"Aku akan selalu ada di manapun kau berada. Karena hati ini tidak sanggup berada jauh darimu."
°°°
Karina melangkahkan kakinya memasuki unit apartemen miliknya. Suasana ruangan itu masih sama persis saat terakhir Karina lihat. Ruangan itu masih saja berantakan dan juga gelap. Hanya pantulan cahaya dari TV yang menerangi ruangan gelap itu.
Karina mau tidak mau harus membereskan kekacauan yang ada. Kaki jenjangnya membawa dirinya ke arah dapur lalu menyimpan bahan makanan ke dalam lemari pendingin.
Setelah selesai, ia kembali melangkah untuk membersihkan ruangan. Setelah itu ia masuk ke dalam kamarnya dan membersihkan diri. Tidak lama kemudian ia keluar dan membawa satu buku novel karangan Tere Liye yang sempat ia bawa dari Indonesia.
Karina memilih duduk di sofa, ia lalu menyalakan senter dan mulai membaca novel kesukaannya itu. Tidak memperdulikan suasana sekitarnya yang gelap, hanya suara TV yang berpadu dengan suara jam memenuhi keheningan ruangan itu.
Hampir satu jam lebih Karina berkutat dengan novelnya. Gadis itu pun sadar akan sesuatu, ia menoleh ke arah samping. Pandangannya mengarah tepat pada single sofa itu. Bagaimana tidak, benda mati itu bergerak dengan sendirinya dan menghadap langsung ke arahnya.
Karina menelan salivanya kasar, ia lalu mengarahkan senternya ke single sofa yang tampak kosong itu. “J-j-jangan ganggu aku! A-aku mohon,” pinta Karina seraya menutup buku novelnya itu.
Sedetik kemudian, Karina mendengar gelak tawa dari seorang pria yang ia yakin milik pria hantu itu. Entahlah, ia tidak tahu mengapa hantu itu tertawa, nada suaranya itu sangat merdu tapi menyeramkan juga bagi Karina. Mengingat ruangan itu sekarang sedang gelap, membuat bulu kuduknya meremang.
Karina memilih untuk tidak parnoan sekarang. Ia kemudian melanjutkan membaca novelnya. Sempat Karina berpikir, kenapa hantu itu tidak pergi juga dari sini? Kenapa ia tidak kembali ke alamnya saja?
BRAK!!
“Aku ada disini! Dan selamanya tetap disini!” suara itu, iya suara si hantu yang lagi-lagi terdengar seperti desisan yang dibawa angin.
Karina mengembuskan napasnya, ia baru ingat bahwa hantu itu ternyata bisa membaca pikirannya. Gadis itu menutup kembali bukunya, kemudian berdiri dan melangkahkan kakinya menuju ke arah dapur setelah itu ia kembali dengan beberapa bungkus cemilan di genggamannya dan memilih untuk duduk di single sofa yang sudah berada ditempat semula.
Bugh!
“Aduh,” rintih Karina ketika gadis itu jatuh tersungkur dan lututnya terbentur lantai. Sebelumnya ia merasa seperti ada sepasang tangan kekar yang mendorongnya dari arah belakang saat Karina sudah mendaratkan bokongnya.
Gadis itu mengubah posisinya menjadi duduk di lantai dan menatap tajam ke arah single sofa yang kosong itu. Karena ia yakin pasti, pria hantu itu sedang duduk disana.
“Bisakah kau tid–” kalimat Karina terpotong dengan ucapan si hantu itu.
“Jangan pernah duduk disini, selain aku! Ini tempatku! Kalau tidak–”
“Kalau tidak apa, huh? Membunuhku?” sosor Karina cepat seraya tertawa lepas. Gadis itu tidak memperdulikan sama sekali dengan geraman dari hantu itu.
“TUTUP MULUTMU BODOH!!” geram pria hantu itu dengan nada marah dan berhasil membuat Karina menghentikan aksinya. Tapi hanya sesaat, gadis itu kembali tertawa lepas.
“Yah, suka-suka aku dong, memangnya kau siapa yang be–awwwh.” Karina kembali merintih kesakitan, sebab lagi-lagi sebuah bantal sofa melayang dan mengenai kepalanya. Ia kemudian mengusap pelan pelipisnya dan memilih untuk diam saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr. Dangerous [HIATUS]
HorrorKarina Bakhri, gadis yang baru pindah tempat kerjanya di New York itu tidak menyangka bahwa apartemen yang ia tempati ternyata berhantu. Pantas saja para tetangga bergidik ngeri saat tahu Karina menempati apartemen itu. Tetapi, ia sama sekali tidak...