Nicolas Stone : Bolehkah kau, ku miliki?
Sharen Maluta : Bahkan, aku belum pantas untuk melepaskannya, jika aku masih memiliki rasa padanya.
•••
Mobil Ferrari yang dikendarai oleh Karina mulai memasuki area basemen sebuah gedung tempat pembelanjaan ternama. Ia lalu mencabut kunci kemudian keluar dari mobil diikuti Sharen di sampingnya dan masuk ke dalam bangunan bertingkat itu.
“Sepertinya aku sedikit ragu dengan diskon yang kau katakan tadi," tutur Sharen seraya menatap sekeliling bangunan yang nampak begitu banyak pengunjung dan tentunya hanya orang-orang kaya saja yang berbelanja di tempat ini.
Sekarang keduanya sedang berada di eskalator, menunggu tangga listrik itu membawa mereka ke lantai dua. Karina sedikit terkekeh kecil lalu menarik pergelangan tangan sahabatnya menuju salah satu tempat penjualan pakaian terbaru.
“Kenapa kau harus ragu?” tanya Karina pada Sharen.
Sharen menengok kesamping, menatap wajah sahabatnya. “Ya, karena kau tidak mem–”
“Belilah beberapa barang yang kau inginkan. Aku juga akan melihat-lihat disebelah situ,” potong Karina seraya menunjuk kearah beberapa koleksi dress di depan sana. “Jangan menolak, kau ikut saja apa kataku, Sharen,” sambungnya lalu berjalan pergi ke tempat yang dituju.
Sharen hanya mengangguk pasrah, ia menatap punggung Karina sebentar kemudian lanjut memilih beberapa pakaian outside yang tergantung dihadapannya.
Empat puluh menit kemudian, dua sejoli itu selesai membeli beberapa pakaian outside serta dress selutut. Keduanya berjalan menuju tempat kasir berasa lalu menyerahkan barang-barang belanjaan mereka berdua agar kasir itu bisa menghitung total semuanya.
Wanita yang bertag nama Brigitte–kasir itu tersenyum ramah, ia lalu menghitung total barang-barang yang dibeli dua gadis didepannya. “Total semuanya berjumlah sekitar $69,05 nona,” ujar Brigitte menatap keduanya.
Karina menelan kasar salivanya, mahal sekali barang-barang yang mereka beli ini. Gadis itu menoleh kesamping, melirik Sharen yang sedang memainkan ponsel lalu kembali menatap sang kasir.
“Kenapa? Ada masalah?” tanya Sharen mengalihkan perhatian pada Karina yang sedang mencari sesuatu dari dompetnya.
Karina gelagapan, ia menatap kaget wajah Sharen yang memang sudah berdiri disampingnya.
“Tenanglah, aku akan membayar–”
“Aku saja yang membayarnya, Sharen. Aku juga yang memerintahkan padamu agar memilih pakaian yang kau sukai, kan? Jadi biarkan aku bertanggung jawab,” tolak Karina kembali mencari sesuatu dari dompetnya itu.
“Tapi–”
“Ah, dapat!” sela Karina menarik sebuah kartu kredit. Gadis itu tersenyum kearah sahabatnya kemudian menyerahkan benda tipis itu pada Brigitte.
Brigitte menerimanya dengan tatapan mata menatap kartu itu tidak percaya. Setahunya black card hanya dimiliki oleh beberapa orang terkaya di negara ini dan sekarang gadis didepannya itu memilikinya? Sungguh Brigitte ingin berteriak sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr. Dangerous [HIATUS]
HorrorKarina Bakhri, gadis yang baru pindah tempat kerjanya di New York itu tidak menyangka bahwa apartemen yang ia tempati ternyata berhantu. Pantas saja para tetangga bergidik ngeri saat tahu Karina menempati apartemen itu. Tetapi, ia sama sekali tidak...