Kelopak mata Yeonjun bergerak. Hidungnya mengendus-endus mencium aroma harum makanan. Masih dengan mata terpejam, Yeonjun menurunkan kakinya dari ranjang, berjalan keluar kamar dengan pandangan buram. Samar-samar ia melihat punggung teman sekamarnya tengah menata makanan di meja makan. Tanpa sadar melingkarkan tangannya dipinggang Soobin dari belakang sambil menghirup aroma makanan.
"Harum," gumam Yeonjun sembari memiringkan kepalanya dan menghirup dalam-dalam aroma parfum pada leher Soobin. "Manis."
"H-hyung——" lirih Soobin menahan napas serta memejamkan kedua mata kala hidung Yeonjun menyentuh permukaan kulit lehernya. Embusan hangat dari napas Yeonjun membuat tubuh Soobin menegang.
"Hm, wae?" Soobin menelan ludahnya dengan susah payah mendengar suara berat Yeonjun tepat ditelinganya. Suara berat yang terdengar begitu seksi.
Sialan. Lagi-lagi jantungnya berdebar dengan cepat.
Merasa tak mendengar suara Soobin, Yeonjun mengerutkan kening, kemudian membuka matanya. "Oh! Maaf, Soobin-ah." Ia melepaskan tangannya dari pinggang Soobin. "Sepertinya aku jalan tanpa membuka mataku."
Soobin berdiri kikuk. Menggaruk tengkuk dan tersenyum canggung. "Kalau begitu, hyung makanlah."
"Mau kemana?" Tangan Yeonjun bergerak cepat menahan Soobin yang lagi-lagi menghindarinya.
"A-aku ada kelas pagi——"
"Kau menghindariku?"
"Uh?" Matanya mengerjap berkali-kali dengan bibir tipisnya yang maju ke depan— terlihat lucu dimata Yeonjun, bola matanya dimainkan ke segala arah, mencari jawaban yang tepat.
"Kau tidak nyaman denganku?"
Semakin bingung ingin menjawab apa, Soobin menunduk sambil menggigit bibir bawahnya.
Yeonjun mendecak. Ia benar-benar tak tahan memandang pemuda manis di depannya itu tengah menggigit bibir bawahnya.
Ibu jari Yeonjun mengelus pelan punggung tangan Soobin. "Apa aku ada salah padamu?"
Soobin menggeleng cepat. "Tidak, hyung."
"Lalu kenapa dari kemarin aku merasa kau menghindariku?"
Soobin menelan ludah, tak tahu harus memberikan jawaban apa. Pasalnya, ia menghindar dari Yeonjun bukan karena dirinya tak nyaman berada di dekatnya, tetapi karena jantungnya yang selalu berdebar kencang saat Yeonjun berada di dekatnya.
Yeonjun menghela napas panjang saat tak kunjung mendapat jawaban dari Soobin. "Ok, aku tahu kenapa kau menghindariku——" Soobin mengangkat kepala, menatap Yeonjun yang akan melanjutkan kalimatnya. "Kau sudah tahu 'kan kalau aku dan Seojin hanya sahabatan saja?"
Kepalanya mengangguk ragu. "Lalu apa kau tahu kalau aku gay?" Soobin menelan salivanya dan kembali mengangguk.
"Aku berbicara denganmu, kenapa diam saja?"
"Uh, itu—— a-aku tahu, hyung."
"Tahu apa?"
"T-tahu kalau hyung seorang gay dan Beomgyu—"
"Benar, Beomgyu itu kekasihku."
Entah kenapa Soobin merasa kecewa mendengar Yeonjun mengakui secara gamblang tentang hubungannya dengan Beomgyu.
"Kau tidak suka?"
"Iya! Uh— ma-maksudku, bukan——" Soobin menggaruk keningnya, semakin bingung ingin berbicara apa pada Yeonjun.
Yeonjun terkekeh. "Maksudku, apa kau benci kaum gay seperti aku?"
Soobin terdiam mendengar kalimat yang hampir sama persis dari seseorang dimasalalunya. Mendadak, ia jadi teringat dengannya. Teringat akan cinta pertamanya saat masih duduk di bangku Senior High School.
KAMU SEDANG MEMBACA
Roommate; Yeonbin [✓]
Fiksi Penggemar[COMPLETED] Berawal dari kedatangan Choi Soobin di apartemen Choi Yeonjun, membuat pemuda itu berakhir jatuh cinta padanya. "Choi Soobin. Kau akan menjadi milikku!" - Yeonjun. Top; Yeonjun Bott; Soobin ⚠️ WARNING ⚠️ Mature Content! 🔞 NSFW 21...