.
.
.Setelah mengumpulkan alat alat dari gudang, Serim dan Changbin mulai mencoba untuk membongkar senjata itu dengan sangat hati hati. Serim dibuat khawatir karena tangan Changbin tampak tremor ketika memegang alat busur plasma yang akan digunakan untuk memotong permukaan bom yang berupa baja.
Setelah beberapa saat melakukan pengamatan, Serim menyimpulkan jika Changbin panik karena mendengar suara hitungan mundur peledak konvensional. Changbin yang lagi fokus banget biar alat itu ga kena tangannya hampir misuh ketika Serim menutup kedua telinganya. Changbin sontak menoleh dengan tatapan kesal.
"Kalo aku emosi, kupotong tanganmu pakai alat ini loh, Rim." Kata Changbin.
"Kamu tremor gara gara denger suara hitungan mundurnya, kan? Makanya telingamu kututup." Balas Serim dengan muka polos.
Changbin bingung harus memasang muka seperti apa untuk menanggapi balasan itu. Antara terharu dan tak habis pikir. Pantesan Serim ama Wooyoung jadi bestie, otaknya aja satu frekuensi. Sama sama mendahulukan halu daripada logika.
Tapi Changbin tetep ketawa, paniknya teralihkan. Pikiran positif mulai memenuhinya. Dengan hati hati, Changbin mulai membuat goresan dengan alat itu di permukaan bom. Satu kali coba, jelas belum menghasilkan kerusakan berarti karena dilihat dari beratnya saja, sudah dapat dipastikan betapa tebalnya kulit luar bom atom itu.
"Semangat, Bin. Kamu pasti bisa." Kata Serim.
"Kalo kamu cuma mau jadi pemandu sorak jauh jauh sana!" Balas Changbin.
"Aku bantuin doa. Karena tiada yang bisa berhasil diluar kehendak Tuhan." Kata Serim.
*
Yohan menuju tempat dimana Wooyoung membunuh beberapa anggota sekte untuk mencuri jubahnya. Setelah ia dapatkan, dia segera pergi untuk menghampiri San yang menunggunya di ruang Klub 513. Dalam perjalanannya, dia sempat berhenti di depan wastafel sebelah ruang BK. Di tempat itu terdapat kaca dan Yohan bisa melihat pantulan dirinya dari cermin.
Untuk beberapa saat, Yohan sadar jika ungkapan bahwa dia ingin membunuh Yeonjun sebelumnya ia katakan sepenuh hati. Jika Yohan bajingan, maka dia pasti sudah berhenti melakukan rencana ini, dia akan pergi pada Yeonjun dan membunuhnya. Dia pasti akan membiarkan San mati di tangan sekte itu.
Namun, ada sesuatu yang menahannya. Dan itu adalah janjinya pada Yeosang. Kawannya itu mengetahui keinginan membunuh itu sejak Yohan dan Yeonjun menjadi teman sekelas. Kata kata menusuk yang Yeosang katakan padanya di akhir semester satu membuat Yohan berjuang untuk melupakan rasa dendam itu.
Yeosang bilang, "aku pernah kenal orang bego yang ingin membalas dendam atas kematian kedua orang tuanya juga. Dia sama begonya kayak kamu. Tapi dia disadarkan oleh seseorang yang buta huruf dan tak bisa baca tulis."
"Apa yang seseorang itu katakan padanya?" Tanya Yohan kala itu.
"Dia bilang jika manusia baik sepertimu tak cocok untuk balas dendam karena batu yang terkikis saja tak pernah menyalahkan hujan. Yohan, berjanjilah padaku untuk tidak akan membunuh Yeonjun karena predikat pendendam tak cocok untukmu."
Walaupun yah, Yohan menyesal karena mengikat janji dengan Yeosang sekarang. Setelah terdiam cukup lama Yohan memukul kedua pipinya agar kembali menguasai dirinya. Orang bilang selesaikan apa yang kau mulai. Yohan telah merintis Klub 513 tanpa berfikir akan begini jadinya. Dia orang yang menyeret teman temannya ke situasi ini, karena itu Yohan merasa sangat bertanggung jawab atas empat nyawa di pundaknya."Ayo, Yohan. Selesaikan ini dan kembali pada hari hari penuh kebobrokan para manusia tanpa hati nurani yang sialannya sangat kamu sayangi itu." Batin Yohan sambil berlari ke arah ruang Klub.
Sampai disana, dia temukan San sedang menatap buah pinus kering yang ada di dalam kotak kayu peninggalan ibunya sambil tersenyum. Aneh kalo kata Yohan. Bisa bisanya San sempet senyum kayak gitu ketika nyawanya jadi taruhan dari rencana Yohan.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔] Klub 513 | vol.2 | Ep.1 : Penunggang Bangkai Kematian
FanficWooyoung : "RUKUN AGAWE SANTOSO!" Yohan : "Ngapain rukun? Tawuran aja tawur!" San : "Katanya Yeonjun kalo ga tawuran ga asik, ajaran sesat memang." Yeonjun : "Itu Santoso mulutnya kok bacot sekali? Mau ditapuk pakai sandal, ya?" Changbin : "Kalian s...