Chapter Twenty One (2)

1K 110 19
                                    

Untuk yang baca, tolong dikomen ya, komen tentang story ini. Aku butuh komenan dari kalian biar semangat ☹️

Happy reading!💙

WARNING! RAPE!

***

Kejadian itu berawal dari kedatangan seorang wanita berusia dua puluh tujuh tahun yang telah menjadi istri sah dari seorang pria berusia tiga puluh tujuh tahun bernama Choi Jaein — ayah Choi Yeonjun.

Kala itu usia Yeonjun baru genap sepuluh tahun dan ia sudah cukup mengerti jika dirinya mempunyai sosok pengganti dari mendiang ibunya yang meninggal ketika ia berusia enam tahun. Namun Yeonjun tidak sudi untuk memanggilnya ibu kepada wanita yang terpaut usia sepuluh tahun lebih muda dari ayahnya, karena bagaimanapun juga ia hanya mempunyai satu ibu yaitu mendiang ibunya.

Sejak kedatangan Park Aera —istri baru ayahnya— dirumahnya, Yeonjun tidak menyukainya. Walau Yeonjun terbilang masih kecil, Yeonjun tahu bahwa wanita itu hanya ingin harta ayahnya saja.

Hal itu terbukti karena hampir setiap hari ia melihat Aera menjinjing beberapa belanjaan yang berisi tas dan sepatu bermerek. Banyak sekali barang mewah yang menumpuk dirumahnya sejak wanita itu ada dirumah.

Meski begitu, Yeonjun tidak mempermasalahkan karena Aera memperlakukannya dengan baik saat itu.

"Apa Yeonjunie sudah makan? Maaf aku pulang telat, tapi aku bawa makanan enak untuk Yeonjunie! Kau pasti suka."

"Terima kasih, Ahjumma."

Hari-hari berlalu dan Aera masih mengurus serta memperlakukan Yeonjun dengan baik. Sampai enam bulan berlalu, Choi Jaein disibukan dengan perusahaannya yang semakin berkembang pesat. Ayahnya semakin jarang berada dirumah karena harus pergi keluar kota atau keluar negeri untuk mengurus beberapa bisnisnya. Bahkan bisa berbulan-bulan tidak pulang ke rumah, meninggalkan Aera dan Yeonjun di sana.

Mulai dari sana, Yeonjun baru mengetahui bahwa Aera tidak sebaik yang ia kira. Satu fakta yang baru Yeonjun ketahui, bahwa selama ini Aera bermain belakang dengan ayahnya.

Saat itu Yeonjun yang sudah terlelap, terbangun karena merasa haus. Namun gelas yang berada di atas meja nakas sudah kosong sehingga ia harus turun dari lantai atas untuk mengisi ulang gelasnya.

"Iya sayang, sebentar lagi aku keluar."

Kening Yeonjun mengerut ketika mendengar dengan jelas suara Aera di bawah sana, disusul dengan suara letuk heels disetiap langkahnya. Yeonjun pikir, ayahnya sudah kembali dari Jepang setelah tiga minggu tidak pulang.

"Ahjumma, apa itu ayah?"

"Eh?!" Aera memekik kaget mendapati Yeonjun berada di anak tangga terakhir. Namun segera merubah ekspresinya dan menghampiri Yeonjun. "Loh, Yeonjunie terbangun, hm?"

"Apa itu ayah? Apa ayah pulang?"

"Uh, bukan, sayang. Bulan ini ayah tidak pulang."

"Oh, ya?" Raut wajah Yeonjun berubah murung. Padahal ia sudah rindu dengan ayahnya. Namun lagi-lagi keningnya mengerut kala menyadari pakaian Aera yang tampak.... seksi? "Apa Ahjumma mau pergi?"

"Iya."

"Tapi, bukankah ini sudah jam sebelas malam?"

"Aku harus pergi sebentar. Sebaiknya, kau kembali tidur, Yeonjun-ah. Aku pergi dulu."

Kemudian segera keluar dari rumah setelah mengusak rambut Yeonjun. Begitu pintu tertutup, Yeonjun berlari kembali ke kamarnya dan mengintip dari balik gorden. Ia melihat seorang pria yang menunggu Aera di bawah sana. Detik berikutnya, mata Yeonjun membulat kala mereka berdua berciuman. Dari sana, Yeonjun tahu bahwa Aera bukan wanita baik-baik.

Roommate; Yeonbin [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang