BAB XXIV

486 55 5
                                    

Dear mother,
Karena wanita itu hebat, dia bisa menyembunyikan semua hal. Dia juga bisa tersenyum walau sebenarnya dia sedih. Dia selalu menunjukkan senyuman manis kepada kita, anaknya agar luka di hatinya tidak kalian ketahui.

•••

"What? Are you seriously? Fujio mengajakmu dinner dan kau menerimanya?"

Karina sedikit menjauhkan ponsel dari telinganya, suara Sharen benar-benar cempreng sampai membuatnya hampir tuli sekarang.

"Ya, tidak masalah, kan. Jika aku dan dia semalam dinner."

"Oh my Goddess! Karina, dengarkan aku. Memang tidak masalah kalau kau dan dia semalam melakukan dinner, tapi coba kau pikirkan, Fujio merupakan artis ternama! Kencan dengan pria sepertinya saja sudah membuat suatu kesalahan. Paparazi gila dimana-mana, Karina! Kau tidak mau, kan menjadi trending topik di media sosial hanya karena kau dinner dengan Fujio?"

Karina menghela napasnya panjang setelah mendengar penjelasan Sharen yang panjang lebar itu. "Mau bagaimana lagi, Sharen? Semua sudah terlanjur dilakukan. Dan juga kalau soal paparazi gila itu tidak usah dipikirkan mereka tidak akan tahu kegiatan apa yang Fujio lakukan semalam, ah tidak mereka saja tidak tahu kalau Fujio sedang berada di negara ini."

"Kata siapa, Karina? Oh ayolah! Paparazi ada dimana-mana! Bayangkan saja jika kalian kedapatan sedang melakukan makanan malam bersama di salah satu restoran Jepang oleh paparazi itu maka sudah ku pastikan bahwa hidupmu tidak akan selamat, Karina!" kata Sharen, ia merasa sangat gemas sekaligus jengkel sekarang.

"Kau akan menjadi bahan bulan-bulanan media sosial karena sudah berani jalan bersama dengan bintang film dan artis ternama asal Jepang!" sambung Sharen.

Karina hanya diam, menyimak semua perkataan dari sahabatnya itu. Benar apa yang dikatakan oleh Sharen, paparazi ada dimana-mana, mereka akan mengambil fotonya dan Fujio secara diam-diam tanpa sepengetahuan mereka dan menyebarkan berita palsu mengenai kejadian semalam.

Tidak, sebelum itu terjadi Karina harus segera menyelesaikannya. Ia tidak mau dirinya menjadi bahas gosip.

"Karina, kau mendengarkanku atau tidak?" kesal Sharen diseberang sana. Pasalnya Karina tidak menyahutinya sedari tadi.

"Ya, ya. Aku mendengarmu, Sharen."

"Bagus. Aku punya cara agar kau tidak terjerumus ke dalam bahan gosip, Karina," kata Sharen.

"Benarkah? Katakan apa yang bisa aku lakukan agar aku dijauhkan berita yang tidak-tidak seperti itu?"

"Menjauh."

Pelipis Karina sedikit berkerut samar. "Menjauh? Apa maksudnya?"

"Kau harus menjauh dari Fujio, Karina. Tidak, maksudku bukan berarti aku menyuruhmu untuk tidak berinteraksi lagi dengan pria itu, hanya saja aku mengingatkanmu jika kau ingin berpergian dengannya pastikan kau pakai topi dan juga masker agar mereka tidak mengenal wajahmu."

"Apa aku harus benar-benar melakukannya?"

"Harus, Karina. Kau harus melakukannya, ini juga demi kepentingan pribadimu."

Karina manggut-manggut tanda mengerti, bagus juga apa yang dikatakan oleh Sharen. Baiklah, ia harus mencobanya nanti jika Fujio mengajaknya jalan, mungkin.

"Aku tutup dulu, Karina. Aku merasa mengantuk sekarang, kau tahu, kan jika waktu disini dan disana sangatlah beda jauh?"

Karina berdehem. "Okay. Terima kasih atas sarannya, Sharen. Jaga dirimu baik-baik disana, jangan sampai kau sakit lagi, kasihan kekasihmu itu yang lelah mengurusi orang sakit yang banyak maunya sepertimu," kata Karina dengan sedikit candaan.

Mr. Dangerous [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang