#Mahendra Series
mereka dipertemukan atas sebuah alasan dan Indri rasanya ingin mengutuk Tuhan saat tahu alasan kenapa Tuhan membawa Dipta ke dalam hidupnya. Indri kembali terluka bahkan dengan alasan yang sama, mungkin Tuhan sebenci itu padanya ia...
========== Don't Plagiarism!!!! Karya ini milik pribadi siamatiranrasa, mari saling menghargai! ==========
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Halo, People!
Sudah seminggu sejak Dipta melamar Indri bahkan setelah lamaran merangkap liburan seminggu lalu sekembalinya mereka ke Jakarta Dipta langsung membawa Indri ke rumah pria itu menyampaikan kabar bahagia yang membuat Bunda Dipta memeluk Indri sambil menangis terharu, Indri merasa bersyukur atas penerimaan keluarga Dipta yang begitu tulus padanya.
Hari ini weekend, alih-alih keluar malam mingguan Indri dan Dipta memutuskan menghabiskan waktu di apartemen Indri. Sebenarnya sejak beberapa hari yang lalu Indri menunggu Dipta bercerita soal Dilla, meski Indri menganggap wanita itu hanya masa lalu Dipta tetap saja ia ingin Dipta bercerita padanya tapi bahkan meski Indri sudah mencoba mengarah kan pembicaraan mereka ke arah sana, Dipta tetap tak bicara apapun.
Setelah pertimbangan panjang Indri memutuskan akan bertanya saja pada Dipta, Indri menatap Dipta yang sejak tadi sibuk menyuapi Indri buah-buahan, menghela nafas pelan sebelum mencari tahu perihal Dilla.
"Sayang.. aku mau nanya"
Tangan Dipta tergantung di depan Mulut Indri, diletakkan kembali garpu dan memfokuskan diri pada Indri sepenuhnya "Nanya apa?" Sahut Dipta lembut.
"Dilla itu siapa?"
Indri bisa menyadari kekasihnya itu beringsut mundur "Mantan" singkat Dipta.
"Mantan terindah?"
Dipta menatap Indri bingung "Mau terindah apa bukan tetap aja udah mantan kan"
"Ohh, jadi mantan terindah"
"Kenapa sih sayang?"
Indri mengangkat bahu cuek "Nggak, cuma nebak aja. Kita udah mau nikah dan kamu belum pernah cerita ke aku soal Dilla yang kayaknya mempengaruhi kamu banget"
"Sayang... Ayolah, kamu tunangan aku itu yang paling penting. Soal masa lalu yah biarin di masa lalu"
Indri tak sepenuhnya merasa tenang, entah apa yang mengganjal. Indri merasa aneh meski tak tahu karena apa.
*****
Esoknya, hari minggu bersama Dipta harus terganggu saat pria itu menerima telpon dari sekretarisnya, dengan terpaksa Indri harus kembali sendirian di apartemennya. Bosan tak tahu harus melakukan apa, Indri memutuskan ke apartemen Aleya, rasa-rasanya Indri sudah lama tak mengunjungi sepupunya itu. Setelah mengganti pakaian, Indri meraih tas beserta kunci mobil dan ponselnya sebelum melangkah keluar dari unitnya.
45 menit Indri berkendara, mobilnya sudah terparkir sempurna di basement gedung apartemen Aleya. Setelah mematikan mesin mobil Indri melangkah menuju lift yang akan membawanya ke lantai tempat unit Aleya berada. Bunyi denting menandakan kotak besi yang membawa Indri sudah sampai di lantai tujuannya, Indri bersenandung pelan sambil melangkah menuju unit sepupunya.