Chapter Eight

1.2K 133 18
                                    

"Ada yang aneh dengan Soobin."

Choi Yeonjun memulai pembicaraan ketika Soobin masuk ke dalam dapur. Tangannya mengetik dengan memandang fokus pada layar laptop, mengerjakan tugas yang akan dikumpulkan esok.

Satu alis Seojin terangkat. "Kenapa?"

"Tadi pagi dia bicara terbata-bata padaku."

Mata Seojin menyipit curiga pada Yeonjun. Menatap penuh selidik. "Jangan bilang kau menciumnya diam-diam dan dia——"

"Aku bukan lelaki seperti itu," potong Yeonjun cepat.

"Mungkin dia tidak nyaman."

"Masalahnya, kenapa tiba-tiba dia tidak nyaman padaku?"

Kini mata Seojin melebar. "Jangan-jangan, dia suka padamu?"

Yeonjun menggeleng cepat dengan jemarinya yang terus bergerak di atas keyboard laptop. "Sepertinya tidak, tapi aku tidak yakin, sih. Tapi tadi pagi aku menanyakan hal itu pada Soobin——"

"Kau bertanya apa dia menyukaimu?" Yeonjun mengangguk. "Wah, gila. Pertanyaan itu jelas membuat Soobin semakin tidak nyaman berada di dekatmu, Yeonjun-ah."

Jemari Yeonjun berhenti bergerak. Ingatannya kembali pada pagi hari ketika ia menanyakan kalimat itu pada Soobin, namun sayangnya Beomgyu datang disaat yang tidak tepat membuat Soobin buru-buru masuk ke dalam kamar dan pergi dari apartemen.

Kalau mengingat reaksi Soobin saat ia bertanya padanya, Yeonjun dapat melihat dengan jelas kalau kedua pipi Soobin berubah menjadi semerah kepiting rebus sampai kedua telinganya ikut memerah— reaksi yang sama persis saat ia juga menanyakan hal itu pada Beomgyu— menunjukkan kalau lelaki itu menyukainya. Tetapi, Yeonjun tidak yakin akan hal itu, rasanya mustahil membuat Soobin yang menyukai perempuan menjadi suka pada lelaki seperti dirinya.

"Iya, bisa jadi dia tidak nyaman berada di dekatku. Tapi kenapa tiba-tiba? Padahal saat di Gangwon Soobin sudah nyaman padaku karena percaya dengan cerita karangan tentang kita."

"Tunggu——" jeda, Seojin menutup mulutnya sendiri. "Kau—— bukannya kau tidak menceritakannya?"

"Maksudmu?" Yeonjun mengernyit bingung dengan ekspresi Seojin yang tampak terkejut.

"Ah, sial. Harusnya aku bertanya dulu padamu."

"Apa? Kenapa?" Yeonjun berubah panik mendengar kalimat Seojin.

Seojin menjilat bibirnya yang terasa kering. Ia mencondongkan badan ke arah Yeonjun dan berbisik.

"Sepertinya dia tahu kalau kita tidak pacaran, Yeonjun-ah."

Yeonjun mendecak kesal. "Kenapa bisa?"

"Dia bertanya padaku tentang bagaimana kita saling kenal dan berakhir kencan."

Yeonjun memejamkan mata dan menunduk memijat keningnya. "Ah, sialan. Kau 'kan tidak pandai berbohong, pantas saja Soobin tidak nyaman berada di dekatku."

***

Warning!

Yeonjunie hyung
Sebentar lagi aku keluar kelas
Kau dimana?

Aku ditaman belakang, hyung

Begitu pesan berhasil terkirim pada Yeonjun, sedetik kemudian Beomgyu tersenyum lebar kala seseorang melingkarkan tangan dipinggangnya.

"Yeonjunie hyung, cepat sekali sampainya?"

Namun senyumnya lenyap kala suara berat yang sangat ia kenal itu berbisik pelan ditelinga Beomgyu. Ia tercekat dengan tubuhnya yang menegang.

Roommate; Yeonbin [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang