.
.
."AKU LIHAT SETAN!" Ulang Yohan ketika mereka sudah cukup jauh dari area sekolah.
"Wah, keren! Setannya cantik, nggak?" Tanya Wooyoung.
"Aku hampir mati gara gara kaget, kamu malah tanya setannya cantik atau nggak itu gimana-_-?" Ucap Yohan.
Wooyoung tertawa, "kamu liat setan? Yakin ga lihat bayangan kamu sendiri, kan?"
"Kalian pasti ngira aku bohong, kan?" Ucap Yohan.
"Pastinya :D" Balas San.
"Tapi beneran, anjir! Aku lihat setan! Ada manekin di dalem box, pas aku deketin, dia auto teriak kenceng banget kayak kuntilanak! Amit, amit jangan sampai aku dapet istri modelan gitu, Astagfirullah!" Heboh Yohan.
Yeonjun memukul pundak Yohan, "malah kasihan dia yang dapet suami tanpa hati nurani kayak kamu, Han. Masa belom malam pertama udah jadi janda perawan karena kamu talak tiga."
"Apa apaan janda perawan..?" Kata San.
"Yeonjun, mulutmu itu kenapa Subhanallah banget, sih?" Kata Yohan.
"Kalo Astagfirullah bukan mulutku tapi mulutmu." Balas Yeonjun.
"Mulut kalian ini sama sama Naudzubillah, jadi jangan saling ngatain." Imbuh Changbin.
"Tolong ngaca Changbin, nanti kamu ketimpa cermin di dalam kubur. Kecil jangan belagu." Kata Wooyoung.
"Untuk poin terakhir, kayaknya kamu juga harus ngaca, deh." Imbuh San pada Wooyoung.
*
Singkat cerita, San udah balik dari rumah untuk mengambil buku catatannya dan kini mereka sudah kumpul di rumahnya Changbin. San sama Wooyoung lagi masak mie instan di dapur sementara yang lain nungguin di ruang keluarga sambil nonton Ikatan Cinta.
"SAN!" Tiba tiba Wooyoung berteriak kenceng banget sampai sang pemilik nama auto kaget sendiri.
"A-apa?" Tanya San rada takut. Perasaan San ga ngelakuin hal salah sampai bikin Wooyoung marah.
"Kamu ini kalo masak mie, harusnya telurnya dulu yang dimasukin, bukan mienya!" Kata Wooyoung dengan nada frustasi.
"Aturannya itu mienya dulu, Wooyoung. Nanti telurnya enak setengah matang." San coba menjelaskan dengan sabar.
"Nanti mienya lembek, dong! Ga enak." Balas Wooyoung.
"Kalo masukin telornya ya rada awal aja, ga sampai mienya lembek juga." San ikutan frustasi.
"Tetep aja, rasanya aneh. Bumbunya ga kerasa." Wooyoung masih belum mau kalah.
"Enak kalo telurnya setengah matang. Beneran, deh." Ucap San.
Wooyoung menggeleng, "enak kalo matang beneran!"
"ANJIR KALIAN BERDUA! MASAK MIE INSTAN AJA SAMBIL GELUT! NANTI DAGING KALIAN AKU JADIIN TOPPING MIENYA BARU TAU RASA!" Teriak Yeonjun yang terganggu. Dia lagi syahdu banget liat Andin lagi dituduh tuduh jadi pembunuhnya Roy.
Yeonjun kalo teriak juga ga kalah keras sampai Yohan yang lagi tidur jatuh dari atas sofa saking kagetnya. Changbin cuma geleng geleng kepala, kawan kawannya ini sungguh makhluk hidup langka. Udah gaada hati nuraninya, gaada adab bertamu ke rumah orang pula. Lengkap udah kek Mie Gelas.
Setelah makan malam, kelimanya membagi tugas untuk cuci piring dan membersihkan meja makan. Dalam kesibukannya, Yohan melamun. Dia menatap Changbin yang sedang mencuci piring bersama Wooyoung. Menyadari tatapan Yohan pada Changbin membuat San penasaran.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔] Klub 513 | vol.2 | Ep.1 : Penunggang Bangkai Kematian
Fiksi PenggemarWooyoung : "RUKUN AGAWE SANTOSO!" Yohan : "Ngapain rukun? Tawuran aja tawur!" San : "Katanya Yeonjun kalo ga tawuran ga asik, ajaran sesat memang." Yeonjun : "Itu Santoso mulutnya kok bacot sekali? Mau ditapuk pakai sandal, ya?" Changbin : "Kalian s...