BAB I

1.8K 144 0
                                    

Welcome back! Jangan lupa tinggalkan jejak!

Happy reading ❤️

"Sahabat?
Mungkin dalam artian adalah orang yang mampu menghiburmu disaat kamu sedih dan selalu ada disaat kamu butuhkan."
Sharen Maluta.

"Berteman denganmu merupakan hal yang paling aku inginkan."
–Karina Bakhri.

•••

Seperti hari-hari biasa, jalanan selalu saja diramaikan oleh alat transportasi darat. Ada beberapa orang berjalan di trotoar, masuk kedalam mobil ataupun sekedar menunggu bus yang akan datang menjemput.

Sama halnya dengan wanita ber-rok hitam sebatas lutut, sepatu high heels berwarna merah senada dengan blouse yang ia pakai, tidak lupa tas digenggaman tangan kirinya sedang menunggu kedatangan bus di halte bersama beberapa orang. Baik itu pekerja kantor ataupun mahasiswa.

Wanita berambut pendek itu bernama lengkap, Karina al Hady. Wanita karir yang kemarin menginjak usia 25 tahun dengan paras cantik terus saja mengetuk-ngetuk kaki kanannya di trotoar, sesekali melihat arloji ditangan kirinya. Ia tidak suka menunggu, apalagi ini sudah lebih 25 menit.

Ini sudah jam 08:35 pagi. Bosnya di kantor sudah menelpon satu jam yang lalu. Wanita itu merutuki kebodohannya sendiri akibat maraton menonton film Marvel yang baru saja diliris kemarin. Hingga menyebabkan ia bangun kesiangan.

Lima menit berlalu, namun tetap saja bus tujuannya belum juga datang. Hingga pengumuman diberitakan, Karina menyimak, menolehkan kepalanya pada layar monitor yang menyiarkan pengumuman perihal bus yang menjadi tujuan wanita itu mengalami kendala ditengah perjalanan menuju kemari. Orang-orang sekitarnya mendesah kesal, termasuk Karina.

Ashole! Sudah menunggu 30 menit malah di php-in seperti ini, runtuknya dalam hati.

Tidak ingin membuang-buang waktu, Karina lantas menyetop taksi yang kebetulan lewat. Wanita itu bergegas masuk kedalam, kemudian duduk tenang sesudah memberitahu tujuannya.

Dua puluh menit kemudian, kendaraan beroda empat yang ditumpangi Karina perlahan berhenti didepan sebuah perusahaan. Karina turun dari taksi sesudah membayar ongkos, menutup pintu penumpang dan berbalik arah, bersamaan dengan perginya taksi tersebut.

Karina memandangi bangunan pencakar langit tempat ia menghasilkan pundi-pundi rupiah di depannya. Ah, tidak mungkin sebentar lagi ia sudah tidak bekerja di tempat ini. Mengingat waktu yang menjadi targetnya telah habis. Menghembuskan napas sejenak sebelum memutuskan untuk melangkahkan kakinya memasuki bangunan tersebut.

“Selamat pagi, Karina!” sapa seorang wanita yang bertugas menjaga meja resepsionis.

“Pagi juga, Lisa,” balas Karina dengan senyum tipis khasnya. Wanita itu masuk ke dalam lift, lalu menekan tombol 10. Menunggu alat ini membawanya ke lantai atas.

Karina berdiri di belakang dua orang wanita. Bersidekap sembari memperhatikan layar monitor yang memperlihatkan angka dua di atas lift.

Alat ini berhenti ketika tiba di lantai lima. Dua wanita yang satu lift dengan Karina berjalan keluar setelah tiba dilantai tujuan mereka. Kemudian kembali membawa Karina naik.

Lama menunggu akhirnya tiba dilantai tujuannya. Ketukan sepatu heels dilantai terdengar saat wanita itu berjalan keluar. Perempuan dengan gaya pakaian edgy itu langsung mencari letak ruangan direktur utama.

Mr. Dangerous [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang