BAB XIX

623 83 1
                                    

Dia terlalu 1080P
Buat aku yang 114P.

•••

Mobil bermerek Bugatti Veyron yang dikendarai oleh Fujio perlahan berhenti saat lampu lalu lintas menjadi merah. Suasana didalam mobil hanya ditemani dengan lantunan musik dari Pink Sweats yang berjudul At My Worst. Hening, keduanya sama-sama tidak berdialog.

Fujio menoleh kesamping, tepatnya pada Karina yang hanya fokus menatap keluar jendela. Pria dewasa itu berdehem sebentar lalu bertanya, “Karina? Bolehkah aku meminta nomor ponselmu?”

Perhatian Karina terarah pada Fujio. Gadis itu diam sebentar, tampaknya sedang memikirkan sesuatu. Apa ia harus memberikan nomor ponselnya pada pria asing yang baru saja ia kenali beberapa menit yang lalu? Tetapi, buat apa juga pria itu memintanya?

“Bagaimana?” tanya Fujio membuyarkan lamunan Karina. “Kalau tidak bisa juga tidak apa-apa. Santai saja, tidak usah tegang seperti itu,” sambungnya seraya terkekeh kecil.

Karina menggaruk kepalanya yang tiba-tiba saja terasa gatal, sialan kenapa ia jadi gugup sekarang? Ragu ia mengeluarkan ponsel dari saku rok miliknya dan menyerahkan benda persegi panjang itu pada Jeremy. “

“Tidak masalah,” kata Karina.

Fujio tersenyum, pria itu mengambilnya lalu kembali melajukan mobilnya saat lampu lalu lintas kembali normal. Pria itu menyetir mobil dengan satu tangannya yang mulai mengetik sembilan digit angka. Tidak lama kemudian, ponsel bermerek apple setengah gigit milik Fujio bergetar panjang di atas dasboard mobil.

“Terima kasih, Karina,” ujar Fujio lalu menyerahkan ponsel milik Karina dan beralih mengambil ponselnya juga. Senyum manis terukir di wajah tampan miliknya kala menatap layar yang terpampang jelas nomor ponsel milik gadis disampingnya itu.

Tanpa Fujio sadari, Karina diam-diam meliriknya sekilas saat pria itu masih saja tersenyum. Entah kenapa tapi jantung Karina berdegup kencang, sialan kenapa pria itu tampan sekali jika sedang tersenyum manis? Karina menggeleng kepalanya, tidak! Ia tidak boleh jatuh kedalam pesona milik Fujio, ia harus bisa mengendalikan dirinya, jangan sampai ia jatuh cinta untuk yang kedua kalinya. Perasaannya akan tersimpan untuk pria berengsek yang tidak lain adalah Damian Stone.

“Hey! You okay?” tanya Fujio seraya melambaikan tangan dihadapan wajah Karina yang sedari tadi menatap Fujio tanpa berkedip sedikitpun.

Karina sedikit tersentak, ia terkekeh kecil lalu menatap sekeliling. Ternyata sudah tiba di perusahaan tempat ia bekerja. “Terima kasih, Fujio.” Ketika ingin membukakan pintu mobil, lengannya sudah dicekal oleh Fujio membuat Karina otomatis menoleh kearahnya.

Fujio diam sebentar, ia menatap Karina dengan tatapan yang sulit diartikan sampai membuat Karina seketika menjadi gugup sekarang, jantungnya berdetak kencang kala tubuh pria itu perlahan mulai maju.

What are you doing?” tanya Karina gugup dan mulai memundurkan badannya hingga punggungnya menempel dengan pintu mobil. Karina menahan napasnya sejenak, wajah Fujio tinggal beberapa senti lagi.

“Fujio!” panggil Karina terbata-bata.

“Hmmm?” sahut Fujio seraya masih menatap tepat rentina gadis dihadapannya ini. Rasanya Fujio ingin tertawa sekarang kala melihat wajah Karina yang ingin menangis. Fujio tersenyum miring membuat Karina semakin waspada, tangan kekar pria itu perlahan mulai menyentuh samping Karina.

Karina menelan salivanya kasar dan mulai menutup matanya, ia tidak berani menatap wajah Fujio sekarang, pria itu terlalu dekat dan sialnya lagi sangat tampan jika menatap dengan jarak seperti ini. Pelipis Karina sedikit curam, tidak ada pergerakan sama sekali.

Mr. Dangerous [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang