.
.
.Seperti dugaan mereka, orang orang yang Yeonjun dan Wooyoung temui di jalan menatap mereka dengan tatapan tak suka. Beberapa yang berani bahkan mengolok ngolok dan menyumpah serapahi Wooyoung, jelas itu membuatnya tak nyaman.
"MATILAH KAU ANAK SETAN!"
Ya ampun, Wooyoung pingin cosplay jadi hulk aja rasanya. Yeonjun pingin balik teriak tapi ama Wooyoung ditahan. Kawannya itu terus menggeleng ketika Yeonjun bersiap membuka mulutnya—padahal kata kata mutiara Yeonjun udah sampai di lidah, tinggal teriak doang.
"Biarin, Jun.. gapapa.." Ucap Wooyoung."Kamu gapapa, aku yang emosi!" Balas Yeonjun.
"Jangan emosi kalo gitu." Kata Wooyooung sambil menggelengkan kepala.
"Kamu dikatain, Yong! Marah, dong! Jangan diem aja, minimal pisuhin orang itu." Yeonjun tiba tiba frustasi, "sini, biar aku contohin,"
"HEH ITU YANG MULUTNYA PINGIN DIPOLES AMA BALSEM! AKU KEMARIN MALAM LIAT KAMU LAGI ZINA DI GUBUK SAWAH, YA? SEBELUM NGATAIN ORANG ANAK SETAN, MENDING NGACA, DEH. SADAR DIRI KALO KELAKUANMU KEK ASU, BANGSAT!"
Wooyoung menggelengkan kepalanya sambil memasang raut muka (-_-). Yeonjun itu kalo suruh misuh pinter banget heran. Terus gimana ceritanya si Yeonjun tau berita ter update itu padahal kejadiannya baru tadi malam? Ini antara kemarin Yeonjun kebetulan giliran ronda malam, atau emang udah jadi kebiasaannya Yeonjun nyariin aibnya orang buat bahan gibah.Wooyoung gatau, karena yang pasti Wooyoung bahagia banget Yeonjun mau belain dia. Orang yang aibnya barusan terbongkar itu langsung menghampiri mereka, dia mengayunkan tangannya, coba memukul Yeonjun.
Wooyoung udah merem, ga berani liat Yeonjun kena bogeman itu, namun ketika dia membuka mata, Yeonjun masih berdiri kokoh, sementara orang tadi tersungkur di tanah. Tubuhnya tampak bergetar menahan sakit.
"Manusia ber sel satu kayak kamu emang ga pernah mikir dua kali buat coba mukul orang, ya? Sebagai tokoh masyarakat yang baik, aku saranin kamu harus hati hati biar ga milih lawan yang salah." Ucap Yeonjun sambil meletakkan beberapa uang kertas bewarna merah di dekat orang itu.
"Pengobatan untuk lenganmu. Moga aja bisa dibenerin dan ga diamputasi. Kalopun nantinya diamputasi, jangan lupa kirim kabar padaku, aku akan menggunakannya untuk peringatan orang orang agar senantiasa menjaga mulutnya dari ucapan gatau diri kayak tadi." Lanjut Yeonjun sambil menarik kerah baju belakang Wooyoung pergi dari sana.
*
"Kamu ga takut dilaporin?" Tanya Wooyoung pada Yeonjun."Ngapain takut coba?" Tanya Yeonjun balik.
"Ya serem aja kalo kamu sampai disidang karena matahin tangan orang." Jawab Wooyoung.
"Patah doang, belom juga kupenggal lehernya." Ucap Yeonjun.
Wooyoung diem sambil menatap Yeonjun dengan seksama, sampai Yeonjun risih sendiri. Yeonjun mendorong kening Wooyoung ke belakang. "Apa?"
"Kamu psikopat?" Tanya Wooyoung.
"Bukan." Jawab Yeonjun.
"Kamu berlebihan." Ucap Wooyoung.
"Itu sepadan." Balas Yeonjun.
"Kau tak perlu mematahkan tulang lengannya. Kita dari awal ga punya niat debat, kan? Ada nyawa yang harus kita selamatin atau mungkin ada mayat yang harus kita temuin," Ucap Wooyoung, "kalo kita ngeladenin mereka gaada habisnya. Aku memang suka banget kamu mau belain aku, tapi aku juga ga suka kalo mereka ikut benci sama kamu. Ngomong ama aku kayak gini aja bikin kamu otw jadi orang yang dibenci, apalagi belain aku, jelas kamu bakal dilempar kotoran sapi."
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔] Klub 513 | vol.2 | Ep.1 : Penunggang Bangkai Kematian
FanficWooyoung : "RUKUN AGAWE SANTOSO!" Yohan : "Ngapain rukun? Tawuran aja tawur!" San : "Katanya Yeonjun kalo ga tawuran ga asik, ajaran sesat memang." Yeonjun : "Itu Santoso mulutnya kok bacot sekali? Mau ditapuk pakai sandal, ya?" Changbin : "Kalian s...