08. Terusik

360 38 0
                                    

==========
Don’t Plagiarism!!!!
Karya ini milik pribadi siamatiranrasa, mari saling menghargai!
==========

==========Don’t Plagiarism!!!!Karya ini milik pribadi siamatiranrasa, mari saling menghargai!==========

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hola, People!

Suara karyawan yang sedang melakukan presentasi di hadapannya tak dihiraukan Dipta sejak tadi, entah kenapa pikirannya tak berada di ruangan meeting ini sekarang. Otaknya tak berhenti memutar kejadian saat Indri lebih memilih naik taksi online dibandingkan semobil dengannya, Dipta pun bingung mengapa hal itu bisa begitu mengganggunya.

Tak bisa fokus dengan pertemuan hari ini, Dipta memutuskan untuk tak melanjutkan "Meeting kita sampai disini saja dulu, perihal yang lainnya bisa bawa laporannya ke ruangan saya, terima kasih semuanya" ucap Dipta sebelum melangkah ke luar ruangan meeting.

Dipta menghela nafas pelan tepat ketika dia duduk di sofa ruangannya, mengambil ponsel dan memulai mencari kontak seseorang. Entah apa yang ada dipikiran Dipta saat ini, layar ponsel yang menunjukkan nama kontak Indri membuat Dipta merutuki dirinya sendiri. Sejak kemarin Dipta mulai paham hal aneh apa yang mengganggunya, perubahan sikap Indri yang menjadi alasannya. Indri yang biasanya banyak bicara dan agresif tiba-tiba menjadi datar dan tak menghiraukan Dipta, sangat berbeda seperti hari-hari sebelumnya.

Dipta kembali menatap layar ponsel, baru saja dia ingin kembali meletakkan ponsel di meja sofa, benda itu lebih dulu berbunyi. Dipta nyaris memekik di tempatnya, bunyi ponsel itu berasal dari panggilan yang tidak lain adalah perempuan yang sejak tadi mengganggu fokusnya.
Dipta berdehem pelan sebelum menerima panggilan "Halo" ucap Dipta sebiasa mungkin.

"Halo, Dipta. Alamat bengkel teman kamu bisa kirimin ke aku gak? Aku mau cek kesana"

Dipta baru ingat jika mobil Indri sudah selesai di reparasi, semalam Arman si pemilik bengkel yang tidak lain adalah teman Dipta sudah memberi tahunya "Oh iya, semalam temen aku ada ngasih tahu kalau mobil kamu udah bisa di ambil"

"Bagus deh, emang lagi perlu nih. Bisa minta alamat bengkelnya?"

"Mungkin ada baiknya kalau kita bareng kesana aja, soalnya kan temenku tahunya aku yang bawa mobil itu" salahkan mulut lancang Dipta, meski begitu dia berharap Indri setuju dengannya.

"Emmm, gimana yah? Kayaknya gak perlu deh, nanti kamu hubungin temen kamu dan bilangin aku mau ke sana"

Dengan terpaksa Dipta mengiyakan "O-oke deh, aku kirim alamatnya lewat chat aja"

"Oke, makasih Dipta"

Setelah mengirim alamat bengkel Arman ke Indri, Dipta malah tak tenang. Dipta membayangkan Arman si perayu ulung dipertemukan dengan Indri malah membuatnya tambah tak tenang. Meraih ponsel dan kunci mobil Dipta bergegas, dia hanya tak ingin Indri jadi sasaran Arman selanjutnya, melihat Indri begitu mudah dekat dengan orang lain maka bukan hal mudah untuknya terbujuk rayu Arman. Sekali lagi, Dipta hanya ingin membantu Indri yang tak lain adalah sahabat Arissya sepupunya, hanya itu alasannya, Dipta terus meyakinkan bahwa hal ini ia lakukan atas dasar kemanusiaan iya itu saja.

Yes, I Will. (Lengkap)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang