Chapter Thirteen

1.3K 118 9
                                    

Kencan?

Hah, kencan apanya?!

Wajah ditekuk dengan tangan terlipat di dada, pandangan Soobin jatuh pada pemuda yang beberapa jam lalu mengajaknya berkencan kini sibuk duduk di meja paling pojok dan mengobrol dengan seorang perempuan.

Kalau tahu Yeonjun akan pergi ke restoran dan justru asyik mengobrol dengan Seojin, Soobin menyesal membatalkan acara kencannya dengan Arin. Bahkan pemuda yang beberapa jam lalu bercinta dengannya total mengabaikan atensi Soobin yang sedari tadi memandang ke arah mereka. Yeonjun tidak mengalihkan pandangannya dari Seojin dan Soobin tak suka melihat itu.

Apa sih yang mereka bicarakan? Soobin jadi penasaran.

"Cemburu, ya?"

"Eh-- Jungkook hyung, kau mengagetkanku."

Jeon Jungkook sepupu Yeonjun yang juga bekerja di restoran sebagai sous-chef bawahan Min Yoongi ikut duduk di sebelah Soobin. Ini jam istirahatnya.

"Tenang saja, Yeonjun tidak menyukai Seojin."

"Uh, aku tidak cemburu."

"Oh ya? Tapi raut wajahmu tampak tidak suka. Apa aku salah?"

Soobin berdeham, memalingkan wajah, kembali memandang Yeonjun dan Seojin di sana. "Aku tidak cemburu, aku hanya tidak suka melihat hyung dan nuna yang terlihat sangat akrab."

Jungkook mengangguk. Meminum americanonya yang masih penuh lalu kembali menanggapi. "Jelas. Mereka berteman dari Senior High School."

"Menurut hyung, apa Yeonjun hyung pernah suka pada Seojin nuna?"

"Tidak. Yeonjun tidak pernah menyukainya."

"Kenapa hyung bisa seyakin itu?"

"Yeonjunie-- tidak pernah suka dengan perempuan. Kalau kau perhatikan, Yeonjun itu benci dengan perempuan."

Kedua alis Soobin bertautan. "Lalu kenapa mereka bisa sedekat itu?"

Jungkook mengendikkan bahunya. "Tidak tahu. Kenapa tidak kau tanyakan langsung?"

Soobin menghela napas tipis. Kepalanya kembali teringat ketika Yeonjun menceritakan tentang Seojin yang saat itu Soobin percaya dengan semua kalimatnya, tetapi sekarang ia meragukannya. Mungkin saja salah satu di antara mereka pernah menaruh rasa, bukan? Seperti Arin yang ternyata menyukainya kala Soobin masih berpacaran dengan lelaki lain.

"Tidak usah dipikirkan. Yang aku tahu, Yeonjun itu benar-benar tulus dalam mencintai. Yah, meskipun pada akhirnya dia ditinggalkan--" jeda, Jungkook kembali meminum sebelum melanjutkan. "kalau kau ingat siapa Beomgyu, dia hanya pelampiasannya saja. Kenyataannya Yeonjun masih belum melupakan mantannya."

Soobin mengangguk paham. Kalimat Yeonjun semalam masih teringat dengan jelas dikepalanya bahwa selama ini lelaki itu selalu bercinta dengan bayangan wajah mantannya. Soobin jadi penasaran dengan mantannya yang membuat Yeonjun benar-benar merasa kehilangan dan hancur.

Setelah tiga puluh menit berlalu, akhirnya Yeonjun beranjak dari sana menghampiri Soobin.

"Ayo, kita pergi."

Satu tangannya terulur pada Soobin. Tidak segera menjabat uluran tangan Yeonjun, Soobin justru memandang wajah Yeonjun lekat. Menatapnya sendu karena ia tahu bagaimana rasanya ditinggalkan dengan seseorang yang amat dicintai. Bagaimana rasanya kehilangan seseorang yang disayang. Soobin jelas tahu karena ia mengalaminya sendiri-- ditinggalkan begitu saja dengan seseorang yang Soobin cintai kala itu.

Hari ini tidak begitu cerah, cuaca masih sama, masih dingin walau sudah memasuki musim semi. Angin tampak berembus agak kencang membuat Soobin yang hanya memakai baju rajut lengan panjang terlihat kedinginan.

Roommate; Yeonbin [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang