Chapter Thirty One

873 102 24
                                    

"Apa ini sudah benar, hyung?"

Choi Soobin mengangkat satu cookies dari loyang yang baru saja dikeluarkan dari oven. Ia menunjukkan ke arah ponselnya yang diletakkan di stand holder dengan keadaan ponsel tengah menghubungi seseorang melalui panggilan video.

"Loh, kenapa jadinya bantat seperti itu?" ujar Kim Seokjin dari seberang sana ketika melihat hasil cookies yang dibuat oleh Soobin.

"Jadi, gagal lagi?"

"Tentu saja, harusnya adonannya mengembang."

Soobin menghela panjang. Ini sudah yang kedua kalinya cookies yang ia buat lagi-lagi gagal. Yang pertama, cookies buatannya gosong karena oven terlalu panas dan kini cookies buatannya tidak mengembang, padahal Seokjin sudah mau mengajarinya membuat cookies, namun lagi-lagi ia gagal.

"Duh, maaf Soobin-ah, hyung harus pergi sekarang."

"Apa? Hyung, aku harus bagaimana?!"

"Kau minta Yeonjun untuk mengajarimu saja. Aku harus pergi, good luck!"

"Tapi, aku buat cookies ini——"

Tut tut tut.

Kim Seokjin memutus sambungan telepon lebih dulu.

Kepala Soobin menunduk, menatap sedih pada beberapa cookies yang gagal. "Padahal aku buat cookies ini untuk Yeonjun hyung..." gumamnya kecewa pada dirinya sendiri.

Hari ini, tepatnya sore hari setelah pulang dari kampus, tiba-tiba saja Soobin ingin membuatkan Yeonjun sesuatu untuk menyemangatinya karena dari kemarin Yeonjun selalu pulang malam dalam keadaan lelah lantaran sibuk rapat dan latihan untuk acara musim panas nanti. Kebetulan juga hari ini restoran tutup, jadi sejak tadi Soobin sudah bergelut di dapur. Ia hanya ingin sekadar menyemangati Yeonjun dengan memberikan sebuah cookies sederhana ini, namun semuanya tidak berjalan dengan baik karena ternyata resep yang Seokjin katakan mudah itu tidak mudah bagi Soobin.

Cklek!

"Oh?!" Dengan kening mengerut, buru-buru Soobin melangkahkan kaki jenjangnya ke arah pintu utama. "Hyung~" Lalu berlari kala melihat Yeonjun tengah melepaskan sepatu. Tanpa aba-aba, Soobin sudah memeluk Yeonjun lebih dulu membuat pemuda yang lebih tua agak terkejut namun tertawa senang ketika kedatangannya disambut oleh Soobin.

"Ey, kau rindu sekali padaku ya, hm?" katanya sambil mengelus surai Soobin.

"Hyung kenapa sudah pulang?"

Kedua alis Yeonjun saling bertautan, tampak tak suka dengan pertanyaan Soobin yang seakan-akan pemuda yang lebih muda itu tidak senang akan kedatangannya.

"Kau tidak senang hyung pulang cepat?"

"Bukan begitu..." Terdengar helaan napas dari Soobin. "Aku senang, kok, hyung pulang cepat."

Tapi, kenapa nada suara Soobin terdengar sedih ditelinga Yeonjun. "Hari ini aku hanya rapat, jadi aku pulang cepat. Ada apa, Soobin-ah?"

Soobin menggeleng, ia menenggelamkan wajahnya pada ceruk leher Yeonjun.

Semakin penasaran dengan apa yang terjadi pada Soobin, Yeonjun mendorong pelan badan pemuda manisnya.

Namun detik berikutnya, Yeonjun terbahak melihat wajah Soobin terdapat tepung di beberapa bagian wajahnya.

"Hei, wajahmu kenapa banyak tepung begini?"

"Uh? Apa ada tepung di wajahku?"

Yeonjun mengangguk sambil membersihkan wajah Soobin dengan jemarinya. "Apa yang sedang kau lakukan, Soobin-ah?"

Roommate; Yeonbin [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang