.
.
.Setelah pengumuman di speaker berhenti, seluruh siswa bubar untuk mencari senjata. Yohan mengajak seluruh anggota Klub nya untuk menepi agar tak ditabrak.
"Uyong, sekarang kamu sembunyi di ruang Klub, ya? Jarang yang bakal sampai sana. San kamu ikut aku, kita harus cari tau apa yang terjadi ama para guru, soalnya mic yang nyambung speaker itu di ruang guru, takutnya semua guru udah dibantai. Ayo." Yohan meraih lengan San dan mengajaknya pergi, namun Wooyoung balik menarik lengan San yang lain.
"Kalo San ikut kamu, aku juga ikut." Ucap Wooyoung.
"Nggak bisa, Yong.. kamu itu inceran hampir satu sekolah! Kamu harus sembunyi sekarang." Ucap Yohan sambil menggeleng.
"Kenapa San? Kenapa nggak Yeonjun aja yang jago bunuh orang?" Tanya Wooyoung menunjuk muka Yeonjun.
"Aku aja terus."—Batin Yeonjun.
"Astagfirullah, Yong.. jangan posesif gitu, dong! Ini situasinya darurat." Yohan berucap dengan kesal."San itu tanggung jawabku, Han! Kamu sendiri yang bilang! Kalo sampai dia kenapa napa kakek dan seluruh keturunanku bakal malu!" Wooyoung ikutan kesal sambil menarik lengan San, namun Yohan juga menarik lengan yang lain. Jadilah itu Santoso jadi kayak boneka beruang yang direbutin kakak sama adekya.
"Aduh, aduh, berhenti, heh!" Kata San.
Lalu San menoleh pada Wooyoung, "sebentar aja ya, Wooyoung? Aku ga akan kenapa napa."
Wooyoung makin kesal, dia memasang muka tak percaya. Dengan kasar dilemparkan tangan San yang sebelumnya ia pegang lalu membuang muka.
"Yaudah sana! Pergi yang jauh! Gausah balik aja sekalian!" Bentak Wooyoung sambil berjalan pergi ke arah gedung lama, menuruti perintah Yohan untuk bersembunyi di ruang Klub.
Yeonjun yang melihat kekesalan Wooyoung cuma ketawa doang. Changbin udah duluan nyusul si Wooyoung, takut kawannya itu ditebas dari belakang. Yeonjun menatap Yohan sebentar sebelum menyusul Changbin dan Wooyoung.
San menghela nafas panjang lalu mengikuti Yohan yang katanya akan mengecek ruang guru. Tanpa curiga apapun San mengikuti Yohan ditengah kerumunan siswa yang kalang kabut mencari senjata.
•
"Yong, jangan kek bocil kamu -_-" Ucap Changbin sambil terus mengikuti langkah Wooyoung menaiki tangga.
"Habis kamu liat sendiri itu manusia satu! Aku niat baik dianya malah kayak anjing!" Balas Wooyoung.
"Nggak anjing juga sebutannya, Yong." Kata Yeonjun.
"Tetep aja San itu kayak anjing! Kenapa Yohan minta tolongnya ke San, coba? Kenapa nggak ke kamu aja?" Ucap Wooyoung.
Yeonjun ketawa, "Yohan takut ama aku."
"Aku juga takut ama kamu, Yeon." Kata Changbin.
"Takut kamu bilang?! Kamu aja selalu ngejambak rambutku padahal aku diem. Kalo orang yang hobi nyari mati itu direalisasikan, kamu itu wujud nyatanya." Yeonjun mengomel.
Dari jendela gedung lantai dua, Wooyoung melihat jika Yohan tak mengajak San ke ruang guru, namun menuju kolam ikan—tempat yang sama seperti ketika Yohan dilemparkan oleh Changbin dan Yeonjun. Karena berprasangka buruk adalah keahliannya, Wooyoung segera pergi untuk memastikan jika semua baik baik saja, Wooyoung gamau ambil resiko karena Yohan membohonginya.
Melihat Wooyoung yang berlari turun membuat Yeonjun dan Changbin keheranan tentu saja. Mereka hampir mengejar anak itu namun perhatian mereka teralihkan oleh Hyewon yang sedang 'bermain' dengan beberapa gadis bersama tongkat bisbol di tangannya.
"Hai :D" Sapa Hyewon sambil menghampiri Yeonjun dan Changbin.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔] Klub 513 | vol.2 | Ep.1 : Penunggang Bangkai Kematian
FanficWooyoung : "RUKUN AGAWE SANTOSO!" Yohan : "Ngapain rukun? Tawuran aja tawur!" San : "Katanya Yeonjun kalo ga tawuran ga asik, ajaran sesat memang." Yeonjun : "Itu Santoso mulutnya kok bacot sekali? Mau ditapuk pakai sandal, ya?" Changbin : "Kalian s...