Chapter Twenty Five

966 109 45
                                    

"Bagaimana dengan memakai kostum yang sedikit terbuka?" usul salah satu anggota BEM mengenai pakaian yang akan dipakai oleh mereka dan mahasiswa lainnya yang turut berpartisipasi dalam meriahkan festival musim panas mendatang sebelum libur musim panas tiba.

Mereka kini tengah membicarakan perkembangan festival musim panas yang akan diadakan tiga minggu lagi sebelum ujian akhir di mulai. Acara rutin yang dilakukan oleh Universitas Hongik setiap tahunnya.

"Bukankah musim panas tahun lalu sudah memakai kostum seperti itu? Daripada menggunakan konsep seksi, kenapa kita tidak pakai konsep unik saja?" anggota lainnya memberi sanggahan serta pendapat.

"Konsep unik seperti apa?"

"Bagaimana dengan cosplay karakter anime?"

Detik berikutnya terdengar sebuah decakan dari beberapa anggota lainnya. "Ya, pikiranmu memang tidak jauh-jauh dari anime."

"Itu merepotkan," timpal lainnya.

"Tapi kampus kita belum pernah memakai konsep seperti itu, bukan?"

"Tentu belum, karena memakan biaya banyak. Kalau kau ingin mengeluarkan uang lebih, silakan."

"Hah sial, bilang saja kau tidak suka dengan ideku."

"Bukan hanya aku yang tidak suka, tapi yang lain juga, tuh."

"Tapi, aku setuju dengan idenya."

"Aku tidak setuju. Serius deh, itu sangat merepotkan."

Selanjutnya yang terdengar hanya perdebatan dari kedua belah pihak yang setuju untuk menggunakan konsep cosplay dan pihak yang tidak setuju. Keadaan di dalam ruangan rapat BEM semakin memanas karena saling berdebat.

Sementara Choi Yeonjun hanya menatap kosong pada layar laptop yang menyala. Sedari awal rapat di mulai, Yeonjun sudah tidak fokus lantaran memikirkan perasaannya akan Soobin.

"Kau akan kehilangannya jika tidak segera menyatakan perasaanmu karena Soobin akan ragu padamu, Yeonjun-ah."

Kalimat Seojin terus terngiang di dalam kepalanya sampai terasa pening, belum lagi telinganya berdenging lantaran beberapa anggota BEM yang masih berdebat tentang kostum, membuat kepalanya semakin sakit.

Yeonjun menghela panjang dan memijat pangkal hidungnya.

"Wae, Yeonjun-ah?" Namun helaan napas Yeonjun terdengar oleh semua anggota BEM yang berada di ruangan tersebut. "Apa kau setuju dengan ide tersebut?"

"Ya?" Yeonjun memandang teman-temannya satu persatu yang memandang balik ke arahnya. "Ah, soal itu..." Ia berdeham, lalu menutup laptopnya.

"Apa kita tidak bisa istirahat dulu? Setidaknya untuk mengambil keputusan kita harus berkepala dingin. Saat ini, kalian semua sedang emosi."

Mereka semua terdiam dan beberapa orang menganggukkan kepalanya termasuk ketua BEM yang memimpin rapat hari ini.

"Yeonjun benar. Baiklah, kita harus istirahat dulu selama sejam. Sekalian kalian makan malam."

Dan mereka semua segera keluar dari ruangan BEM, termasuk Yeonjun yang memilih untuk pergi ke tempat merokok setelah membeli roti dan susu almond.

Masing-masing sudut bibirnya terangkat memandang roti dan susu almond kesukaan Soobin berada dikedua tangannya.

Ah, sial. Kenapa tiba-tiba ia rindu pada Soobin?

Ting!

Baru saja memakan sepotong roti dan memikirkan Soobin, pemuda yang ia rindukan mengiriminya pesan.

Roommate; Yeonbin [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang