Chapter One

2.3K 205 26
                                    

Choi Soobin mengucek pelan kedua mata begitu mendengar suara nyaring alarm pada ponselnya. Ia segera mengambil ponsel untuk mematikan alarm. Selanjutnya, merenggangkan otot-otot badannya sebelum merubah posisinya menjadi duduk di atas kasur.

Pikirannya tiba-tiba saja teringat akan kejadian semalam. Lebih tepatnya, teringat saat teman sekamarnya alias Yeonjun yang menepuk bokongnya beberapa kali.

Hal itu jelas membuat Soobin tidak nyaman berada di dekat Yeonjun. Walau begitu, Soobin tetap berpikir positif bahwa yang dilakukan Yeonjun padanya agar mereka berdua lebih cepat akrab.

Tak mau berlarut memikirkan bagaimana Yeonjun memperlakukannya semalam, Soobin lebih memilih memgambil ponsel dan menelepon sang kekasih.

"Good morning, uri Arin~" sapa Soobin dengan suara seperti anak kecil saat Arin menjawab panggilannya.

"Morning, Soobinie~" jawab Arin yang tak kalah lucu membuat suara anak kecil seperti Soobin. "Hei, ini masih pagi. Kenapa sudah telepon?" lanjutnya, bertanya dengan suara serak khas bangun tidur.

"Aigo, Arin-ssi! Sudah jam sembilan dan kamu bilang ini masih pagi? Ayo bangun, kita pergi seharian ini!"

"Astaga, mendadak sekali? Untung hari ini aku libur."

Soobin terkekeh. "Justru karena aku tahu kau libur, makanya aku ingin mengajakmu pergi, sayang."

"Baiklah, jemput aku jam sebelas, ya, Soobinie~"

"Iya, mandi dan dandanlah yang cantik. Sampai bertemu nanti, sayang."

Begitu sambungan terputus, Soobin beranjak dari kasur dan segera keluar dari kamar untuk mandi. Namun ketika ia membuka pintu kamar mandi, kedua matanya membulat sempurna saat melihat Yeonjun tengah memakai handuk.

Buru-buru Soobin kembali menutup pintu kamar mandi.

"Oh, astaga! Maaf ya, aku lupa kalau sekarang aku tinggal denganmu," teriak Yeonjun dari dalam kamar mandi. Tak lama, Yeonjun keluar dan tersenyum melihat Soobin yang berdiri canggung di sana.

"Aku terbiasa tidak mengunci pintu saat mandi, tapi lain kali akan aku kunci," ucap Yeonjun masih tersenyum lebar pada Soobin yang tidak tahu harus merespon apa padanya.

Untunglah Yeonjun segera masuk ke dalam kamar dan Soobin buru-buru masuk ke kamar mandi lalu bernapas lega di dalam sana.

Tanpa memikirkan hal negatif, Soobin memilih untuk segera mandi dan membuat sarapan.

Kini ia sudah berada di dapur, tepatnya di depan kompor dengan tangan yang sibuk mengoseng japchae yang dibelinya semalam bersama Arin. Memanaskan kembali makanan tersebut untuk sarapan.

"Wah, harum sekali~" suara Yeonjun membuatnya terkejut apalagi pemuda itu sudah berada tepat di belakangnya.

Buru-buru Soobin membungkuk pelan pada Yeonjun. "Pagi, hyung-nim," sapanya dengan senyum canggung.

"Hyung. Just hyung, Soobin-ah."

Soobin mengangguk cepat. "Ah, iya. Maksudku, pagi Yeonjun hyung."

Yeonjun terkekeh sambil mengacak surai Soobin. "Ah, lucunya," gumamnya pelan yang tentu saja Soobin bisa mendengarnya dengan jelas. "Kau pandai masak, rupanya. Aku mau cicipi masakanmu, boleh?"

Tanpa menunggu jawaban Soobin, Yeonjun sudah lebih dulu memasukkan sesendok bihun dan daging sapi ke dalam mulutnya. Mengunyah makanan tersebut sambil melihat Soobin dengan kedua mata berbinar.

"Wah, enak sekali!" serunya ketika makanan di dalam mulutnya sudah tertelan tanpa sisa.

Mendengar Yeonjun memuji masakannya, Soobin sedikit membungkuk. "Terima kasih hyung, tapi itu bukan masakanku, aku hanya memanaskannya." Soobin terkekeh pelan melihat ekspresi Yeonjun.

Roommate; Yeonbin [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang