.
.
.Yeonjun, Yohan dan Wooyoung ikut membolos ketika pesan masuk dari kontak San yang menjelaskan keadaan dan meminta mereka untuk segera pergi ke rumah Changbin diterima oleh Yeonjun. Mereka tiba di sana, namun rumah itu sudah dipenuhi oleh petugas keamanan.
Mereka mendekat ke arah rumah itu, menghampiri San dan Changbin sedang berjongkok sambil menggambar sesuatu di atas tanah. Mereka saling tatap sebelum ikut berjongkok melihat apa yang sedang San gambar.
"Digit angka tanpa arti, kemudian lukisan Ariel on a Bat's Back, kalo sampai ini ga berhubungan ama mayat mayat di kebun blimbing, aku bakal marah banget." Ucap San."Ariel di lukisan itu siapa, sih?" Tanya Yeonjun.
"Dia roh magis dalam drama Shakespeare The Tempest." Jawab San.
"Kenapa dia ada di punggung kelelawar?" Tanya Yohan.
"Kalimat dari lagu terakhir Ariel berbunyi, Di punggung kelelawar saya terbang, Setelah musim panas, dengan riang." Jawab San.
"Kenapa Pak RT milih lukisan itu, sih? Tau sendiri anaknya bego banget kalo soal nerjemahin bahasa lukisan." Yeonjun mengomel.
"Gausah ngehina juga, Jun." Ucap Changbin.
"Ini semua salahku.." ucap Wooyoung, "seharusnya aku nggak biarin kalian temenan sama aku. Harusnya kalian jauhin aku, harusnya waktu itu aku ga egois pingin punya temen. Semuanya sakit kalo temenan sama aku."
Changbin menggeleng, "bukan kamu, Young. Ada hal yang mereka cari, dan itu bukan kamu."
"Hah? Maksudnya?" Tanya Yohan.
"Kayaknya aku udah pernah bilang kalo Wooyoung itu cuma kambing hitam, deh. Kayak pengalihan gitu. Orang orang desa yang takut ama Wooyoung ada di bawah pengaruh beberapa orang yang mengamalkan Okultisme atau ilmu hitam. Bukan cuma ulah manusia ini, setan juga ikutan dan mereka minta tumbal. Orang orang di kebun Blimbing kemungkinan bentuk penumbalannya." Jelas San.
"Jadi masalahnya ada di apa yang sebenarnya mereka cari, gitu? Mereka pakai ilmu hitam biar orang orang fokus benci ama Wooyoung agar mereka ga dicurigai, gitu?" Tanya Yeonjun.
San mengangguk, "kemungkinan besar itu skenarionya. Habis berita tentang hilangnya empat RT meluas ke seluruh desa, Wooyoung bakal dimaki maki. Jelas, mereka kayak kepincut pelet gitu."
"Aku ga pakai pelet, Astaghfirullah..." Ucap Wooyoung.
"Ga pakai tapi dipakaikan." Balas Yohan.
"Alasan mereka nyulik empat RT ini kemungkinan karena empat RT ini tau tentang apa yang mereka cari. Walaupun ayah ga pernah ngasih tau apa apa, aku cukup yakin. Soalnya dia ga pernah ngijinin aku masuk ke ruang kerjanya, bahkan untuk bersih bersih doang." Jelas Changbin.
"Kita bisa urus ruang kerja dan apa yang ada di dalamnya nanti, sekarang kita harus menyelamatkan mereka. Jika beruntung, mereka semua akan selamat dan kita bisa langsung mengetahui tujuan asli sekte sesat ini, jikalau tak beruntung, aku bakal ngomong Innalilahi sama Yang tabah ya, buat Changbin." Kata Yohan.
"Woylah, sopan sekali mulutmu itu." Ucap Changbin.
"Bin, boleh liat pesan dari pelaku tadi?" Tanya Yeonjun. Kawannya itu mengangguk dan merogoh saku, menarik keluar sebuah benda kotak dan menyodorkannya pada Yeonjun.
"Kenapa keluarganya Changbin disebut pendosa?" Tanya Yeonjun.
"Kamu jualan manusia?" Tanya Wooyoung dan kepalanya dipukul ama Changbin.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔] Klub 513 | vol.2 | Ep.1 : Penunggang Bangkai Kematian
FanfictionWooyoung : "RUKUN AGAWE SANTOSO!" Yohan : "Ngapain rukun? Tawuran aja tawur!" San : "Katanya Yeonjun kalo ga tawuran ga asik, ajaran sesat memang." Yeonjun : "Itu Santoso mulutnya kok bacot sekali? Mau ditapuk pakai sandal, ya?" Changbin : "Kalian s...