==========
Don’t Plagiarism!!!!
Karya ini milik pribadi siamatiranrasa, mari saling menghargai!
==========Hola, People!
Indri mungkin sudah menyakiti Dipta dengan sikapnya, tapi ia akan jauh lebih menyesal jika memilih menyerah dan tak mencoba sekali lagi. Indri jelas tahu Dipta begitu kecewa dengan keputusannya tapi Indri tak akan mundur, ia akan meminta maaf pada pria itu dan meminta Dipta kembali padanya. Meski terdengar tak tahu malu, bagi Indri selama Dipta bisa melihat jika ia masih mencintai pria itu, bahwa Indri hanya mau Dipta.
Menguatkan diri, Indri mengambil nafas sebelum menghembuskan nya pelan-pelan. Berdiri di depan gedung kantor Dipta Indri berharap ini dapat menjadi usaha awal yang baik untuk mengambil hati Dipta kembali.
"Halo, selamat siang. Ada yang bisa kami bantu?" Suara front office mengagetkan Indri.
"Oh iya, saya mau ketemu Dipta"
Perempuan di depan Indri menatap menyelidik "Sudah ada janji sebelumnya?"
"Janji? Sampaikan saja kalau Indri mau bertemu"
"Maaf sebelumnya, tapi kalau mbak belum ada janji sebelumnya saya tidak bisa membantu"
Indri berdecak pelan "Saya langsung ke atas aja kalau gitu" Indri baru saja berniat melangkah tapi seorang penjaga keamanan sudah menghalangi nya.
"Maaf mbak, jangan buat keributan disini. Prosedur nya, mbak harus bikin janji dulu sama pak Dipta untuk bertemu beliau"
"Saya ini tunangannya!" Indri berteriak percaya diri.
Deheman seseorang menghentikan keributan antara Indri dan mbak front office "Ada apa ini?"
"Dipta!"
"Mohon maaf sebelumnya pak, mbak ini memaksa ingin bertemu bapak. Katanya tunangan pak Dipta"
Indri tersenyum saat Dipta menatap sepenuhnya padanya "Saya gak kenal, tolong di urus" ucap Dipta dingin sebelum berlalu meninggalkan Indri yang mematung kehilangan senyumannya.
Indri hanya menurut saat pihak keamanan membawanya keluar, sayup-sayup ia mendengar suara mbak front office yang terdengar menggerutu "Kasian, obsesinya ketinggian"
*****
Indri diterpa kegugupan, duduk berdua bersama Papa nya menimbulkan kecanggungan. Masuk akal memang, bertahun-tahun lamanya mereka tak menjalin komunikasi, maka ketika berada di hadapan Papanya Indri merasa tak tahu harus memulai darimana.
"Apa kabar Pa?" Indri memutuskan bertanya lebih dulu, sebagai anak ia tahu harus mengalah.
Sang Papa tersenyum bahagia "Papa bahagia, sekarang bisa lihat kamu langsung di hadapan Papa"
KAMU SEDANG MEMBACA
Yes, I Will. (Lengkap)
Literatura Feminina#Mahendra Series mereka dipertemukan atas sebuah alasan dan Indri rasanya ingin mengutuk Tuhan saat tahu alasan kenapa Tuhan membawa Dipta ke dalam hidupnya. Indri kembali terluka bahkan dengan alasan yang sama, mungkin Tuhan sebenci itu padanya ia...