpa sebab. Dia refleks menoleh pada bangunan kelas dan tersenyum miring. Wooyoung yang melihat itu meneguk ludahnya sendiri, jantungnya berdesir takut dan tangannya otomatis menggeret San untuk mendekat padanya—sedikit menjaga jarak dari Yeonjun.

    Keberadaan sifat lain Yeonjun memang Wooyoung ketahui sejak lama. Namun jika Wooyoung menuruti akalnya dan tak mau berteman dengan Yeonjun karena alasan itu, maka Wooyoung merasa sama jahatnya dengan mereka yang menganggapnya tak ada.

    Setiap dia bertanya "apakah kau psikopat?" pada Yeonjun, Wooyoung akan selalu mendapat jawaban yang sama, yaitu tidak. Wooyoung selalu bertingkah netral seakan Yeonjun adalah sahabatnya yang normal, walaupun ia menyaksikan betapa brutalnya kelakuan Yeonjun empat tahun lalu.

    Changbin yang juga menyadarinya menarik nafas panjang. Ahmad Yeonjun Nugroho. Seorang pemuda yang pernah menghabisi delapan nyawa dalam satu malam. Pemuda yang pernah menjalani hukum pasung selama tiga tahun untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya. Changbin kira Yeonjun telah kapok dan kehilangan rasa percaya dirinya, namun ternyata Yeonjun tetaplah Yeonjun. Seseorang yang akan sangat posesif pada apa yang dia lindungi.
 
 
  "Kau harusnya malu." Kata Changbin.

  "Kenapa?" Tanya Yeonjun menoleh pada Changbin.

    Changbin melirik Yeonjun, "senyumanmu itu nggak pada tempatnya."

  "Aku rasa pemerintah tak melarang kapan dan dimana aku bisa tersenyum, Bin. Kita harus sering senyum sebelum senyum itu dilarang." Balas Yeonjun.

  "Kemana hati nurani-mu sampai kau tega membunuh mereka di depan para putranya sendiri?" Tanya Changbin.

    Yeonjun memiringkan kepala sambil tersenyum manis hingga matanya membentuk eye smile yang menggemaskan, "aku rasa ada di sekitar sini. Aku menjatuhkannya waktu itu."

[✔] Klub 513 | vol.2 | Ep.1 : Penunggang Bangkai KematianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang